SURAU.CO – Bukan sekadar tanah, tapi kehormatan dan akidah. Perjuangan Palestina bukan sekadar perebutan wilayah ia adalah ujian iman. Benturan antara yang menjadikan dunia sebagai tujuan dengan yang menjadikan akhirat sebagai arah.
Palestina bukan hanya sepetak tanah di peta, tapi simbol kehormatan umat, tempat kiblat pertama, tanah para nabi, dan saksi janji Allah kepada hamba-Nya yang saleh.
Selama darah para syuhada masih mengalir, selama adzan masih menggema dari Al-Quds, selama sejengkal tanah suci masih dirampas zionis Israel yahudi Laknatullah semangat jihad tidak akan padam sampai tanah suci kembali seutuhnya keumat Islam.
Saudara kita Dipalestina mungkin kehilangan rumah, tapi tidak kehilangan harapan.
Mereka mungkin terpisah dari keluarga, tapi tidak terpisah dari Allah.
Kini dunia menyaksikan penjajahan yang nyata rumah dibakar, masjid dinodai, anak-anak dibunuh, dan dunia diam, kita hanya jadi kaum yang meratap dan menangisi ditebgah label Islam mayoritas dibawah kemunafikan sistem kufur yang menindas.
Namun di balik debu kehancuran itu, cahaya tauhid tetap menyala cahaya yang tak mampu dipadamkan oleh kebencian, cahay itu akan datang kepada umat yang memilih bukan kepada umat yang terus lari dari kewajibannya didunia yang akan membuat hidup nya semakin sempit dan akhiratnya yang semakin tragis sebagaimana janji Allah kepada orang-orang kafir yang medustai kebenaran-Nya dalam banyak Firman-nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman;
“𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐡𝐞𝐧𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐝𝐚𝐦𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐥𝐮𝐭-𝐦𝐮𝐥𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚-𝐍𝐲𝐚 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐟𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐲𝐚.”
(QS. As-Saff: 8)
𝗔𝗟-𝗤𝗨𝗗𝗦: 𝗝𝗔𝗡𝗧𝗨𝗡𝗚 𝗨𝗠𝗔𝗧, 𝗔𝗠𝗔𝗡𝗔𝗛 𝗜𝗠𝗔𝗡
Masjid Al-Aqsa bukan sekadar bangunan tua; 𝘐𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘴𝘢𝘬𝘢 𝘸𝘢𝘩𝘺𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘰𝘳𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘶𝘮𝘢𝘵.
𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘙𝘢𝘴𝘶𝘭𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩 ﷺ 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘐𝘴𝘳𝘢’ 𝘥𝘢𝘯 𝘔𝘪’𝘳𝘢𝘫, 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘢𝘨𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘪𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩.
Ketika Al-Quds dinodai, bukan hanya rakyat Palestina yang terluka seluruh hati kaum beriman menangis.
Karena membela Palestina bukan urusan politik, melainkan urusan akidah. Dari Akhidah yang benar akan menjadikan umat para pejuang yang akan mendorong lahirnya politik yang adil berlandaskan kepada Wahyu Ilahi.
Barang siapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ia tidak akan diam ketika kehormatan Islam diinjak-injak oleh kezaliman.
Namun Islam bukan agama kebencian Islam adalah agama keadilan.
Perjuangan bukan sekadar menumpahkan darah, tapi menegakkan kebenaran dan menghapus kezaliman dengan cara yang diridhai Allah, Jihad Fi Sabilillah dengan segala daya dan kekuatan yang ada dengan tujuan hidup mulia atau syahid dijalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena sejatinya akal tidak akan memilih untuk hidup hina mati dalam kondisi jahiliyah.
𝗝𝗔𝗡𝗝𝗜 𝗔𝗟𝗟𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗞 𝗣𝗘𝗥𝗡𝗔𝗛 𝗚𝗔𝗚𝗔𝗟
Perjuangan Palestina adalah bagian dari mata rantai sejarah panjang umat Islam.
Seperti Badar dan Uhud, seperti perjuangan para sahabat melawan kebatilan, keyakinan selalu menang atas ketakutan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman;
“𝗗𝗮𝗻 𝗞𝗮𝗺𝗶 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗞𝗶𝘁𝗮𝗯, 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗯𝘂𝗺𝗶 𝗶𝗻𝗶 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝘄𝗮𝗿𝗶𝘀𝗶 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗵𝗮𝗺𝗯𝗮-𝗵𝗮𝗺𝗯𝗮-𝗞𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗹𝗲𝗵.” (QS. Al-Anbiya: 105)
Janji ini bukan sekadar penghiburan, tapi kepastian.
Bahwa bumi tidak akan diwarisi oleh penjajah, tapi oleh mereka yang bersih imannya dan lurus amalnya.
Kemenangan bukan lahir dari senjata, tapi dari iman yang tak tergoyahkan, doa yang menembus langit, dan ketaatan yang tak tergadaikan.
𝗕𝗘𝗥𝗦𝗜𝗔𝗣𝗟𝗔𝗛 𝗗𝗘𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗦𝗘𝗚𝗔𝗟𝗔 𝗗𝗔𝗬𝗔 𝗗𝗔𝗡 𝗨𝗣𝗔𝗬𝗔
Allah memerintahkan kita untuk tidak pasif ketika kebenaran diuji.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“𝗕𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝘁𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗺𝘂, 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗸𝗲𝗮𝗱𝗮𝗮𝗻 𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝘂𝗽𝘂𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝘁, 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗷𝗶𝗵𝗮𝗱𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗿𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗿𝗶𝗺𝘂 𝗱𝗶 𝗷𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵. 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗲𝗺𝗶𝗸𝗶𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗯𝗮𝗴𝗶𝗺𝘂 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝘁𝗮𝗵𝘂𝗶.”
(QS. At-Tawbah: 41)
Jihad tidak selalu berarti mengangkat senjata, tetapi mengorbankan apa yang dimiliki: tenaga, waktu, ilmu, dan harta untuk menegakkan kalimat Allah dan menolong yang tertindas.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“𝗗𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽𝗶 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗸𝗲𝗸𝘂𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗮𝗽𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗽𝗶…” (QS. Al-Anfal: 60).
Kekuatan (quwwah) dalam ayat ini mencakup:
Kekuatan iman dan akhlak, sebagai fondasi utama.
Dan Kekuatan ilmu dan teknologi, untuk membangun peradaban.
Kekuatan ekonomi dan media, sebagai senjata opini dan pengaruh.
Kekuatan persatuan dan strategi, agar umat tidak mudah dipecah.
𝗨𝗺𝗮𝘁 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 terdidik, terorganisir, dan siap menghadapi zaman dengan kecerdasan dan kesabaran dalam keteguhan berjuang.
Maka bersiaplah dengan:
Doa dan sujud, karena kemenangan lahir dari keikhlasan hati.
Sedekah dan bantuan, karena itu bagian dari jihad kemanusiaan.
Ilmu dan pendidikan, agar cahaya kebenaran tidak padam oleh kebodohan.
Advokasi dan tulisan, agar dunia tahu siapa yang benar dan siapa yang zalim.
Perbaikan diri dan masyarakat, agar kita layak menegakkan kalimat Allah di bumi.
𝗧𝗲𝗴𝗮𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺-𝗵𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 pada negara bernaung agar umat tidak terus terjajah oleh sistem kufur dan zalim dan saling menzalimi karena membiarkan diri dan keluarga mereka dan Palestina hanya dengan ditangisi.
𝗕𝗔𝗡𝗚𝗞𝗜𝗧𝗟𝗔𝗛, 𝗪𝗔𝗛𝗔𝗜 𝗨𝗠𝗔𝗧 𝗡𝗔𝗕𝗜 𝗠𝗨𝗛𝗔𝗠𝗠𝗔𝗗 ﷺ
Kita hidup di zaman tangisan tanpa aksi.
Padahal tangisan tanpa amal adalah kelemahan, bukan kekuatan.
