Khazanah
Beranda » Berita » Limpahan Spiritual dan Cahaya Ilahi: Menyelami Kedalaman Al-Hikam Karya Ibnu ‘Athaillah

Limpahan Spiritual dan Cahaya Ilahi: Menyelami Kedalaman Al-Hikam Karya Ibnu ‘Athaillah

Ilustrasi seorang hamba yang tenggelam dalam munajat berharap hidayah dari Allah.
Ilustrasi seorang hamba yang tenggelam dalam munajat berharap hidayah dari Allah.

SURAU.COSyekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari dalam Al-Hikam menjelaskan tujuan agung di balik anugerah spiritual:

“Allah Swt. memberikan limpahan spiritual kepada kita agar Dia bisa menyelamatkan kita dari cengkeraman orang lain, dan membebaskan kita dari perbudakan materi.”

Allah Swt. mengaruniakan limpahan spiritual ini agar Dia bisa menyelamatkan kita dari cengkeraman manusia lain yang akan membuat hati kita semakin kotor. Selain itu, Dia membebaskan kita dari perbudakan dunia dan materi yang akan menghalangi kita untuk mengetahui rahasia-rahasia Ilahi.

Besarnya Karunia Allah kepada Hamba-Nya

Marilah kita perhatikan, betapa besarnya karunia yang Dia berikan kepada kita. Kita diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mengetahui rahasia-rahasia-Nya. Ini adalah nikmat terbesar yang tidak bisa kita bandingkan dengan apa pun yang ada di dunia ini.

Kita boleh takjub dan terlena oleh harta. Tetapi, ketahuilah bahwa semua itu hanya akan membuat kita semakin jauh dari cahaya-Nya. Akibatnya, hati kita akan semakin gelap dan buta. Ujung-ujungnya, kita tidak akan mampu lagi menangkap sinyal-sinyal kebenaran. Ibarat orang buta, kita adalah sosok yang berjalan di tengah kegelapan tanpa mendapat tuntunan oleh siapa pun. Marilah kita syukuri anugerah ini, dan kita jangan pernah mengufurinya.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Hikmah berikutnya menegaskan tujuan taqarrub (pendekatan):

“Allah Swt. memberikan kita limpahan spiritual agar Dia bisa mengeluarkan kita dari penjara wujud kita menuju angkasa penglihatan kita.”

Allah Swt. memberikan limpahan spiritual ini bertujuan mengeluarkan kita dari penjara wujud (keterikatan pada diri sendiri) yang menghalangi kita mencapai tujuan tertinggi, yaitu melihat hakikat-Nya dengan mata batin.

Ketika kita diuji dengan kesempitan, maka marilah kita berikan haknya, yaitu kesabaran. Kita jangan mengeluh. Marilah kita terima ketentuan-Nya, dan jangan memberontak. Sesuatu yang Dia tetapkan bagi kita adalah kebaikan. Hanya saja, terkadang kita tidak mengetahui rahasia yang ada di baliknya.

Ketika kita diberikan kelapangan hidup, maka marilah kita bersyukur. Mudah-mudahan Dia memberikan limpahan karunia dan menambahkan rezeki-Nya kepada kita. Kita jangan sombong dan bakhil dengan sesuatu yang kita miliki, sebab semua itu hanyalah titipan-Nya.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Semua bentuk limpahan spiritual bertujuan mendekatkan kita kepada-Nya, serta menyibak awan-awan penghalang dari mata batin kita. Semakin banyak jenis spiritual yang kita alami, maka kita akan semakin terasah dalam menjalani kehidupan bersama-Nya.

Cahaya Ilahi Sebagai Kendaraan Hati

Hikmah ketiga menjelaskan tentang cahaya spiritual:

“Cahaya adalah kendaraan hati dan segala rahasia.”

Cahaya yang berasal dari Allah Swt. adalah tunggangan hati dan segala rahasia. Barang siapa yang mendapatkan cahaya-Nya, maka hatinya akan selalu berjalan menuju-Nya dan mengenal hakikat di balik berbagai rahasia.

Orang yang berhasil mendapatkan cahaya-Nya, maka kehidupannya akan penuh ketenangan dan kebahagiaan. Dalam hidup, ia tidak mengenal keluh kesah dan putus asa. Ia bisa menyibak hikmah di balik segala kebaikan yang ia rasakan atau keburukan yang menimpanya. Itulah kehidupan yang sebenarnya. Ia tidak larut begitu saja dalam aliran deras keindahan dunia. Ia menyadari bahwa semua ketentuan Tuhan adalah kebaikan, walaupun lahirnya terlihat sebagai bencana.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Terakhir, Syekh menjelaskan tentang pertarungan batin:

“Cahaya adalah tentara hati, sebagaimana kegelapan adalah tentara nafsu. Jikalau Allah Swt. ingin menolong hamba-Nya maka Dia membantunya dengan tentara-tentara cahaya dan memutuskan darinya bantuan kegelapan dan makhluk lainnya.”

Cahaya yang  Allah Swt. berikan kepada para hamba yang Dia cintai adalah tentara hati yang bisa kita gunakan untuk mengenal-Nya dan menyaksikan keagungan-Nya. Jikalau hati seorang hamba dipenuhi cahaya-Nya, maka ia akan mampu menyaksikan berbagai rahasia di balik ciptaan yang menunjukkan kekuasaan-Nya.

Alam Sebagai Bentuk Kemahakuasaan Allah

Ketika orang tersebut menyaksikan alam yang terbentang luas, maka ia menyadari bahwa luasnya alam ini dan keindahannya menunjukkan kemahakuasaan Dzat yang menciptakannya. Apa pun yang ada di dunia ini adalah ayat-ayat-Nya yang menunjukkan eksistensi-Nya. Cahaya hati akan selalu menuntunnya menuju kebaikan.

Sebaliknya, jikalau hati orang tersebut dipenuhi kegelapan, maka ketahuilah bahwa itu adalah tentara nafsu yang akan selalu menggiringnya menuju kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan keji. Jikalau kita tidak segera membersihkannya, maka nafsu itu akan menguasai hati dan tidak akan membiarkannya berbuat kebaikan, sehingga hidupnya akan selalu dipenuhi kesengsaraan. Jikalau Allah Swt. ingin menolong hamba-Nya, maka Dia akan memberikannya cahaya yang akan memutuskannya dari segala kezhaliman dan perbuatan maksiat.(St.Diyar)

Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement