Nama besar Syaikhona Kholil Bangkalan menempati posisi istimewa dalam sejarah Islam Indonesia. Ulama kharismatik ini bukan sekadar tokoh biasa. Beliau merupakan paku bumi spiritual bagi masyarakat Madura dan seluruh Nusantara. Sejarah mencatat beliau sebagai guru dari para pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia. Kita mengenal beliau sebagai “Syaikhona”, sebuah panggilan takzim yang berarti “Guru Kami”.
Keberadaan beliau menjadi mata rantai utama dalam sanad keilmuan ulama Nusantara. Tanpa kehadiran beliau, peta sejarah Islam di Indonesia mungkin akan berbeda. Beliau mendidik murid-murid yang kelak menjadi pahlawan nasional dan pemimpin umat.
Jejak Langkah Menuntut Ilmu
Masa muda Syaikhona Kholil penuh dengan perjuangan keras. Beliau memiliki semangat membara dalam menuntut ilmu agama. Perjalanan intelektualnya bermula dari pesantren-pesantren di Jawa. Beliau belajar kepada banyak kiai sepuh untuk mendalami berbagai fan ilmu. Syaikhona muda tidak pernah merasa lelah mengaji. Beliau berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain untuk memuaskan dahaga ilmunya.
Setelah menimba ilmu di tanah Jawa, beliau melanjutkan pengembaraan ke Mekkah. Di Tanah Suci, beliau berguru kepada ulama-ulama besar dunia. Syaikh Nawawi Al-Bantani menjadi salah satu guru utamanya. Syaikhona Kholil juga bergaul dengan para penuntut ilmu dari berbagai penjuru dunia. Beliau menyerap ilmu fikih, tasawuf, dan tata bahasa Arab secara mendalam.
Kehidupan beliau di Mekkah sangat sederhana. Beliau bahkan sering memakan kulit buah untuk mengganjal perut. Beliau lebih mementingkan membeli kitab daripada makanan lezat. Semangat prihatin ini membentuk karakter beliau menjadi pribadi yang tangguh. Tirakat dan riyadhoh menjadi makanan sehari-hari beliau. Hal ini menjadikan ilmu beliau sangat berkah dan merasuk ke dalam jiwa.
Mencetak Para Pendiri Jam’iyah Besar
Syaikhona Kholil Bangkalan kembali ke tanah air dengan membawa samudera ilmu. Beliau kemudian mendirikan pesantren di Kademangan, Bangkalan. Kabar kedatangan ulama besar ini menyebar dengan cepat. Santri dari berbagai daerah berbondong-bondong datang untuk berguru. Pesantren beliau menjadi kawah candradimuka bagi para calon ulama besar.
Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu murid beliau. Begitu pula dengan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Keduanya pernah meneguk ilmu dari sumber yang sama di Bangkalan. Syaikhona Kholil berhasil menyatukan berbagai karakter santri dalam satu wadah keilmuan.
Beliau memiliki metode pengajaran yang unik. Terkadang metode tersebut sulit dinalar oleh akal biasa. Namun, metode tersebut terbukti ampuh mencetak karakter ulama pejuang. Beliau menanamkan rasa cinta tanah air kepada para santrinya. Semangat nasionalisme tumbuh subur di hati para murid beliau.
Sebuah kutipan masyhur menggambarkan posisi beliau:
“Syaikhona Kholil adalah Waliyullah yang menjadi guru dari para ulama besar di tanah Jawa.”
Kalimat tersebut menegaskan posisi sentral beliau dalam jaringan ulama. Beliau tidak hanya mengajarkan kitab kuning. Beliau mentransfer energi spiritual dan keberanian melawan penjajah.
Keberkahan Sanad Keilmuan
Pentingnya sanad ilmu menjadi fokus utama dalam tradisi pesantren. Sanad merupakan pertalian ilmiah yang menyambung hingga Rasulullah SAW. Syaikhona Kholil memegang peran kunci dalam transmisi sanad ini. Hampir seluruh ulama di Jawa dan Madura memiliki jalur keilmuan yang bermuara kepada beliau. Hal ini menjaga kemurnian ajaran Islam di Indonesia.
Ulama masa kini sangat menghormati jalur sanad tersebut. Mereka merasa bangga jika memiliki pertalian ilmu dengan Syaikhona Kholil. Keberkahan ilmu beliau terus mengalir hingga detik ini. Para santri beliau mendirikan ribuan pesantren yang tersebar di pelosok negeri. Pesantren-pesantren tersebut terus melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Makam Syaikhona Kholil di Martajasah tidak pernah sepi peziarah. Ribuan orang datang setiap hari untuk mendoakan beliau. Mereka berharap mendapatkan percikan keberkahan dari sang Mahaguru. Fenomena ini membuktikan bahwa beliau tetap “hidup” di hati umat Islam. Karomah beliau terus menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.
Warisan Abadi untuk Bangsa
Syaikhona Kholil Bangkalan meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya. Warisan tersebut bukan berupa harta benda. Beliau mewariskan semangat cinta ilmu dan cinta tanah air. Beliau mengajarkan bahwa agama dan negara adalah dua hal yang saling menguatkan. Para santri beliau menjadi garda terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kita harus meneladani kegigihan beliau. Generasi muda perlu mencontoh semangat belajar Syaikhona Kholil. Kesederhanaan beliau juga menjadi tamparan bagi gaya hidup hedonis masa kini. Beliau mengajarkan kita untuk hidup zuhud dan fokus pada tujuan akhirat. Namun, beliau tidak melupakan kewajiban sosial terhadap sesama manusia.
Pemerintah Indonesia telah mengakui peran besar beliau. Usulan gelar Pahlawan Nasional bagi beliau terus bergulir. Hal ini sangat wajar mengingat kontribusi beliau bagi bangsa. Syaikhona Kholil adalah bapak spiritual bagi bangsa Indonesia. Jejak beliau akan abadi sepanjang masa. Kita wajib merawat warisan intelektual dan spiritual beliau.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
