Ibadah
Beranda » Berita » Makanan Hati Dzikir Kepada Allah

Makanan Hati Dzikir Kepada Allah

Makanan Hati Dzikir Kepada Allah
Makanan Hati Dzikir Kepada Allah

SURAU.CO. Dzikir kepada Allah adalah “makanan” bagi hati dan ruh, yang berfungsi menghidupkan, menenangkan, dan membersihkannya. Seperti tubuh membutuhkan makanan pokok untuk hidup, hati membutuhkan dzikir agar tidak mati karena lalai. Dzikir memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan kekuatan iman, serta membantu menghilangkan kesedihan dan kegelisahan. Dzikir bukan sekedar ritual tambahan, melainkan kebutuhan primer yang menopang kesehatan dan kebahagiaan jiwa manusia di dunia dan akhirat, sebagaimana makanan fisik menopang raga. Secara ringkas, dzikir adalah sumber kehidupan dan kekuatan rohani bagi hati, yang tanpanya hati akan “mati” secara spiritual.

Manfaat dzikir untuk hati:

  • Menghidupkan dan menenangkan hati: Dzikir membuat hati menjadi hidup, lembut, dan tenang, serta melapangkan dada.
  • Membersihkan hati: Dzikir dapat membersihkan hati dari “karat” berupa kelalaian dan hawa nafsu.
  • Menghilangkan kesedihan: Dzikir membantu menghilangkan kesedihan, kegelisahan, dan kegundahan.
  • Meningkatkan kedekatan dengan Allah: Semakin sering berdzikir, semakin dekat seseorang dengan Allah dan merasa selalu diawasi-Nya.
  • Memberikan ketenangan jiwa: Dzikir dapat memberikan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, dan kegembiraan yang mendalam.

Cara dzikir menjadi makanan hati:

  • Dzikir adalah nutrisi: Dzikir memberikan nutrisi yang dibutuhkan hati untuk sehat dan kuat. Hati yang sehat akan merasakan kenikmatan dzikir dan mampu menyerap manfaatnya.
  • Dzikir adalah obat: Dzikir berfungsi sebagai obat bagi hati yang mungkin telah mengeras akibat kelalaian.
  • Dzikir adalah ibadah ringan dengan pahala besar: Seseorang melakukan dzikir sebagai ibadah yang sangat mudah namun memiliki keutamaan yang sangat besar, termasuk menghidupkan hati dan menjauhkan dari perbuatan keji.

Filosofi

Filosofi dzikir sebagai “makanan hati” adalah perumpamaan bahwa seperti halnya tubuh membutuhkan makanan fisik untuk bertahan hidup dan berfungsi, hati (sebagai pusat spiritual dan emosional dalam Islam) membutuhkan dzikir (mengingat Allah) sebagai nutrisi esensial untuk kehidupannya, ketenangan, dan kekuatannya.

  • Dzikir adalah Sumber Kehidupan Hakiki: Tanpa dzikir, hati diibaratkan jasad tanpa jiwa, kehilangan kehidupan spiritualnya yang hakiki. Hati menjadi sakit, keras, dan mudah dipengaruhi oleh penyakit spiritual seperti iri, dengki, dan kegelisahan.
  • Penetram dan Penguat Hati: Fungsi utama makanan adalah memberikan energi dan kekuatan. Demikian pula, dzikir memberikan kekuatan spiritual, keyakinan, dan keteguhan pada hati. Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS Ar-Ra’d [13]: 28) yang artinya, “…Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
  • Membersihkan dan Menyehatkan Hati: Dzikir berfungsi sebagai pembersih dari noda dosa, kekhawatiran duniawi, dan sifat-sifat negatif. Ini membantu hati menjadi lebih lembut, ikhlas, dan sabar, membebaskannya dari penyakit dan kegelisahan.
  • Menjaga Koneksi dengan Sang Pencipta: Makanan menghubungkan kita dengan sumber nutrisi. Dzikir menghubungkan hamba dengan Allah SWT, memastikan kesadaran akan kehadiran-Nya di mana saja dan kapan saja (dzikir dalam arti luas).
  • Membedakan Hati yang Hidup dan Mati: Orang yang berdzikir di tengah kelalaian orang lain seperti orang yang hidup di antara orang-orang yang mati. Ini menunjukkan bahwa kehidupan spiritual sejati berasal dari kesadaran akan Allah yang terus-menerus.

Tujuan

Tujuan dzikir kepada Allah adalah untuk memberi ‘makanan’ bagi hati agar hidup dan tenang, menghubungkan diri dengan Allah, serta mendapatkan ketenangan batin, kebahagiaan, dan ampunan. Dzikir juga berfungsi sebagai penguat keimanan dan keteguhan hati, menjauhkan diri dari perbuatan keji, dan meningkatkan kualitas ibadah.

Tujuan utama dzikir

  • Menghidupkan hati dan jiwa: Dzikir dianggap sebagai makanan pokok bagi hati dan ruh. Tanpa dzikir, hati bagaikan jasad yang kehilangan makanan pokoknya sehingga tidak dapat hidup.
  • Mendekatkan diri kepada Allah: Dzikir adalah cara efektif untuk selalu terhubung dengan Allah. Semakin sering berdzikir, semakin merasa dekat dengan-Nya, yang membawa ketenangan dan kebahagiaan hakiki.
  • Menghadirkan ketenangan: Dzikir dapat menenangkan hati dan pikiran yang gelisah akibat stres dan kecemasan, serta membuat seseorang merasa lebih damai dan puas.
  • Memperoleh ampunan dan pahala: Allah menjanjikan ampunan dan pahala yang sangat besar bagi orang yang banyak berdzikir.
  • Menguatkan keimanan: Dzikir berfungsi menjaga dan memperkuat keimanan seseorang, terutama di tengah godaan dan cobaan hidup.

Tujuan dzikir lainnya

  • Menjauhkan dari maksiat: Dengan menjaga lisan tetap basah dengan dzikir, seseorang akan lebih terjaga dari perkataan sia-sia, kebathilan, dan perbuatan keji atau mungkar.
  • Meningkatkan kualitas ibadah: Dzikir sangat erat kaitannya dengan ibadah lain, seperti salat, sehingga dapat meningkatkan kualitasnya secara keseluruhan.
  • Menumbuhkan rasa cukup: Dengan menyadari bahwa segala daya dan kekuatan hanya datang dari Allah, dzikir menumbuhkan rasa cukup dan membuat seseorang lebih bersyukur di segala situasi.

Kesimpulan

Kesimpulan utama dari perumpamaan dzikir sebagai “makanan hati” adalah bahwa hati manusia membutuhkan dzikir kepada Allah SWT untuk dapat hidup, merasa tenteram, dan berfungsi secara spiritual, sama seperti tubuh yang membutuhkan makanan fisik untuk bertahan hidup. Tanpa dzikir, hati akan menjadi layu, keras, sakit, dan gelisah. Dzikir berfungsi sebagai nutrisi esensial yang memberikan berbagai manfaat vital:

  • Ketenangan Jiwa: Dzikir adalah sumber ketenangan batin yang paling efektif. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
  • Kekuatan Spiritual: Dzikir memperkuat keyakinan dan keteguhan hati kepada Allah, membantu melawan godaan setan, serta meningkatkan kualitas iman dan ibadah.
  • Pembersih Dosa: Memperbanyak dzikir dapat membantu menghapus dosa dan meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah.
  • Kedekatan dengan Allah: Tujuan utama dzikir adalah untuk senantiasa terhubung dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, yang merupakan puncak pencapaian spiritual.
  • Terapi Mental dan Fisik: Di luar aspek spiritual, dzikir juga berfungsi sebagai terapi yang dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan bahkan berdampak positif pada kesehatan fisik dengan menurunkan hormon kortisol.

(mengutip dari berbagai sumber)

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement