Surau.co. Bahasa Arab menyimpan keindahan struktural yang memukau, terutama pada unsur isim atau kata benda yang menjadi pondasi kalimat. Kitab Mulakhhas Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah karya Syekh Fuad Ni’mah menyajikan pembahasan sistematis tentang struktur, jenis, dan perubahan i’rab isim, menjadikannya rujukan utama bagi pemula hingga mahasiswa.
kitab ini membagi pembahasan isim menjadi bab khusus yang dilihat dari i’rab dan bina’. Memudahkan pemahaman tentang bagaimana kata benda berubah fungsi dalam kalimat. Artikel ini mengajak pembaca menjelajahi dunia isim secara ringan namun mendalam, dengan fokus pada kaidah-kaidah praktis dari kitab tersebut, dilengkapi contoh dari Al-Qur’an untuk memperjelas penerapannya.
Memahami isim tidak hanya penting bagi pelajar bahasa Arab, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menggali keajaiban Al-Qur’an dan hadits. Syekh Fuad Ni’mah menyusun materi secara bertahap, mulai dari pengertian dasar hingga aplikasi i’rab. Dengan pendekatan ini, kita akan melihat bagaimana isim menjadi elemen hidup dalam bahasa suci, membentuk makna yang tepat dan indah.
Pengertian Isim dan Pembagian Berdasarkan I’rab serta Bina’
Syekh Fuad Ni’mah mendefinisikan isim sebagai kata yang merujuk pada makna tertentu tanpa keterangan waktu. mencakup orang, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, atau sifat. Kitab Mulakhhas membagi isim dilihat dari i’rab dan bina’ menjadi dua kelompok utama: isim mu’rab dan isim mabni. Isim mu’rab mengalami perubahan akhir kata sesuai kedudukan dalam kalimat, sementara isim mabni tetap pada bentuk tetapnya.
Pembagian ini menjadi fondasi pembelajaran, karena membantu memahami dinamika kalimat Arab. Contohnya, dalam QS. Al-Ikhlas ayat 1:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
Kata اللَّهُ marfu’ dengan tanda dhammah sebagai mubtada’, menunjukkan isim mu’rab yang fleksibel. Syekh Fuad Ni’mah menekankan bahwa pemahaman ini krusial untuk mengi’rab kalimat dengan benar.
Selanjutnya, kitab ini menjelaskan bahwa isim mu’rab mendominasi kalimat sehari-hari, sementara mabni lebih terbatas. Pendapat Ibn Hisham dalam Mughni al-Labib memperkuat:
الْإِسْمُ الْمُعْرَبُ يَتَغَيَّرُ آخِرُهُ بِتَغَيُّرِ مَحَلِّهِ
“Isim mu’rab akhirnya berubah mengikuti perubahan kedudukannya.”
Penjelasan ini memperjelas mengapa kitab Mulakhhas menjadi rujukan andal.
Struktur Isim: Isim Mu’rab dan Ciri-Cirinya
Kitab Mulakhhas Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah membahas struktur isim mu’rab secara rinci, yang akhirnya berubah sesuai i’rab: rafa’ (dhammah), nashab (fathah), jar (kasrah). Isim mu’rab shahih akhir memiliki struktur lengkap, seperti كِتَابٌ (buku) yang bisa menjadi كِتَابًا atau كِتَابٍ. Struktur ini memungkinkan fleksibilitas dalam kalimat.
Syekh Fuad Ni’mah mengklasifikasikan isim mu’rab berdasarkan bina’: shahih akhir, maqsur (berakhiran alif), manqus (berakhiran ya’), mamdud (berakhiran alif mamdudah). Contoh rafa’ dalam QS. Al-Baqarah ayat 263:
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى
“Perkataan yang ma’ruf dan pemaafan lebih baik daripada sedekah yang diikuti azab.”
قَوْلٌ marfu’ sebagai mubtada’ dengan dhammah, mencontohkan struktur shahih akhir.
Kitab ini menekankan latihan mengi’rab untuk menguasai struktur ini. Imam Asy-Suyuthi dalam Al-Asybah wan Nazhair menambahkan:
الْمُعْرَبُ الصَّحِيحُ الْآخِرِ يَقْبَلُ جَمِيعَ الْإِعْرَابَاتِ
“Mu’rab shahih akhir menerima semua i’rab.”
Pandangan ini melengkapi penjelasan Syekh Fuad Ni’mah, memperkaya pemahaman struktur isim.
Jenis Isim: Pembagian Berdasarkan Bina’ dan Jumlah
Syekh Fuad Ni’mah mengklasifikasikan jenis isim berdasarkan bina’ menjadi shahih akhir dan ghair shahih akhir (maqsur, manqus, mamdud). Isim shahih akhir sempurna strukturnya, sementara ghair shahih terbatas i’rabnya. Selain itu, kitab membagi berdasarkan jumlah: mufrad (tunggal), tatsniyah (dwi), jamak (mudzakar salim, muannats salim, taksir).
Contoh jamak mudzakar salim dalam QS. Al-Mu’minun ayat 1:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang mukmin.”
الْمُؤْمِنُونَ manshub sebagai fa’il dengan alif sebagai tanda nashab jamak mudzakar salim. Kitab Mulakhhas menyoroti jenis ini untuk memahami pluralitas dalam Al-Qur’an.
Ibnu Aqil dalam Syarh Alfiyah menjelaskan:
الْجَمْعُ الْمُذَكَّرُ السَّالِمُ وَاوُهُ رَفْعٌ أَلِيفُهُ نَصْبٌ يَاءُهُ جَرٌّ
“Jamak mudzakar salim: wawu untuk rafa’, alif untuk nashab, ya untuk jar.”
Klasifikasi ini memperkuat pembahasan jenis isim dalam kitab Syekh Fuad Ni’mah.
Perubahan I’rab pada Isim Mu’rab: Rafa’, Nashab, dan Jar
Perubahan i’rab menjadi inti pembahasan Mulakhhas Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah. Rafa’ ditandai dhammah atau nun, sebagai mubtada’, fa’il, atau khabar. Nashab dengan fathah sebagai maf’ul, hal, atau tamyiz. Jar dengan kasrah sebagai majrur setelah huruf jar atau mudhaf ilaih.
Contoh rafa’ dan nashab dalam QS. Al-Anfal ayat 41:
يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَّقَى الْجَمْعَانِ
“Pada hari Furqan, hari dua golongan bertemu.”
الْجَمْعَانِ marfu’ sebagai fa’il dengan alif tatsniyah. Syekh Fuad Ni’mah menjelaskan perubahan ini melalui contoh sistematis.
Hadits Rasulullah ﷺ riwayat Bukhari:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Shalatlah sebagaimana kamu lihat aku shalat.”
رَأَيْتُمُونِي manshub sebagai maf’ul dengan ya nun. Penjelasan kitab ini memudahkan mengi’rab teks agama.
Isim Mabni: Jenis dan Karakteristik Tetapnya
Syekh Fuad Ni’mah membahas isim mabni yang tidak berubah i’rab, meliputi isim yang ditasydid, isim lima (أَبٌ, أَخٌ, حَمٌ, فَمٌ, ذُو), asmaul isyarat, maushul, dan lainnya. Isim lima mabni ‘alaihim fath (rafa’ dan nashab), jar dengan kasrah muqaddarah.
Contoh isim lima dalam QS. Al-Baqarah ayat 177:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke timur dan barat itu birr.”
وُجُوهَكُمْ dari وَجْهٌ (isim lima) manshub. Kitab menekankan mabni untuk menghindari kesalahan i’rab.
Syaikh Az-Zajjaji dalam Al-Jumal menyatakan:
الْأَسْمَاءُ الْخَمْسَةُ مَبْنِيَّةٌ عَلَى الْفَتْحِ فِي الرَّفْعِ وَالنَّصْبِ
“Isim lima mabni pada fath untuk rafa’ dan nashab.”
Ini melengkapi kaidah mabni dalam Mulakhhas.
Aplikasi Isim dalam Al-Qur’an: Contoh Praktis I’rab
Al-Qur’an penuh contoh isim dari Mulakhhas Qawaid.
وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
“Dan matahari serta pohon-pohon sujud (kepada-Nya).” (QS. Ar-Rahman ayat 6)
النَّجْمُ marfu’ mubtada’, الشَّجَرُ marfu’ ma’thuf. Perubahan ini menunjukkan keindahan i’rab isim.
Hadits riwayat Muslim:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya.”
الْمُسْلِمُونَ marfu’ maf’ul mutlaq. Kitab Syekh Fuad Ni’mah menggunakan contoh serupa untuk latihan.
Penutup
Pembahasan mengenai isim dalam Mulakhhas Qawaid al-Lughah al-‘Arabiyyah memperlihatkan betapa pentingnya kata benda dalam membangun struktur kalimat yang kokoh dan bermakna. Kitab karya Syekh Fuad Ni‘mah ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga membantu pembaca memahami fungsi isim secara aplikatif melalui contoh-contoh Al-Qur’an, hadits, dan rujukan ulama.
Dengan memahami isim dan dinamika i‘rabnya, kita dapat memahami teks-teks agama dengan lebih akurat. Setiap perubahan akhir kata mengandung pesan gramatikal yang menguatkan makna, dan kitab Mulakhhas memberikan pijakan yang sistematis untuk memahaminya. Ketika kita mampu mengenali fungsi rafa’, nashab, dan jar, serta membedakan antara isim mu‘rab dan mabni, maka perjalanan memahami bahasa wahyu akan semakin mudah dan menyenangkan.
*Gerwin Satria N
Pegiat literasi Iqro’ University Blitar
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