Palestina tidak butuh simpati kosong, ia butuh kesadaran dan keberanian.
Setiap Muslim punya peran dengan doa, sedekah, ilmu, tulisan, dan sikap teguh terhadap kebenaran.
Bangkitlah, wahai umat Nabi Muhammad ﷺ! Jangan biarkan perjuangan ini hanya menjadi berita yang lewat di layar ponselmu. Jadikan ia cambuk untuk kembali kepada Allah, meninggalkan sistem zalim, dan menegakkan hukum-Nya di muka bumi.
𝗞𝗘𝗠𝗘𝗡𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗜𝗦𝗟𝗔𝗠 𝗔𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛 𝗞𝗘𝗠𝗘𝗡𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗞𝗘𝗠𝗔𝗡𝗨𝗦𝗜𝗔𝗔𝗡ﷺ
Ketika Islam tegak, manusia terlindungi.
Ketika hukum Allah ditegakkan, maka anak-anak tak lagi dibunuh, bumi tak lagi dijarah, dan damai kembali bersemi.
Kemenangan Islam bukan kekalahan bagi siapa pun, tetapi kemenangan bagi seluruh umat manusia, karena Islam datang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“𝐃𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐊𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐭𝐮𝐬 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 (𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝), 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐦.”
(QS. Al-Anbiya: 107)
𝗛𝗔𝗥𝗜 𝗜𝗧𝗨 𝗔𝗞𝗔𝗡 𝗗𝗔𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗪𝗔𝗞𝗧𝗨𝗡𝗬𝗔 𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗠𝗘𝗡𝗗𝗘𝗞𝗔𝗧
Hari ketika Al-Quds kembali damai, dan hari ketika panji ‘𝗟𝗮̄ 𝗶𝗹𝗮̄𝗵𝗮 𝗶𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮̄𝗵, 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱𝘂𝗿 𝗥𝗮𝘀𝘂̄𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮̄𝗵’ berkibar di atas kubah emas Masjid Al-Aqsa.
Bukan karena senjata, tapi karena cahaya Allah menang atas kegelapan.
𝗝𝗮𝗻𝗷𝗶 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗱𝘂𝘀𝘁𝗮.
Maka bersiaplah, wahai umat Nabi Muhammad ﷺ dengan iman, amal, ilmu, dan kesungguhan.
Karena kemenangan Palestina adalah kemenangan Islam, dan kemenangan Islam adalah kebangkitan kemanusiaan di bawah cahaya Allah.
𝗠𝗮𝗸𝗮 jadilah bagian dari salah satu umat yang ikut dalam perjuangan mulia ini sehingga dengan seluruh kesanggupan yang dimiliki.
𝗣𝗲𝗻𝗼𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗧𝗲𝗴𝗮𝘀 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 “𝗧𝘄𝗼-𝗦𝘁𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗼𝗹𝘂𝘁𝗶𝗼𝗻
Tanah suci Palestina sejatinya bukan milik penjajah mana pun. Ia adalah “𝗮𝗺𝗮𝗻𝗮𝗵 𝗶𝗹𝗮𝗵𝗶” yang dititipkan kepada umat agar dijaga kehormatannya.
Maka, siapa pun yang berusaha melegalkan penjajahan dengan nama ‘𝘁𝘄𝗼-𝘀𝘁𝗮𝘁𝗲 𝘀𝗼𝗹𝘂𝘁𝗶𝗼𝗻’, sejatinya sedang mengkhianati Allah dan Rasul-Nya.
Sebab perdamaian sejati tidak lahir dari kompromi atas kebenaran, tetapi dari 𝘁𝗲𝗴𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗲𝗮𝗱𝗶𝗹𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗵𝗮𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗿𝗮𝗺𝗽𝗮𝘀.
Sebarkan kesadaran ini! Jangan biarkan umat tertipu oleh diplomasi yang menipu, sehingga suaramu menjadi bagian dari perjuangan. Oleh karena itu, suaramu adalah bagian dari perjuangan. Gunakan pena, media, dan doa sebagai senjata kebenaran. (Rahmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
