SURAU.CO–Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam memberikan perbandingan tajam mengenai nilai seorang hamba:
“Jikalau kita berteman dengan orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, lebih baik bagi kita daripada berteman dengan orang pintar, tetapi memperturutkan hawa nafsunya. Ilmu apakah yang layak disandang oleh seorang alim yang memperturutkan hawa nafsunya? Dan, kejahilan apakah yang masih disandang oleh seseorang yang tidak memperturutkan hawa nafsunya?”
Jikalau kita berteman dengan orang yang tidak begitu mengetahui dan mendalami ilmu-ilmu syariat (seperti fikih, tafsir, hadis, dan lain sebagainya), akan tetapi ia mengamalkan ilmu yang dimiliki dan tidak mengikuti hawa nafsu, maka itu jauh lebih baik daripada kita berteman dengan seseorang yang memiliki banyak ilmu dan mendalami syariat, namun ia larut dalam maksiat dan jarang mengamalkan ilmu yang dimiliki.
Waspadai Orang Berilmu Hanya Demi Kebanggan
Syekh Ibnu ‘Athaillah menyampaikan bahwa ilmu yang ia miliki hanyalah untuk kebanggaan belaka dan ia ingin dipuji di hadapan khalayak ramai. Jikalau ia sendirian, maka ia akan melakukan perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan ketentuan syara’. Sedangkan jikalau ia berada di hadapan umum, ia akan berlagak saleh dan baik. Ini adalah sebuah kemunafikan yang nyata.
Orang yang hanya memiliki sedikit ilmu, namun ilmu itu mampu menyelamatkannya dari panasnya api neraka, tentu lebih baik daripada seseorang yang memiliki segudang ilmu, namun semua itu hanya mengantarkannya menuju Jahanam. Oleh karena itu, jikalau kita memiliki ilmu, maka marilah kita berusaha menjalankannya. Janganlah kita tergiur dengan hawa nafsu yang menginginkan kita untuk selalu berada di bawah kekuasaan. Marilah kita lawan hawa nafsu itu, maka kita akan mendapatkan kemenangan yang besar. Manisnya iman hanya bisa dicicipi oleh seseorang yang hatinya dekat kepada Allah Swt., bukan sebaliknya.
Tingkatan Sinar Mata Hati
Nasihat Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari tentang bashirah (mata hati):
“Sinar mata hati akan membuat kita mampu menyaksikan Allah Swt. dekat di sisi kita. Mata hati akan membuat kita mampu melihat ketiadaan kita karena keberadaan-Nya. Dan, hakikat mata hati akan membuat kita mampu melihat wujud-Nya, bukan ketiadaan kita dan bukan pula wujud kita.”
Sinar mata hati akan membuat kita mampu menyaksikan kedekatan Allah Swt. dari diri kita. Sebab, Dia lebih dekat dari urat leher kita. Sebenarnya, kita tidak akan mampu menyaksikan-Nya, kecuali dengan cahaya mata batin. Jikalau cahaya ini padam, maka kita tidak akan pernah mampu melakukannya. Dan, ketahuilah bahwa cahaya mata batin akan padam oleh maksiat. Ibarat kaca, kemaksiatan adalah karat yang menutupi cermin hati untuk menerima asupan cahaya.
Salah satu tingkatan sinar mata hati adalah ainul bashirah (mata hati), yang akan membuat kita mampu menyaksikan wujud kita sendiri yang hilang dan lenyap, jika kita bandingkan dengan wujud-Nya. Wujud kita hanyalah cahaya kecil yang tidak ada artinya jikalau kita bandingkan dengan cahaya-Nya. Di hadapan-Nya, wujud kita tidak ada artinya sama sekali. Keberadaan kita sama dengan ketiadaan kita.
Makna Hakikatul Bashirah
Syekh Ibnu ‘Athaillah menyatakan bahwa tingkatan sinar mata hati yang paling atas dikenal dengan nama hakikatul bashirah (hakikat mata hati). Dengan hakikat mata hati, kita hanya bisa menyaksikan wujud-Nya yang azali dan abadi. Kita sama sekali tidak akan melihat keberadaan ataupun ketiadaan kita. Konsentrasi kita hanyalah untuk menyembah-Nya. Inilah tingkatan mata hati yang paling tinggi, yang diharapkan oleh setiap Muslim dalam beribadah kepada-Nya. Itulah tingkatan ihsan, yaitu kita beribadah kepada-Nya seolah-olah kita melihat-Nya, dan jikalau kita tidak mampu melihat-Nya, maka kita yakin bahwa Dia melihat kita.
Dengan hakikat mata hati, kita akan merasakan manisnya ibadah. Bahkan, kita tidak akan mau meninggalkannya sedikit pun. Semua jiwa dan raga akan larut dalam rasa cinta kepada-Nya.(St.Diyar)
Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
