Kisah
Beranda » Berita » Rumahku Surgaku

Rumahku Surgaku

Rumahku Surgaku
Rumahku Surgaku
DAFTAR ISI

SURAU.CO. “Rumahku Surgaku” (Baiti Jannati) adalah ungkapan indah dalam Islam yang berarti rumah sebagai tempat yang penuh ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan, bukan sekadar tempat tinggal fisik. Konsep ini diwujudkan melalui suasana spiritual dan harmonis antaranggota keluarga, bukan hanya berdasarkan kemewahan materi.

Cara mewujudkan “Rumahku Surgaku”, memperkuat nilai spiritual.  Melakukan ibadah seperti salat wajib dan sunah serta membaca Al-Qur’an secara rutin agar rumah tidak kosong dari kebaikan. Menciptakan keharmonisan keluarga suami, istri, dan anak-anak saling bekerja sama menciptakan suasana yang penuh kasih sayang dan sakinah (ketenangan).

Berusaha menjadi keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah. Menjaga keharmonisan, kasih sayang, dan rahmat Allah dalam keluarga merupakan dambaan dan tujuan utama. Fokus pada kebaikan batin, kebahagiaan sejati datang dari rasa syukur dan keyakinan kepada Tuhan, bukan dari harta benda yang melimpah. Menjadikan rumah sebagai tempat belajar dan berkembang. Rumah menjadi tempat yang aman untuk mendidik karakter anak dan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Filosofi

Filosofi “Rumahku Surgaku” menggambarkan rumah sebagai tempat yang penuh kedamaian, kebahagiaan, dan ketenangan, yang tercapai melalui harmoni, kasih sayang, dan ibadah. Ini bukan hanya tentang bangunan fisik, melainkan tentang suasana di dalamnya yang diciptakan oleh penghuninya melalui komunikasi yang baik, saling menghargai, dan menjalankan nilai-nilai keagamaan, menjadikannya surga di dunia.

Makna filosofis

Pertama, Pusat ketenangan dan kebahagiaan: Rumah dipandang sebagai tempat perlindungan dari dunia luar, di mana penghuni merasa aman, damai, dan bahagia.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Kedua, Tempat ibadah dan spiritualitas: Rumah menjadi pusat kegiatan spiritual, seperti salat berjamaah dan mengaji, yang membawa ketentraman dan keberkahan.

Ketiga, Pondasi peradaban: Rumah adalah tempat mendidik generasi penerus yang beriman dan berakhlak mulia, serta membangun fondasi keluarga yang kuat.

Keempat, Simbol cinta dan kasih sayang: Rumah yang ideal adalah tempat di mana cinta, kasih sayang, rasa saling percaya, dan saling menghargai satu sama lain tumbuh subur.

Cara mewujudkan

Pertama, Komunikasi yang baik: Saling mendengarkan dengan tuntas dan menghargai pendapat pasangan adalah kunci penting.

Kedua, Sikap apresiatif: Menghargai jasa sekecil apa pun dan mengucapkan terima kasih dapat menciptakan suasana positif.

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Ketiga, Karakteristik penghuni: Mengembangkan sifat lembut, pemaaf, dan menjauhi prasangka buruk.

Keempat, Tanggung jawab bersama: Menciptakan suasana rumah yang harmonis adalah tugas bersama suami, istri, dan anak-anak.

Kelima, Keteladanan: Mencontoh akhlak mulia para Nabi, terutama dalam memperlakukan keluarga, dapat menjadi panduan.

Keenam, Lingkungan kondusif: Menjaga rumah tetap nyaman, tentram, dan sering digunakan untuk kegiatan ibadah.

Tujuan

Tujuan “Rumahku Surgaku” adalah menciptakan rumah tangga yang harmonis, penuh kedamaian, kebahagiaan, dan keberkahan spiritual dengan menjadikan rumah sebagai tempat berlindung dan beribadah yang nyaman. Ini melibatkan pembangunan hubungan yang positif, menerapkan nilai-nilai agama, dan menciptakan suasana spiritual yang mendalam di dalam rumah.

Penaklukan Thabaristan: Merebut Negeri Kapak Persia di Masa Utsmaniyah

Tujuan utama

Pertama, Menciptakan kedamaian dan ketenteraman: Sesuai dengan konsep sakinah, rumah seharusnya menjadi tempat yang memberikan ketenangan fisik, spiritual, dan emosional bagi penghuninya.

Kedua, Menjadikan rumah sebagai pusat ibadah: Menjadikan rumah sebagai tempat untuk melakukan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, salat, dan zikir.

Ketiga, Membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah: Mewujudkan rumah tangga yang bahagia dan penuh kasih sayang antara suami dan istri, serta hubungan yang harmonis dengan anak-anak.

Keempat, Mewujudkan keluarga yang berlandaskan iman: Membangun keluarga dengan landasan iman yang kuat agar mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan dunia akhirat.

Kelima, Menghasilkan generasi shaleh-shalihah: Memiliki tujuan untuk melahirkan anak-anak yang bertakwa dan dapat melanjutkan perjuangan agama.

 Cara mewujudkan tujuan

Pertama, Memperbaiki hubungan interpersonal: Membangun komunikasi yang jujur dan terbuka antara suami-istri serta antara orang tua dan anak.

Kedua, Menerapkan nilai-nilai Islami: Mengajarkan nilai-nilai akhlak mulia dan keimanan kepada anak sejak dini.

Ketiga, Menciptakan suasana positif: Menghindari pertengkaran dan menciptakan suasana yang mendukung kebaikan.

Keempat, Menjauhi maksiat: Menjauhkan rumah dari segala hal yang dilarang oleh agama untuk menjaga keberkahan dan makna surga yang sebenarnya.

Kelima, Memperhatikan kondisi fisik rumah: Memperbaiki rumah secara fisik (misalnya mengecat, mengganti genting bocor) agar lebih nyaman, tetapi lebih mengutamakan perbaikan suasana batinnya.

Kesimpulan dari konsep “Rumahku Surgaku” adalah rumah bukan hanya tempat tinggal fisik, tetapi harus menjadi pusat kebahagiaan, kedamaian, dan spiritualitas yang dibangun melalui keimanan, kasih sayang, dan kelembutan di antara penghuninya. Untuk mewujudkan ini, setiap anggota keluarga perlu bekerja sama dengan menciptakan suasana yang harmonis, bebas dari maksiat, dan penuh ibadah. (mengutip dari berbagai sumber).


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement