Khazanah
Beranda » Berita » Ketika Amal Tidak Terlihat: Rahasia Para Pencari Allah dalam Al-Hikam

Ketika Amal Tidak Terlihat: Rahasia Para Pencari Allah dalam Al-Hikam

Ilustrasi hamba yang bermunajat dan larut dalam doa.
Ilustrasi hamba yang bermunajat dan larut dalam doa.

SURAU.COSyekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari dalam Al-Hikam membagi para pencari Allah Swt. menjadi dua kelompok berdasarkan pandangan mereka terhadap amalan diri:

“Allah Swt. membuat orang-orang yang sedang berjalan menuju-Nya dan orang-orang yang telah sampai kepada-Nya tidak mampu melihat amalan-amalan dan keadaan-keadaan mereka.”

Kelompok yang Berjalan Menuju Allah

Kelompok pertama, orang-orang yang sedang berjalan menuju-Nya (as-sālikūn), tidak mampu melihat amalan-amalan dan keadaan-keadaan mereka sendiri. Hal ini terjadi karena mereka belum mewujudkan kejujuran (shidq) atas nama Allah Swt. di dalam hati mereka. Amalan-amalan yang mereka kerjakan masih tersusupi oleh unsur-unsur duniawi (syirik khafi), sehingga tidak layak mereka banggakan atau mereka jadikan pegangan.

Allah Swt. juga melakukan hal yang sama kepada kelompok kedua, orang-orang yang telah sampai kepada-Nya (al-wāṣilūn), hanya saja alasannya berbeda. Mereka tidak mampu melihat amalan-amalan dan berbagai keadaan yang mereka alami karena mereka larut dalam penyaksian-Nya (musyāhadah) dan sibuk beribadah kepada-Nya.

Benih Ketamakan dan Akar Kehinaan

Selanjutnya, Syekh memperingatkan tentang sumber kehinaan:

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

“Dahan-dahan kehinaan tidak akan tumbuh, kecuali bila yang ditanam adalah benih ketamakan.”

Kita tidak akan mendapatkan kehinaan, kecuali bila kita tamak dengan sesuatu selain Allah Swt., baik harta, kedudukan, jabatan, dan lain sebagainya. Itu hanyalah godaan duniawi semata yang akan membuat kita hina dan rendah. Kita akan terus mengalami kerugian dalam setiap amalan.

Ketika kita bersedekah, namun tujuannya hanya ingin mendapatkan pujian, maka kita justru akan mendapatkan kehinaan di hadapan-Nya, walaupun kita mendapatkan pujian di hadapan manusia. Begitu juga halnya dengan amalan-amalan dan berbagai ibadah lainnya.

Jikalau kita ingin tamak, maka marilah kita tamak dengan ridha Allah Swt. Apa pun yang kita lakukan, hendaklah bertujuan untuk mendapatkan karunia-Nya. Dialah Penguasa di alam semesta ini. Hanya Dia-lah yang bisa membuat kita terkenal atau terpandang di hadapan manusia. Jikalau Dia menginginkannya, maka Dia akan membuat kita dikenal manusia dan dihormati. Dan, jika Dia ingin menghinakan kita, maka Dia akan merendahkan kita; walaupun kita berpura-pura baik di hadapan seluruh manusia. Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

Pilihan Hidup: Merdeka atau Budak Keinginan

Hikmah ketiga menyoroti esensi kemerdekaan sejati: “Kita merdeka dari sesuatu yang kita inginkan, tetapi juga budak dari sesuatu yang kita inginkan.”

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Ketika kita tidak menginginkan sesuatu, maka kita merdeka. Kita tidak dikendalikan oleh rasa tamak untuk mendapatkannya. Marilah kita jangan loba dan tamak untuk mendapatkan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Allah Swt. telah memberikan rezeki-Nya kepada para hamba-Nya sesuai dengan kebutuhan mereka. Jikalau kebutuhan seorang hamba sedikit, maka Dia akan memberikannya sedikit. Jikalau kebutuhannya banyak, maka Dia akan memberikannya banyak. Rezeki itu sudah Allah Swt. jamin dan kehidupan kita tidak akan pernah tersia-siakan. Marilah kita jangan tamak terhadap materi, tetapi marilah kita tamak dengan ridha-Nya.

Hakikat Orang yang Tamak

Syekh Ibnu ‘Athaillah  berpesan, jikalau kita tamak kepada harta orang lain, atau berkeinginan untuk mendapatkannya, maka pada hakikatnya kita adalah budak barang itu. Kita terpaksa bekerja siang dan malam untuk mendapatkannya. Bahkan, terkadang kita rela meninggalkan kewajiban beribadah kepada-Nya demi memenuhi nafsu duniawi. Ini benar-benar merupakan tindakan yang jauh dari tuntunan-Nya.(St.Diyar)

Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement