SURAU.CO. Umat Islam menganjurkan amalan berlomba-lomba dalam kebaikan atau Fastabiqul khairat. Kita menyebut anjuran berlomba-lomba dalam kebaikan sebagai Fastabiqul khairat dalam bahasa Arab. Amalan Fastabiqul khairat akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang kelak di akhirat. Orang yang beriman memiliki ciri melaksanakan Fastabiqul khairat. Setiap Muslim mengamalkan Fastabiqul khairat untuk mencapai keimanan yang sempurna. Fastabiqul Khairat adalah landasan etis untuk terus memperbaiki diri dan niat, serta memastikan perbuatan baik berdampak nyata melalui manajemen dan sistem yang baik.
Frasa populer “Mari Berlomba Dalam Kebaikan” berasal dari Al-Qur’an. Orang-orang juga mengenalnya dalam bahasa Arab sebagai “Fastabiqul Khairat”. Ini adalah prinsip etis dan moral yang penting dalam Islam. Prinsip ini mendorong umat manusia untuk aktif berkompetisi dalam berbuat baik. Secara khusus, prinsip ini memotivasi umat Muslim untuk melakukan amal saleh. Umat Muslim berlomba-lomba memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Konsep ini menekankan pentingnya inisiatif dalam berbuat kebajikan. Konsep tersebut juga menyoroti pentingnya kecepatan dalam melakukannya. Selain itu, konsep ini menekankan ketulusan dalam melakukan perbuatan baik. Prinsip ini mengajarkan kita agar menghindari sikap pasif atau menunda-nunda kebajikan.
Makna dan tujuan ini mengajarkan seseorang agar tidak menunggu orang lain berbuat baik terlebih dahulu. Seseorang menjadi pelopor dalam melakukan kebajikan. Prinsip ini menciptakan semangat kompetisi yang sehat. Setiap orang termotivasi untuk melampaui orang lain dalam hal kebaikan. Setiap orang tidak bersaing dalam hal duniawi. Prinsip ini bersifat universal meskipun berasal dari teks agama. Prinsip ini menekankan bahwa melakukan kebaikan adalah tujuan hidup yang mulia bagi siapa saja. Orang-orang menggunakan frasa ini seringkali dalam ceramah agama dan motivasi. Frasa ini menjadi pengingat untuk memanfaatkan waktu dan sumber daya. Orang-orang memanfaatkan waktu dan sumber daya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Filosofi
Filosofi “Mari Berlomba Dalam Kebaikan” (Fastabiqul Khairat) mendorong umat manusia.Prinsip hidup ini mengajarkan kita untuk selalu terdepan dalam kebajikan.Konsep tersebut menginstruksikan setiap orang agar unggul dalam berbuat baik. Kita harus menjadi yang terbaik saat melakukan berbagai kebajikan. Fastabiqul Khairat mewajibkan umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Umat Islam mengejar kebaikan atau fastabiqul khairat. Perbuatan baik akan mendatangkan amalan yang terbaik. Seorang Mukmin memanfaatkan waktunya untuk berbuat kebajikan. Dia berlomba-lomba dalam kebajikan. Allah Ta’ala membalas perbuatan baik meskipun sebesar zarah.
- Persaingan Sehat: Ini adalah ajakan untuk berkompetisi secara positif. Perlombaan ini bukan untuk mengungguli orang lain demi kepentingan duniawi, melainkan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia.
- Optimalisasi Waktu dan Energi: Filosofi ini mengajarkan agar waktu dan energi tidak terbuang sia-sia untuk hal-hal negatif atau maksiat. Sebaliknya, waktu harus diisi dengan perbuatan baik secara terencana dan terstruktur.
- Inisiatif dan Produktivitas: Umat didorong untuk menjadi proaktif dalam berbuat baik, tidak menunggu atau menunda-nunda kesempatan untuk melakukan amal saleh, seperti bersedekah, menolong sesama, atau menyebarkan ilmu.
- Pengujian Keimanan: Adanya keragaman di dunia ini adalah bagian dari ujian Tuhan. Perintah untuk berlomba dalam kebaikan adalah cara Tuhan menguji siapa di antara manusia yang paling optimal dalam beramal saleh.
Tujuan
Tujuan utama dari anjuran “Mari Berlomba Dalam Kebaikan” (atau fastabiqul khairat) adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Ini merupakan perintah agama yang mendorong umat manusia untuk menjadi yang terdepan dan terbaik dalam melakukan amal saleh. Berlomba dalam kebaikan atau fastabiqul khairat memiliki makna yang luas. Itu akan melahirkan amalan yang terbaik. Seorang Mukmin akan terpacu memanfaatkan waktunya untuk berbuat kebajikan. Sebesar apa pun itu, meskipun seberat zarah, Allah Ta’ala akan membalasnya.
- Mendapatkan ridho dan pahala dari Allah SWT: Setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus akan dicatat dan dihargai, mendatangkan keuntungan spiritual yang besar.
- Optimalisasi waktu dan kesempatan: Waktu dan kesempatan di dunia terbatas, sehingga dengan berlomba dalam kebaikan, seseorang akan memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang produktif dan diridhai, menghindari penyesalan di kemudian hari.
- Meningkatkan kualitas diri: Berlomba dalam kebaikan mendorong individu untuk terus memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan menjadi pribadi yang lebih baik (berakhlakul karimah).
- Menjadi teladan bagi orang lain: Ketika seseorang aktif dalam kebaikan, tindakannya dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain di sekitarnya untuk ikut berbuat baik, menciptakan lingkungan sosial yang lebih positif.
- Mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental: Berbuat baik dan menolong sesama dapat melepaskan hormon oksitosin yang memberikan perasaan tenang, bahagia, dan mengurangi tingkat stres.
Kesimpulan, berlomba dalam kebaikan adalah cara untuk menguji manusia dalam menjalankan perintah-Nya dan mencapai tujuan hidup yang hakiki, yaitu kembali kepada Allah dengan bekal amal yang terbaik. (mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
