Khazanah
Beranda » Berita » Pelajaran Berharga dari Tepi Jalan: Syukur atas Nikmat yang Sering Terlupa

Pelajaran Berharga dari Tepi Jalan: Syukur atas Nikmat yang Sering Terlupa

Pelajaran Berharga dari Tepi Jalan: Syukur atas Nikmat yang Sering Terlupa
Pelajaran Berharga dari Tepi Jalan: Syukur atas Nikmat yang Sering Terlupa

 

SURAU.CO – Ada kalanya Allah mengajarkan kita tentang syukur bukan melalui mimbar, bukan melalui kitab tebal, dan bukan pula dari nasihat seorang ulama.

Terkadang, pelajaran itu hadir dalam momen sederhana—seperti ketika seseorang berhenti di tepi jalan, mengambil air dari sumber yang mengalir di tengah alam, dan menyadari betapa besarnya nikmat yang Allah titipkan dalam hidup ini.

Terlihat beberapa orang berhenti sejenak dari aktivitas mereka. Ada yang mengisi air, ada yang menunggu dengan sabar di atas motor, ada pula yang sekadar memperhatikan dengan tenang. Tidak ada kemewahan, tidak ada pencitraan, hanya kehidupan apa adanya. Tetapi justru dari kesederhanaan inilah lahir pelajaran yang dalam.

Nikmat Air yang Sering Kita Anggap Biasa

“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al-Anbiya: 30)

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Air adalah nikmat terbesar yang sering kita remehkan. Selama mengalir di keran rumah, kita lupa bahwa di luar sana banyak orang harus mencari, mengangkat, dan menempuh jarak untuk mendapatkan beberapa liter air bersih.

Melihat mereka yang mengisi galon di tepi jalan, kita seolah diingatkan:
Betapa banyak kemudahan yang kita nikmati tanpa pernah mensyukurinya.

Kebersamaan dalam Kesederhanaan

Mereka tidak saling mengenal pun tidak mengapa; namun rasa gotong royong dan saling membantu itu tetap terjaga. Beginilah fitrah manusia: lebih dekat dengan kebaikan saat hidup sederhana.

Di zaman ketika banyak orang larut dalam dunia digital, lupa menyapa tetangga, lupa menolong sekitar, momen seperti ini kembali mengingatkan kita bahwa:

Kebahagiaan bukan soal kemewahan, tetapi soal kebersamaan dan saling peduli.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

Perjalanan Hidup Tidak Selalu Mulus

Motor yang diparkir, jalanan kecil yang basah, rumput yang lebat—semuanya mengajarkan satu hal:

Hidup ini bukan selalu tentang jalan mulus yang bebas hambatan.
Adakalanya kita berhenti, adakalanya kita membutuhkan pasokan ulang, adakalanya kita harus turun dari kendaraan dan berusaha.

Begitulah iman. Kadang naik, kadang turun. Kadang kuat, kadang perlu diisi kembali agar tetap hidup.

Mengambil Pelajaran dari Alam

Pepohonan yang rindang dan suasana hijau dalam memberi pesan lembut:

Alam selalu bertasbih kepada Allah, sementara manusia sering lalai.

Meneladani Seni Hidup Imam Nawawi: Kunci Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Daun-daun itu tidak pernah menolak perintah Allah. Air itu tidak pernah berhenti mengalir kecuali dengan izin-Nya. Lalu bagaimana dengan kita, manusia yang diberi akal dan hati?

Sudahkah kita memaksimalkan syukur atas nikmat-nikmat yang sederhana ini?

Syukur Itu Bukan Menunggu Nikmat Besar

Syukur bukan hanya ketika membeli rumah baru, kendaraan baru, atau mendapatkan rezeki besar.

Dan Syukur itu kadang hadir:

saat menemukan mata air di tepi jalan,
saat keluarga sehat,

saat motor menyala dengan baik,
saat hujan turun tepat waktu,

atau saat Allah masih memberi kita kesempatan bernapas hari ini.

Allah berfirman:

“Jika kalian bersyukur, pasti Aku tambahkan nikmat untuk kalian.”
(QS. Ibrahim: 7)

Penutup: Jadilah Hamba yang Mudah Bersyukur

Sesederhana ini mengajarkan satu pesan besar:

Syukur tidak harus menunggu kaya, tidak menunggu mapan, dan tidak menunggu sempurna.
Syukur bisa dilakukan sekarang—di mana pun kita berada.

Karena sejatinya, setiap detik hidup kita adalah nikmat yang tidak pernah habis jika dihitung.

 


Selamat! Menteri Agama Raih Top GPR Figure Award 2025

Kebanggaan untuk Kementerian Agama! Menteri Agama, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., berhasil meraih penghargaan Top GPR Figure Award 2025 dalam ajang 5th Top Government Public Relation Award 2025.

Penghargaan ini merupakan pengakuan atas peran sentral dan kontribusi beliau sebagai figur pemimpin dalam membangun komunikasi publik yang efektif, inspiratif, dan transparan di lingkungan Kemenag.

Terima kasih atas dedikasi Bapak Menteri! Kami terus berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement