Surau.co. Dalam tradisi pendidikan Islam, para pelajar selalu menjadikan penguasaan bahasa Arab sebagai kunci utama untuk memahami Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad ﷺ. Di antara berbagai cabang ilmu bahasa Arab, ilmu nahwu (gramatika) menempati posisi sentral karena mengatur perubahan harakat akhir kata dan susunan kalimat. Oleh sebab itu, para ulama terus menyusun berbagai matan atau ringkasan agar pelajar mudah mempelajari ilmu yang sangat fundamental ini. Di antara karya yang paling populer adalah Kitab Al-Imrithi. Karya ini, yang disusun dalam bentuk nazham (syair), telah menjadi pegangan wajib di banyak pesantren dan madrasah tradisional, terutama bagi pemula.
Kitab Al-Imrithi tidak hanya menghimpun kaidah tata bahasa, tetapi juga menghadirkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan. Melalui format syair, para pelajar bisa menghafal dan mempelajari kaidah nahwu yang kompleks dengan lebih mudah. Artikel ini mengulas Kitab Al-Imrithi dari perspektif ilmu nahwu, mulai dari biografi pengarangnya, struktur pembahasannya, cakupan ilmunya, hingga signifikansinya dalam pendidikan bahasa Arab. Pembahasan ini tetap fokus pada aspek praktis dan ilmiahnya tanpa memasukkan makna filosofis berlebihan.
Mengenal Syekh Syarafuddin Yahya al-Imrithi: Penyusun Nazham Nahwu
Syekh Syarafuddin Yahya bin Musa bin Ramadhan al-Imrithi al-Azhari berasal dari Imrit, Mesir. Beliau menjadi salah satu ulama produktif pada abad ke-9 Hijriah (sekitar abad ke-15 Masehi). Selain menguasai fikih mazhab Syafi’i, beliau juga dikenal sebagai pakar dalam ilmu nahwu dan sharaf. Karena itu, kemampuannya dalam menggabungkan ketelitian ilmu bahasa dan keindahan susunan syair membuat Kitab Al-Imrithi sangat membantu para pelajar.
Beliau menyusun nazham ini dengan tujuan menyederhanakan kaidah-kaidah nahwu yang terdapat dalam kitab-kitab induk, terutama Al-Ajurrumiyyah. Beliau merangkum sekaligus menjelaskannya dengan gaya yang lebih mudah dihafal. Dengan cara itu, beliau memberikan kontribusi besar dalam memfasilitasi pembelajaran nahwu bagi generasi Muslim berikutnya.
Struktur dan Sistematika: Nazham yang Runut dan Komprehensif
Kitab Al-Imrithi terdiri dari sekitar 254 bait syair. Karya ini merupakan syarah (penjelasan) dari Matan Al-Ajurrumiyyah karya Ibnu Ajurrum. Dengan demikian, Al-Imrithi bukan sekadar meringkas, tetapi juga mengembangkan dan menjelaskan kaidah dasar nahwu dengan lebih puitis.
Sistematika pembahasannya mengikuti urutan bab dalam Al-Ajurrumiyyah. Penyajiannya dimulai dari definisi kalam, pembagian kalimah (isim, fi’il, dan huruf), lalu berlanjut pada i’rab dan bina’, hingga pembahasan berbagai bab lanjutan. Setiap bab beliau uraikan dalam beberapa bait, sehingga para pelajar bisa menghafal dan memahami kaidah secara bertahap dengan urutan yang rapi.
Cakupan Ilmu Nahwu: Gerbang Awal Memahami Bahasa Arab
Kitab Al-Imrithi mencakup seluruh aspek dasar ilmu nahwu yang sangat penting untuk para pemula. Pembahasan dimulai dari definisi fundamental tata bahasa lalu bergerak menuju topik yang lebih kompleks.
Bab Kalam dan Kalimah
Syekh al-Imrithi membuka pembahasan dengan definisi kalam, yaitu susunan kata yang sempurna dan memberi faidah. Beliau lalu membagi kalimah menjadi tiga jenis utama: isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf (partikel). Pemahaman bab ini menjadi langkah awal untuk menganalisis kalimat Arab secara benar.
Pentingnya memahami bahasa Arab ditegaskan melalui banyak dalil, di antaranya firman Allah dalam Surah Az-Zukhruf ayat 3:
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu memahaminya.”
Ayat ini menjelaskan bahwa pemahaman Al-Qur’an sangat erat kaitannya dengan penguasaan bahasa Arab, sedangkan ilmu nahwu menjadi salah satu alat utamanya.
Bab I’rab dan Bina’
Selanjutnya, Syekh al-Imrithi menguraikan i’rab (perubahan harakat akhir kata) dan bina’ (tetapnya akhir kata). Beliau menjelaskan jenis-jenis i’rab—rafa’, nashab, khafadh/jar, dan jazm—beserta tanda-tandanya.
بِالرَّفْعِ وَالنَّصْبِ وَخَفْضٍ وَجَزْمِ ** فَرِّقْ تُفَرِّقْ مَا بَيْنَ الْإِسْمِ وَفِعْلِ الْكَلِمِ
“Dengan rafa’, nashab, khafadh, dan jazm, bedakanlah; engkau akan dapat membedakan antara isim dan fi’il dalam kalimah.”
Bait ini menegaskan bahwa i’rab memainkan peran vital dalam menentukan fungsi kata dan makna kalimat. Tanpa memahami i’rab, seseorang mudah salah memaknai teks Arab.
Bab Marfu’at, Manshubat, dan Majrurat
Kemudian, beliau merinci bab-bab seperti marfu’at, manshubat, dan majrurat, mencakup fa’il, naibul fa’il, mubtada’, khabar, maf’ul bih, hal, tamyiz, mudhaf ilaih, dan banyak lainnya. Masing-masing dibahas secara ringkas namun jelas, sehingga pelajar bisa membangun pemahaman gramatikal yang kokoh.
Gaya Bahasa dan Kekuatan Pedagogis Al-Imrithi
Gaya penyusunan syair membuat Kitab Al-Imrithi sangat digemari. Melalui syair yang berima, Syekh al-Imrithi mengubah pembelajaran nahwu—yang sering dianggap rumit—menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kekuatan pedagogisnya tampak pada:
-
kemudahan hafalan,
-
keringkasan kaidah,
-
sistematika yang sangat teratur.
Selain itu, banyak ulama memuji metode beliau. Syekh Ahmad Zaini Dahlan dalam Fath Rabbil Bariyyah ‘ala Nadhm al-Ajurrumiyyah menegaskan:
وَهُوَ مِنْ أَعْظَمِ الْمَتُونِ الْمُبْتَدَأَةِ فِي النَّحْوِ، وَقَدْ لَقِيَ قَبُولًا عَظِيمًا عِنْدَ الْمُبْتَدِئِينَ، لِسُهُولَةِ لَفْظِهِ وَحُسْنِ نَظْمِهِ.
“Nazham ini termasuk matan permulaan yang paling agung dalam nahwu. Ia mendapatkan penerimaan besar di kalangan pemula karena lafaznya mudah dan susunan syairnya indah.”
Penilaian tersebut menunjukkan betapa besar peran Al-Imrithi dalam memudahkan pembelajaran nahwu.
Resepsi dan Signifikansi Kitab Al-Imrithi di Dunia Islam
Selama berabad-abad, Kitab Al-Imrithi mendapat sambutan luar biasa di berbagai lembaga pendidikan Islam—terutama pesantren dan madrasah tradisional. Kitab ini bahkan memunculkan banyak syarah (penjelasan) dan hasyiyah (catatan), yang membantu memperluas pemahamannya.
Lebih dari itu, kitab ini menjadi jembatan bagi pelajar menuju karya nahwu tingkat lanjut seperti Alfiyah Ibnu Malik atau Qathr an-Nada. Dengan fondasi kuat dari Al-Imrithi, para pelajar lebih siap menghadapi materi nahwu yang lebih kompleks.
Penutup: Warisan yang Mencerahkan Pemahaman
Kitab Al-Imrithi menjadi warisan ilmiah yang sangat berharga dalam ilmu nahwu. Melalui nazham yang ringkas, indah, dan tersusun rapi, Syekh Syarafuddin Yahya al-Imrithi berhasil menyediakan alat pembelajaran yang efektif bagi siapa pun yang ingin menguasai tata bahasa Arab. Pemahaman Al-Imrithi membuka pintu gerbang menuju pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada Syekh al-Imrithi atas jasanya yang luar biasa. Semoga kita dapat terus menimba ilmu dari karya ini agar mampu memahami ajaran Islam dengan benar dan penuh keberkahan.
Gerwin Satria N
Pegiat literasi Iqro’ University Blitar
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
