SURAU.CO. Kufur nikmat dapat membuat seseorang jauh dari Allah, kehilangan nikmat yang diberikan, dan bahkan mendatangkan azab-Nya. Oleh karena itu, berhati-hatilah. Surah Ibrahim ayat 7 menegaskan bahwa Allah akan menambah nikmat bagi yang bersyukur, namun bagi yang kufur nikmat, azab-Nya sangat pedih. Ayat ini menegaskan janji Allah untuk menambah karunia kepada hamba-Nya yang bersyukur. Ayat ini menegaskan janji Allah untuk menambah karunia kepada hamba-Nya yang bersyukur. Kufur nikmat terjadi ketika seseorang tidak mensyukuri nikmat, mengingkarinya, atau menggunakan nikmat untuk hal yang tidak baik. Cara menghindarinya adalah dengan senantiasa bersyukur, menghindari iri hati, dan berbagi dengan sesama.
Filosofi “hati-hati dengan kufur nikmat” adalah kesadaran bahwa mengingkari atau tidak mensyukuri nikmat Allah SWT dapat membawa akibat buruk. Yaitu azab, kehilangan nikmat itu sendiri, hati yang keras, dan jauh dari-Nya. Ini adalah bentuk peringatan serius karena rasa syukur adalah wujud penghambaan kepada Tuhan yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri.
Bahaya kufur nikmat
Pertama, Jauh dari Allah: Sikap tidak bersyukur membuat hati menjadi keras dan hubungan dengan Allah menjadi terputus.
Kedua, Kehilangan nikmat: Nikmat yang tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat menyebabkan datangnya bencana atau petaka.
Ketiga, Mendatangkan azab: Menurut Al-Qur’an, orang yang mengingkari nikmat akan mendapatkan azab yang sangat pedih.
Keempat, Menunjukkan kerendahan diri: Kufur nikmat merupakan perbuatan tercela yang menunjukkan kerendahan moral dan diri seseorang.
Cara menghindari kufur nikmat
- Selalu bersyukur: Kita harus memulai hari dengan mensyukuri apa yang kita miliki, sekecil apa pun itu.
- Hindari iri hati: Hargai apa yang sudah kita miliki, alih-alih berfokus pada milik orang lain.
- Berbagi dengan sesama: Tindakan memberi memungkinkan seseorang untuk lebih menghargai nikmat yang dimilikinya dan merasakan kebahagiaan.
- Gunakan nikmat dengan baik: Rawat nikmat kesehatan dengan berolahraga, dan gunakan harta untuk hal yang bermanfaat.
- Hindari penyakit hati: Jauhi sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, sombong, dan ria, dan penyakit hati lainnya yang merupakan penyebab kufur nikmat dan dapat mengikis rasa syukur.
- Senantiasa mengingat Allah: Merasakan kehadiran Allah dalam setiap keadaan dapat membantu kita untuk lebih bersyukur.
- Bersyukur dengan hati dan lisan: Mengucapkan “Alhamdulillah” dan berzikir adalah cara mengucap syukur yang terus-menerus.
- Menggunakan nikmat untuk kebaikan: Gunakanlah nikmat (seperti kesehatan dan harta) untuk hal-hal yang diridhai Allah, misalnya beribadah dan membantu orang lain.
Konsekuensi kufur nikmat
- Tariknya nikmat dari Allah SWT: Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an bahwa jika seseorang mengingkari nikmat-Nya, maka azab-Nya sangat pedih (QS. Ibrahim: 7). Kehilangan berkah, kebahagiaan, dan ketenangan hidup adalah beberapa contoh nyata dari hal ini.
- Hati menjadi keras: Seseorang yang kufur nikmat mematikan hati nuraninya, membuatnya tidak lagi menghargai segala nikmat yang diberikan Allah SWT, dan menjauhkan dirinya dari-Nya.
- Kesejahteraan berkurang: Orang yang menyalahgunakan nikmat akan mengalami kehilangan dan malapetaka. Orang yang tidak menjaga kesehatan berisiko terkena penyakit.
Mengapa harus hati-hati?
Pertama, Ancaman azab: Ada peringatan keras dari Allah SWT tentang azab bagi mereka yang mengingkari nikmat-Nya.
Kedua, Sikap yang hina: Mengingkari nikmat adalah tindakan tercela yang menunjukkan kerendahan diri seseorang.
Ketiga, Bisa terjadi pada siapa saja: Bahkan orang yang beriman pun dapat terjerumus dalam sikap kufur nikmat jika tidak berhati-hati.
Tujuan
Peringatan “Hati-hati dengan Kufur Nikmat” bertujuan untuk mendorong kesadaran dan sikap syukur atas segala karunia Allah SWT. Hal ini bertujuan untuk menghindari konsekuensi negatif yang timbul akibat perilaku mengingkari atau tidak menghargai nikmat.
- Mengingat Sumber Nikmat: Mengingatkan manusia bahwa segala nikmat, besar maupun kecil, berasal dari Allah SWT dan bukan semata-mata karena usaha sendiri.
- Menghindari Azab dan Siksa: Sebagai peringatan langsung dari Allah, jika seseorang kufur nikmat, Ia mengancam dengan azab atau siksa yang pedih, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
- Menjaga dan Menambah Nikmat: Allah menjanjikan akan menambahkan nikmat-Nya kepada orang yang bersyukur, sementara (perbuatan) kufur nikmat dapat menyebabkan Allah mencabut atau mengurangi nikmat yang sudah ada.
- Mencegah Kerusakan Jiwa dan Hati: Kufur nikmat dapat membuat hati menjadi keras, merasa tidak puas, dan merusak hubungan dengan Sang Pencipta, yang berdampak buruk pada kesehatan mental dan spiritual.
- Menggunakan Nikmat pada Jalan yang Benar: Kita harus mendorong individu memanfaatkan nikmat (seperti kesehatan, kekayaan, waktu, atau talenta) di jalan yang diridai Allah, bukan untuk kemaksiatan.
- Memperkuat Keimanan dan Hubungan dengan Allah: Mengakui dan mensyukuri nikmat memperkuat ikatan dan keimanan seseorang kepada Allah, menunjukkan ketaatan sebagai hamba-Nya.
Secara ringkas, tujuan peringatan ini adalah untuk membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih bermakna, penuh rasa syukur, dan terhindar dari murka Ilahi. (mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
