SURAU.CO. Umat Muslim meyakini bahwa Allah SWT telah menetapkan semua yang terjadi di alam semesta sebelum semuanya terjadi. Allah SWT menetapkan dan mengatur semua kejadian, baik atau buruk, di alam semesta ini. Ini adalah bagian dari rukun iman dan mencakup empat tingkatan takdir: ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, penulisan di Lauhul Mahfuzh, kehendak-Nya yang tak terbatas, serta penciptaan oleh-Nya.
Meyakini bahwa Allah adalah Pengatur, Penentu, dan Penjaga seluruh sistem kehidupan. Umat Islam menyadari bahwa Allah telah menetapkan dan menulis segala kejadian, termasuk kehidupan manusia, di Lauh Mahfudz. Iman kepada takdir Allah sangat penting dan menyempurnakan keimanan seorang hamba kepada Allah, termasuk penyempurna tauhid.
Makna dan tingkatan takdir : meyakini bahwa Allah mengetahui segalanya sebelum terjadi, termasuk apa yang akan terjadi di masa depan. Mengimani bahwa Allah telah menuliskan semua ketetapan dan kejadian di Lauhul Mahfuzh. Meyakini bahwa tidak ada yang terjadi kecuali atas kehendak dan izin-Nya. Meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Manfaat beriman kepada takdir : Keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah mengurangi kegelisahan dan kekhawatiran. Saat tertimpa musibah, seseorang akan bersabar dan mengharap pahala dari Allah. Saat mendapatkan nikmat, seseorang akan bersyukur dan menyadari bahwa itu adalah karunia dari Allah. Seseorang yang beriman tidak akan sombong karena menyadari bahwa semua pencapaian berasal dari Allah. Beriman pada takdir tidak meniadakan ikhtiar atau usaha. Agama menganjurkan seorang muslim untuk berusaha sebaik mungkin dan berdoa kepada Allah.
Tujuan beriman kepada takdir Allah
Tujuan beriman kepada takdir Allah adalah untuk memperoleh ketenangan hati, meningkatkan keimanan dan kesabaran, serta melahirkan sikap optimisme dan rasa syukur. Keyakinan ini membantu seseorang untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian, tidak mudah putus asa, dan menjauhkan diri dari kesombongan.
- Meningkatkan kesabaran: Ketika menghadapi kesulitan, seorang muslim yang beriman kepada takdir akan bersabar karena meyakini bahwa setiap musibah memiliki hikmah dan tidak melebihi kemampuannya.
- Menumbuhkan rasa syukur: Keimanan pada takdir mendorong seseorang untuk selalu bersyukur, baik saat mendapatkan kenikmatan maupun saat mendapat cobaan.
- Menumbuhkan prasangka baik (optimisme): Dengan memahami bahwa segalanya adalah kehendak Allah, seseorang akan selalu berprasangka baik terhadap segala ketentuan-Nya dan optimis menjalani hidup.
- Menjauhkan dari kesombongan: Seseorang akan lebih rendah hati karena menyadari bahwa kesuksesan yang diraih bukan semata-mata karena usahanya sendiri, tetapi juga karena ketetapan Allah.
- Mendapatkan ketenangan hati: Keyakinan bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Allah akan memberikan ketenangan jiwa, di mana seseorang tidak mudah mengeluh berlebihan dan selalu optimistis.
- Mendorong usaha dan ikhtiar: Iman kepada takdir yang dapat diubah (muallaq) mendorong manusia untuk terus berusaha dan berdoa, sembari meyakini bahwa hasil akhirnya adalah hak Allah.
- Membersihkan dosa: Ujian hidup dapat menghapus dosa orang yang beriman.
Filosofi beriman kepada takdir Allah
Filosofi beriman kepada takdir Allah adalah keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh-Nya. Umat Muslim meyakini hal ini, baik yang menimpa mereka adalah hal baik maupun buruk, telah tertulis sejak sebelum terjadi. Hal ini berarti kita harus berusaha, berdoa, dan bertawakal kepada-Nya, serta menerima segala ketetapan-Nya dengan sabar dan bersyukur, sehingga hidup menjadi lebih tenang dan bersemangat dalam berbuat kebaikan.
- Keyakinan pada ketetapan Allah: Beriman pada takdir adalah meyakini bahwa Allah adalah Mahakuasa dalam menetapkan, mengatur, dan menjaga segala sistem kehidupan manusia. Segala peristiwa terjadi atas kehendak-Nya.
- Menerima dengan lapang dada: Filosofi ini mengajarkan untuk menerima segala ketentuan Allah, baik suka maupun duka, dengan hati yang tenang dan tidak menyalahkan takdir.
- Usaha dan tawakal: Meskipun segala sesuatu telah ditentukan, umat Muslim tetap diperintahkan untuk berusaha dan berdoa. Iman kepada takdir tidak menghalangi upaya atau usaha, tetapi sebaliknya mendorong untuk terus berusaha dan bertawakal.
- Prasangka baik dan rasa syukur: Filosofi ini melatih hati untuk selalu berprasangka baik kepada Allah. Ketika mendapat nikmat, kita bersyukur, dan ketika mendapat musibah, kita bersabar dan ridha.
- Menemukan ketenangan: Dengan meyakini takdir, seseorang akan merasa tenang dan tidak panik saat menghadapi kesulitan, karena menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang terbaik.
- Menghasilkan keberanian dan kemuliaan: Keimanan ini menjadikan seseorang tidak takut terhadap celaan makhluk dan tidak bergantung pada selain Allah, yang menumbuhkan rasa kaya dan cukup dalam hati.
Implikasi dalam kehidupan sehari-hari
- Sabar saat musibah: Seorang Muslim akan bersabar dan berserah diri kepada Allah ketika ditimpa musibah. Seorang Muslim meyakini bahwa musibah adalah ketetapan Allah yang bisa menjadi penghapus dosa.
- Bersyukur saat nikmat: Ketika mendapatkan kenikmatan, ia akan bersyukur dan meyakini bahwa itu adalah karunia dari Allah.
- Berprasangka baik: Melatih hati untuk selalu berprasangka baik kepada Allah atas segala ketentuan-Nya, sehingga tidak mudah menyalahkan takdir.
- Berikhtiar dan berdoa: Tetap berusaha sekuat tenaga dan berdoa, karena hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah.
- Menenangkan hati: Hidup menjadi lebih tenang, tegar, dan tidak khawatir berlebihan dengan urusan rezeki atau masa depan.
Beriman kepada takdir Allah berarti meyakini bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu. Keyakinan ini mencakup hal-hal yang baik. Demikian pula, Allah SWT juga telah menetapkan hal-hal yang buruk sejak zaman azali. Ini merupakan salah satu rukun iman yang menyempurnakan keimanan seorang hamba. Dengan pemahaman ini, seorang Muslim akan bersabar saat menerima musibah, bersyukur atas nikmat, dan selalu berikhtiar serta berdoa tanpa bergantung pada hasil akhir semata. (mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
