SURAU.CO – Dalam perjalanan hidup yang penuh gelombang, manusia sering kali merasa sendirian. Ada saat ketika beban terasa terlalu berat, kesulitan datang bertubi-tubi, dan jalan keluar seakan tak terlihat. Namun, seorang mukmin memiliki satu keyakinan yang membuatnya tetap tegak berdiri, Allah selalu bersama kita.
Keyakinan ini bukan sekadar ungkapan puitis atau kalimat indah, tetapi hakikat iman yang disebutkan berulang kali dalam Al-Qur’an.
Ma’iyyah Allah: Kebersamaan yang Sempurna
Ketika kita mengatakan “Allah bersama kita,” maksudnya adalah Ma’iyyah—kebersamaan Allah dengan hamba-Nya.
Ada dua jenis ma’iyyah:
a. Ma’iyyah ‘Ammah (Umum)
Kebersamaan Allah dengan seluruh makhluk-Nya. Allah mengetahui, mendengar, dan melihat segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya, baik dalam hati maupun dalam perbuatan.
> “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
Ayat ini menggambarkan bahwa setiap detik kehidupan manusia berada dalam pengawasan, rahmat, dan pengetahuan Allah.
b. Ma’iyyah Khassah (Khusus)
Ini adalah kebersamaan Allah yang lebih istimewa. Dia bersama hamba-hamba-Nya yang beriman, bertakwa, bersabar, dan berbuat baik. Bersama mereka dalam bentuk pertolongan, perlindungan, dan bimbingan.
> “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.”
(QS. An-Nahl: 128)
Kebersamaan ini melahirkan kekuatan luar biasa di hati seorang mukmin.
“Jangan Bersedih, Sesungguhnya Allah Bersama Kita”
Kalimat yang diucapkan Nabi Muhammad ﷺ kepada Abu Bakar ketika keduanya bersembunyi di Gua Tsur adalah pesan abadi bagi umat Islam sepanjang zaman.
Dalam keadaan genting, dikejar oleh pasukan musuh, dan situasi tampak gelap, Rasulullah ﷺ tetap tenang. Beliau berkata:
“Lā tahzan, innallāha ma‘anā.”
“Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Ungkapan ini bukan hanya menguatkan Abu Bakar, tetapi juga menjadi suntikan iman bagi semua yang sedang cemas, takut, atau kehilangan harapan.
Kebersamaan Allah Mengangkat Hati dari Rasa Takut
Keyakinan bahwa Allah bersama kita menghasilkan ketenangan dalam tiga hal:
a. Dalam Kesulitan
Ujian datang sebagai bentuk tarbiyah dari Allah. Namun, kita tidak pernah dibiarkan berjuang sendiri.
Allah mendampingi, menguatkan, dan membuka pintu-pintu pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka.
b. Dalam Kesendirian
Ketika manusia meninggalkan, Allah mendekat. Ketika sahabat tak memahami, Allah Maha Tahu.
Kesendirian fisik menjadi ringan karena hati ditemani oleh Rabb semesta alam.
c. Dalam Perjuangan Hidup
Setiap langkah hamba yang bersandar kepada Allah selalu memiliki nilai ibadah. Ia tidak pernah berjalan sendirian; ada keberkahan yang mengikuti jejaknya.
Bagaimana Agar Allah Selalu “Bersama Kita”?
Kebersamaan khusus Allah diberikan kepada mereka yang memenuhi syarat-syaratnya:
- Bertakwa
Menjaga diri dari perkara haram serta memperbanyak ketaatan. -
Bersabar
Semua ujian membutuhkan sabar: sabar dalam ketaatan, sabar menjauhi maksiat, dan sabar menghadapi takdir. -
Jujur dan Amanah
Hati yang jujur adalah hati yang mudah mendapatkan pertolongan Allah. -
Tawakal
Pasrah sepenuhnya setelah berusaha.
> “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkannya.”
(QS. Ath-Thalaq: 3)
Dampak Besar Keyakinan “Allah Bersama Kita”
Ketika keyakinan ini meresap ke dalam hati:
Kecemasan berganti ketenangan
Putus asa berubah menjadi harapan
Ganti kesedihan dengan kekuatan.
Rasa takut menjadi keberanian
Hidup terasa lebih ringan
Ibadah terasa lebih manis
Doa menjadi lebih khusyuk
Hidup menjadi lebih bermakna karena selalu merasa dalam pengawasan dan penjagaan Allah.
Penutup: Jadikan Kalimat Ini sebagai Zikir Hidup
Setiap kali hati gundah, masalah menumpuk, atau dunia terasa sempit, ucapkanlah dengan yakin:
“Allah bersamaku.”
Katakan dalam sujudmu.
Bisikkan dalam hatimu.
Tancapkan dalam dirimu setiap hari.
Karena jika Allah bersama kita,
Apa lagi yang perlu kita takuti?
Dan jika Allah menolong,
tidak ada satu kekuatan pun yang mampu mengalahkan.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang selalu berada dalam naungan kebersamaan-Nya. Aamiin. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
