Berita
Beranda » Berita » Kemenag Rancang Standarisasi Kompetensi Marbot Masjid Mulai Dari Fikih hingga Media Sosial

Kemenag Rancang Standarisasi Kompetensi Marbot Masjid Mulai Dari Fikih hingga Media Sosial

marbot masjid
Kementerian Agama sedang menggodog standar kompetensi marbot masjid ( foto HO Kemenag)

 SURAU.CO. Kementerian Agama menyebut bahwa saat ini pihaknya sedang menyiapkan standar kompetensi marbot masjid. Salah satu tujuannya adalah petugas marbot tidak hanya menjaga masjid, tetapi juga memiliki kompetensi dalam pengetahuan ibadah, fikih, operasional teknologi masjid, manajerial, serta kemampuan sosial dan digital.

“Ke depan, marbot bukan sekadar pembersih masjid. Marbot harus mampu menjadi badal imam dan badal khatib ketika saat diperlukan. Itu artinya kompetensi ibadah, bacaan Al-Qur’an, dan pengetahuan mereka harus teruji,” ungkap Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar), . Menurutnya Sangat penting kompetensi fikih, terutama terkait taharah dan penanganan najis sebab hal tersebut menjadi dasar utama agar masjid selalu layak digunakan untuk ibadah.

Selanjutnya adalah pentingnya punya bekal kemampuan operasional seperti memahami sistem pengeras suara, listrik, lampu hingga CCTV. “Kalau lampu mati, kalau toa mendengung, atau equalizer bermasalah—yang pertama dicari itu marbot,” tegasnya. Selain itu, kompetensi manajerial juga menjadi tuntutan untuk marbot saat ini. Karen itu marbot perlu mempunyai kemampuan mencatat pengeluaran, melaporkan kerusakan fasilitas, hingga mengorganisir kebutuhan masjid. “Jangan beranggapan marbot tidak butuh kemampuan administrasi. Marbot harus bisa mencatat, mengelola, dan melaporkan kebutuhan masjid,” ujarnya.

Sikap Ramah Hingga Aktif di Medsos

Selain itu hal penting bagi marbot, lanjut Arsad adalah mempunyai sikap ramah. Hal ini karena marbot adalah orang pertama yang ketemu dengan jamaah. “Marbot harus punya 3S atau senyum, salam, sapa. Jangan sampai orang datang menyambut dengan wajah cuek atau nada tinggi,” ujarnya. Kemudian Kemenag juga mendorong marbot untuk aktif menggunakan media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan TikTok untuk mempromosikan kegiatan masjid. “Kegiatan masjid, termasuk program sosial, harus bisa terpublikasikan. Ini era digital. Marbot juga harus bisa memperkenalkan masjidnya kepada masyarakat,” tambahnya dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya peningkatan kapasitas marbot

Marbot Profesional

Acara Temu Nasional Marbot Masjid Indonesia menjadi wadah berbagi pengalaman sekaligus penyamaan standar kompetensi marbot di seluruh Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Jakarta, Senin (24/11). Kemenag berharap, kegiatan ini menjadi titik awal lahirnya marbot profesional yang tidak hanya menjaga masjid tetap bersih dan aman, tetapi juga mampu menjadi komunikator publik, pengelola teknologi, dan penyambut jemaah dengan penuh keramahan.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Arsad berharap melalui Temu Nasional ini marbot dapat pulang membawa empat dimensi kompetensi secara utuh: ubudiyah, operasional, manajerial, serta sosial-digital. “Mari kita bangun marbot profesional yang menjadi kebanggaan umat,” ungkapnya. Acara berlangsung selama tiga hari. Dalam kegiatan tersebut peserta mendapat pembinaan intensif dari beberapa narasumber.  Salah satunya adalag Biro Dikmental Pemprov DKI dan LTM PBNU.

Selain itu ada juga staf khusus Menteri Agama, hingga Wakil Gubernur DKI. Pada hari kedua, Menteri Agama dijadwalkan hadir memberikan pengarahan sekaligus menyerahkan hadiah sayembara kaos bertema kemasjidan. “Kami senang bisa bertemu para marbot dari seluruh Indonesia. Ini pertemuan orang-orang hebat yang menghidupkan masjid di daerahnya. Kami siap membina dan menguatkan marbot se-Indonesia,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Nurul juga meminta seluruh peserta untuk aktif mendokumentasikan kegiatan dan mempublikasikannya di media sosial masing-masing. “Minimal punya Facebook atau Instagram. Kita ingin masjid-masjid yang dikelola marbot menjadi lebih  lebih dekat, dan lebih mendapat kepercayaanb masyarakat,” katanya.

Temu Nasional Marbot Masjid Indonesia menjadi wadah berbagi pengalaman sekaligus penyamaan standar kompetensi marbot di seluruh Indonesia. Kemenag berharap, kegiatan ini menjadi titik awal lahirnya marbot profesional yang tidak hanya menjaga masjid tetap bersih dan aman, tetapi juga mampu menjadi komunikator publik, pengelola teknologi, dan penyambut jemaah dengan penuh keramahan.
Acara ini menghadirkan 34 marbot dari berbagai daerah.

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement