Khazanah
Beranda » Berita » Bukan Sekadar Fisik: Memahami Makna Hijrah Sejati dan Tujuan Hidup Hamba Menurut Al-Hikam

Bukan Sekadar Fisik: Memahami Makna Hijrah Sejati dan Tujuan Hidup Hamba Menurut Al-Hikam

Ilustrasi hamba yang menundukkan hati dalam doa yang tulus kepada Allah.
Ilustrasi hamba yang menundukkan hati dalam doa yang tulus kepada Allah.

SURAU.COSyekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari  dalam Al-Hikam membuka dengan keheranan atas perilaku manusia:

“Sungguh aneh, seseorang lari dari sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari dirinya, kemudian mencari sesuatu yang tidak abadi bersamanya. Sesungguhnya, bukan matanya yang buta, akan tetapi mata hatinya yang berada di dalam dada.”

Sungguh mengherankan orang-orang yang menggunakan akal pikiran mereka untuk lari dan melepaskan diri dari Allah Swt. yang selalu menyertai mereka. Dia mengetahui semua yang kita kerjakan. Tidak ada satu rahasia pun yang tersembunyi dari-Nya. Dia mengetahui sesuatu yang jatuh di kegelapan malam, dan sesuatu yang ada di kedalaman laut. Dia adalah Dzat Yang Maha Dekat dengan hamba-Nya, bahkan lebih dekat dari urat leher.

Kemustahilan Makhluk Bertindak Sesuka Hati

Bagaimanapun usaha kita untuk menjauh dari-Nya agar kita bisa bebas bertindak sesuka hati, maka kita tidak akan bisa melakukannya. Walaupun kita pergi ke luar angkasa yang tidak pernah ditempuh manusia, namun di sana tetap berada di bawah kekuasaan-Nya. Selama sesuatu itu adalah makhluk, maka itu masih berada di bawah kendali-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan seseorang yang lari menjauhi-Nya, dan berusaha mendekati kepada selain-Nya. Berapa banyak orang yang rela meninggalkan shalat karena sibuk bekerja? Padahal, jikalau kita hitung, shalat itu tidak menghabiskan banyak waktu, bahkan hanya sekitar 15 menit, yang sama sekali tidak mengganggu pekerjaan. Jangan pernah kita menjauh dari-Nya karena tergila-gila oleh dunia. Bukankah semua yang ada di dunia ini adalah karunia-Nya? Jikalau saja Dia menghentikan suplai rezeki-Nya kepada kita, maka apa yang bisa kita lakukan? Jikalau kita bermaksiat kepada-Nya setiap hari, kemudian Dia menjadikan kita miskin, maka apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada. Kita hanyalah hamba yang lemah dan tidak berdaya. Ini adalah peringatan penting bagi kita semua. Marilah kita jangan pernah meninggalkan-Nya dalam setiap amal perbuatan yang kita lakukan. Bahkan, Dia adalah tujuan utama kita.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Berjalan Menuju Pencipta, Bukan di Tempat yang Sama

Nasihat selanjutnya menjelaskan hakikat perjalanan spiritual:

“Janganlah berjalan dari suatu alam ke alam lainnya, sehingga kita seperti keledai yang berputar-putar di tempat penggilingannya. Tempat tujuannya adalah tempat memulainya berjalan. Akan tetapi, berjalanlah dari alam semesta menuju Penciptanya. Kepada Tuhanmu-lah segala sesuatu berakhir. Perhatikanlah sabda Rasulullah Saw.,’Barang siapa yang hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya untuk dunia yang diinginkannya atau perempuan yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan niatnya.’ Pahami dan renungilah perkara ini jikalau kita mampu memahaminya.”

Kita jangan hanya berputar-putar dari suatu alam ke alam lainnya, layaknya keledai di tempat penggilingan. Ia hanya bisa berjalan dan berputar di satu poros. Tempat ia memulai berjalan merupakan tempat berakhirnya perjalanannya pula. Akan tetapi, marilah kita berjalan dari alam semesta yang fana ini menuju Allah Swt.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini—baik harta, alam semesta, rumah, dan lain sebagainya—semua itu hanyalah fatamorgana belaka. Jikalau kita menjadikannya sebagai tujuan, maka kita akan merugi. Marilah kita jadikan Diri-Nya sebagai tujuan, sebab Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Jikalau kita menjadikan-Nya sebagai tujuan, maka kita akan mendapatkan dunia dan akhirat. Namun, jikalau kita hanya menjadikan dunia dan seisinya sebagai tujuan, maka kita akan kehilangan-Nya. Wujud yang hakiki adalah wujud-Nya, yang tidak akan pernah lekang dimakan zaman dan tidak akan pernah disentuh kebinasaan.

Makna Sabda Nabi Tentang Hijrah

Cobalah kita perhatikan sabda Rasulullah Saw. berikut:

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

“Barang siapa yang hijrahnya untuk Allah Swt. dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah Swt. dan Rasul-Nya.”

Maksudnya, jikalau kita berjalan atau apa pun yang kita kerjakan untuk Allah Swt. dan Rasul-Nya, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang kita niatkan. Kita akan mendapatkan keberkahan dari-Nya. Jikalau hidup sudah berkah, maka apa pun yang kita kerjakan tidak akan pernah menjadi sia-sia. Ibarat padi, maka tanaman yang kita semai tidak akan pernah mengalami gagal panen. Perintah-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan tuntunan Rasul-Nya yang terdapat dalam sunah adalah panduan utama seorang Muslim dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Sebaliknya, barang siapa yang hijrahnya hanyalah semata-mata ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, maka ia akan mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan sosok yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Ada orang yang mengajar dengan tujuan mendapatkan gaji belaka. Ada juga orang yang berbuat baik semata untuk mendapatkan upah. Dan, banyak lagi perbuatan lainnya yang dilakukan seseorang dengan semata-mata mengharap sekeping uang.

Makna Kefanaan Dunia

Tidak terlintas dalam pikiran mereka bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Segala sesuatu yang ada pasti akan sirna. Tubuh yang kuat akan melemah. Gigi yang bagus akan rontok. Rambut yang hitam akan memutih. Tenaga yang kuat akan melemah. Tidak ada jalan lain jikalau kita ingin kebahagiaan sejati, kecuali kita harus mengikuti tuntunan-Nya dan Rasul-Nya. Marilah kita jadikan ridha-Nya sebagai tujuan. Jangan sampai niat kita tercemar oleh unsur-unsur yang justru akan melemahkan perjalanan kita.(St.Diyar)

Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement