SURAU.CO. Tawakal dan ikhtiar adalah dua komponen penting yang saling melengkapi dalam mencari rezeki. Umat Muslim melakukan ikhtiar dengan usaha sungguh-sungguh secara halal dan sesuai syariat untuk meraih tujuan. Seorang Muslim menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah (tawakal) setelah berusaha semaksimal mungkin. Seorang Muslim harus menjalankan ikhtiar secara maksimal dan patuh pada perintah Allah. Mereka menerima segala hasil yang diberikan-Nya dengan sabar dan syukur.
Seseorang melakukan segala upaya terbaik yang bisa dilakukan, seperti bekerja keras, mencari ilmu, dan membangun usaha. Ia berusaha dengan cara-cara yang diperbolehkan oleh agama. Mereka tidak merugikan orang lain dalam usahanya. Umat menghindari praktik haram seperti menipu atau mencuri. Ikhtiar merupakan bentuk tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah untuk menggunakan akal dan kemampuannya.
Tawakal, menerima apa pun hasil dari ikhtiar, baik itu berlimpah maupun sedikit, tanpa rasa kecewa atau putus asa. Meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki kendali penuh atas rezeki dan takdir, serta hanya kepada-Nya kita berserah diri. Tawakal mengantarkan pada ketenangan karena yakin Allah akan mencukupkan kebutuhan hamba-Nya yang bertawakal.
Umat Muslim mempraktikkan keterkaitan erat antara ikhtiar dan tawakal. Orang-orang harus mendahului tawakal sejati dengan ikhtiar (usaha). Seekor burung mencari rezeki keluar dari sarangnya setiap pagi. Burung itu berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Pernyataan Imam Asy-Syafi’i “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok” menjelaskan pentingnya keseimbangan antara usaha duniawi dan kesadaran akan akhirat. Contoh seseorang harus mengikat tunggangannya (berusaha) sebelum bertawakal kepada Allah untuk mendapatkan perlindungan saat bepergian.
Manfaat Tawakal dan Ikhtiar mendapatkan rezeki yang berkah. Kombinasi ikhtiar dan tawakal yang benar akan membuka pintu rezeki yang lebih berkah dan baik. Menciptakan ketenangan dan optimism. Keyakinan kepada Allah melalui tawakal akan membuat seseorang lebih tenang dan optimis dalam menghadapi tantangan, karena ia yakin Allah selalu menghendaki kebaikan.
Filosofi
Filosofi tawakal dan ikhtiar dalam mencari rezeki adalah konsep bahwa usaha maksimal (ikhtiar) harus selalu diiringi dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah (tawakal). Ikhtiar adalah tindakan proaktif untuk mendapatkan rezeki melalui cara yang halal, sementara tawakal adalah keyakinan bahwa hasil akhir sepenuhnya berada di tangan Allah dan menerima segala ketentuannya dengan sabar dan syukur.
Ikhtiar: Pondasi usaha
- Definisi: Usaha maksimal, kerja keras, dan melakukan segala upaya yang halal dan sesuai syariat untuk menjemput rezeki.
- Pentingnya: Ini adalah bukti kesungguhan manusia dan syarat untuk mencapai tawakal yang sejati. Contohnya adalah seperti seekor burung yang “keluar di pagi hari” untuk mencari rezeki.
- Contoh: Bekerja keras di kantor, menjalankan bisnis dengan penuh dedikasi, dan selalu mencari peluang yang baik adalah bentuk ikhtiar.
Tawakal: Ketenangan setelah usaha
- Definisi: Penyerahan diri dan keyakinan penuh kepada Allah setelah melakukan ikhtiar terbaik. Ini bukan berarti pasrah tanpa usaha sama sekali.
- Pentingnya: Tawakal melatih hati untuk tidak terikat pada hasil duniawi, memberikan ketenangan, dan menumbuhkan rasa syukur. Ini juga merupakan bentuk keimanan yang mendalam kepada Allah sebagai satu-satunya penentu takdir.
- Contoh: Menerima hasil usaha, baik itu rezeki berlimpah atau sedikit, tanpa rasa kecewa atau putus asa, sambil terus berusaha dan bersyukur.
Menyelaraskan ikhtiar dan tawakal
- Saling melengkapi: Ikhtiar dan tawakal adalah dua komponen yang tidak bisa dipisahkan, layaknya satu kesatuan yang harus dijalankan bersamaan.
- Bukan pilihan: Seorang Muslim wajib untuk berikhtiar lalu bertawakal; tidak ada pilihan untuk hanya berikhtiar tanpa tawakal, atau sebaliknya.
- Hasilnya: Keselarasan antara keduanya akan menghasilkan rezeki yang berkah, ketenangan batin, dan meningkatnya keimanan. Seperti kata pepatah, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok,”
Tujuan
Tujuan tawakal dan ikhtiar dalam mencari rezeki adalah untuk mencapai kesuksesan lahir dan batin dengan menyeimbangkan usaha maksimal (ikhtiar) dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT (tawakal). Dengan kombinasi ini, seseorang akan merasa lebih tenang, ikhlas, dan bersyukur dalam menjalani proses, serta yakin bahwa rezeki terbaik datang dari Allah dengan cara yang tidak terduga.
- Mencapai kesuksesan duniawi dan ukhrawi: Ikhtiar adalah usaha untuk meraih rezeki di dunia, sedangkan tawakal adalah penyerahan hasil akhirnya kepada Allah untuk keselamatan di akhirat.
- Menumbuhkan rasa tenang dan syukur: Tawakal menghilangkan kekhawatiran berlebihan, karena keyakinan bahwa setiap hasil adalah kehendak Allah, sehingga seseorang bisa lebih bersyukur dengan apa yang didapat.
- Menghadirkan ketenangan batin: Dengan menyerahkan semua hasil usaha, seseorang akan merasa lebih tenang dalam menghadapi hasil yang tidak sesuai harapan dan tidak merasa tertekan oleh penilaian orang lain.
- Membuka pintu rezeki dari arah tak terduga: Tawakal mendorong seseorang untuk tidak berpuas diri dengan usaha yang ada, melainkan terus berusaha dengan sungguh-sungguh dan yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (QS. At-Talaq: 2-3).
- Melatih keikhlasan: Tawakal membentuk hati agar bekerja bukan semata-mata untuk mendapatkan imbalan duniawi, tetapi untuk mendapatkan ridha Allah, sehingga terhindar dari sifat sombong dan riya.
- Memperoleh rezeki yang lebih luas: Tawakal tidak hanya berfokus pada rezeki materiil, tetapi juga rezeki yang lebih luas seperti kesehatan, keluarga harmonis, dan ketenangan hati.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
