Opinion
Beranda » Berita » Kufur Nikmat

Kufur Nikmat

Kufur Nikmat
Kufur Nikmat

SURAU.CO.  Seseorang menunjukkan sikap kufur nikmat dengan tidak mengakui sumber nikmat (Allah) dan menggunakan nikmat tersebut untuk hal yang buruk serta maksiat. Selanjutnya, mereka yang tidak puas dengan karunia Allah menunjukkan sikap tidak menghargainya.  Oleh sebab itu, kecenderungan manusia adalah tidak merasa cukup atau puas dengan anugerah yang ada, sehingga lalai mengingat Allah. Tidak mengakui karunia Allah dan tidak memuji-Nya.

Orang yang melakukan kufur nikmat tidak mensyukuri nikmat Allah SWT, padahal Dia telah memberikan banyak hal seperti harta, kesehatan, dan keluarga. Selanjutnya, seseorang menutupi atau tidak mengakui sumber nikmat tersebut. Selain itu, mereka merasa bahwa kesuksesan semata adalah hasil usaha sendiri. Pelaku menyalahgunakan nikmat untuk hal-hal yang dilarang agama, seperti maksiat atau foya-foya. Allah akan mendatangkan azab yang pedih bagi orang yang terus melakukan kufur nikmat.

Tidak memanfaatkan pemberian Allah sesuai dengan tujuan yang seharusnya. Contohnya, menggunakan harta kekayaan untuk maksiat daripada untuk hal yang bermanfaat, atau menggunakan kesehatan untuk perbuatan dosa. Menurut Al-Qur’an (QS. Ibrahim ayat 7), jika seseorang kufur nikmat, maka Allah SWT akan sangat murka dan azab-Nya sangatlah pedih. Kufur nikmat berbeda dengan kekufuran akidah (seperti mengingkari Allah). Seseorang yang beriman pun bisa terjerumus dalam kekufuran nikmat karena kelalaian atau ketidakpuasan batinnya.

Surat Ibrahim Ayat 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Arab-Latin: Wa iż taażżana rabbukum lain syakartum laazīdannakum wa laing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Ciri-ciri orang yang kufur nikmat

Ciri-ciri kufur nikmat antara lain tidak pernah puas dan selalu mengeluh, serta mengingkari kebaikan orang lain. Pelaku kufur nikmat menggunakan nikmat untuk hal yang dilarang atau sia-sia. Mereka lupa diri dan kembali ke perbuatan maksiat setelah menerima pertolongan atau nikmat dari Allah.

Tidak pernah puas dan sering mengeluh:

Seseorang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ia miliki. Ia selalu menginginkan lebih banyak hal. Meskipun telah menerima banyak nikmat, ia cenderung mengeluh.

Mengingkari kebaikan orang lain:

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Tidak menghargai bantuan, dukungan, atau usaha orang lain, dan seringkali merasa keberhasilan murni karena usahanya sendiri.

Salah menggunakan nikmat Allah:

Kita menggunakan nikmat yang diberikan untuk hal-hal yang dilarang. Beberapa orang menggunakan mata mereka untuk melihat hal yang tidak baik. Mereka memanfaatkan harta dan kekuasaan untuk perbuatan zalim.

Lupa setelah ditolong:

Kembali ke sifat atau perbuatan buruknya setelah Allah memberikan pertolongan atau nikmat, seolah-olah tidak pernah memohon atau berjanji untuk berubah.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Mengabaikan tanggung jawab sosial:

Tidak memanfaatkan potensi dan rezekinya untuk membantu orang lain atau memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. 

Akibat kufur nikmat

Akibat kufur nikmat antara lain hilangnya keberkahan, nikmat yang berubah menjadi siksa, dan ancaman azab Allah di dunia maupun akhirat.  Jika seseorang tidak bersyukur, ia bisa kehilangan nikmatnya. Hal itu membuat hati menjadi keras dan hubungan dengan sesama menjadi tidak harmonis. Akibatnya, dia tidak akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.

Hilangnya keberkahan dan nikmat:

Allah SWT dapat mencabut nikmat yang diberikan kepada orang yang tidak bersyukur. Nikmat yang ada bisa hilang atau berubah menjadi bencana dan siksaan.

Menjadi sumber siksa (fitnah):

Orang yang tidak mensyukuri nikmat harta dapat mengalami kehancuran moral dan spiritual. Mereka menggunakan harta itu untuk perbuatan maksiat atau kesombongan. Mereka tidak menggunakannya untuk membantu orang lain atau mendekatkan diri kepada Allah.

Ancaman azab Allah:

Allah mengancam akan memberikan siksa yang pedih kepada orang yang mengingkari nikmat-Nya. Allah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur’an, Surah Ibrahim ayat 7.

Hati menjadi keras:

Kufur nikmat menyebabkan hati menjadi keras, sulit menerima nasihat, dan terputus dari hubungan spiritual dengan Allah.

Hidup tidak tenang dan penuh keluh kesah:

Orang yang kufur nikmat akan selalu merasa kurang dan tidak puas. Hal ini membuat hidupnya dipenuhi oleh kegelisahan dan iri hati. Perasaan tersebut muncul meskipun ia memiliki banyak harta.

Hilangnya pahala amal kebaikan:

Seseorang dapat kehilangan pahala amal kebaikan jika ia tidak puas dan tidak bersyukur.

Hubungan sosial memburuk:

Sikap yang tidak mensyukuri nikmat dapat merusak hubungan dengan sesama manusia.

Kesimpulan kufur nikmat adalah sikap tidak bersyukur dan mengingkari nikmat Allah yang merugikan baik di dunia maupun akhirat. Ini terjadi ketika seseorang tidak mengakui pemberian Allah, menggunakan nikmat untuk hal buruk, atau tidak mensyukurinya. Konsekuensinya termasuk datangnya azab Allah dan hilangnya ketenangan serta keberkahan, sementara kebalikannya, yaitu bersyukur, justru akan menambah nikmat dan mendatangkan ketenangan. (mengutip dari berbagai sumber).


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement