Ibadah
Beranda » Berita » Nikmat Allah Mana Yang Kamu Dustakan

Nikmat Allah Mana Yang Kamu Dustakan

Nikmat Allah Mana Yang Kamu Dustakan
Nikmat Allah Mana Yang Kamu Dustakan

SURAU.CO. “Nikmat Allah mana yang kamu dustakan?”. Allah SWT mengingatkan kita dalam Quran Surah Ar-Rahman ayat 13, dan pengingat tersebut diulang sebanyak 31 kali di surah yang sama. Ayat ini bertujuan untuk menyadarkan manusia dan jin akan banyaknya nikmat yang Allah berikan. Seperti hidup, kesehatan, akal, dan rezeki, serta mendorong untuk selalu bersyukur atas semua pemberian-Nya dan tidak mendustakannya.

Surat Ar-Rahman Ayat 13

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Arab-Latin: Fa biayyi ālāi rabbikumā tukażżibān

Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Tujuan

Pertanyaan “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” bertujuan untuk mengingatkan manusia dan jin. Tujuan pertanyaan tersebut adalah agar manusia dan jin tidak melupakan segala nikmat yang diberikan Allah. Pertanyaan itu juga mengarahkan manusia dan jin untuk mensyukuri nikmat-nikmat tersebut. Ayat ini berfungsi sebagai panggilan untuk merenungkan dan menghargai setiap nikmat, baik yang besar maupun kecil. Sebagai bentuk pengakuan atas kekuasaan dan sifat Maha Pengasih Allah (Ar-Rahman).

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Tujuan utama, mengajak untuk mengenali dan menghargai semua nikmat Allah, baik yang sering terabaikan sekalipun. Merupakan peringatan tegas agar manusia dan jin tidak sombong dan mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Ayat ini mendorong refleksi diri terhadap anugerah yang Allah berikan. Semua yang diciptakan Allah memiliki tujuan dan peran dalam kehidupan. Setelah menyebutkan berbagai karunia, ayat ini menuntut kita untuk mengakui bahwa tidak ada satu pun nikmat yang layak didustakan.

Manfaat bersyukur, hati yang selalu bersyukur akan merasa lebih tenang dan stabil. Dengan bersyukur, manusia tidak hanya mendapatkan kebahagiaan di dunia, tetapi juga di akhirat. Allah menjanjikan akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang bersyukur. Orang yang tidak bersyukur atau menyia-nyiakan nikmat adalah orang yang sombong dan pantas mendapat azab.

Ayat ini menekankan bahwa Allah telah melimpahkan banyak sekali nikmat yang terkadang tidak kita sadari, seperti nikmat bernapas, kesehatan, akal, rezeki, dan lainnya. Pengulangan ayat ini menunjukkan betapa pentingnya kita untuk tidak ingkar dan selalu bersyukur atas setiap nikmat yang diterima, baik secara hati, ucapan, maupun perbuatan. Bentuk syukur yang sejati bukan hanya dengan ucapan “Alhamdulillah”, tetapi juga dengan menggunakan nikmat tersebut untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Seperti membantu sesama dan beribadah. Ayat ini juga berfungsi sebagai teguran agar manusia dan jin tidak mengabaikan atau mengingkari nikmat yang telah diberikan.

Filosofi

Allah SWT memberikan pengingat kuat kepada manusia dan jin melalui filosofi tersebut. Manusia dan jin diwajibkan untuk selalu merenungkan, mengakui, dan mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Filosofi “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” mendorong kita untuk bersyukur. Ayat ini menekankan bahwa setiap pemberian dari Allah, baik besar maupun kecil, tidak terhitung banyaknya. Manusia cenderung tidak menyadari atau bahkan mengingkari anugerah-anugerah tersebut. Surah Ar-Rahman mengulang ayat ini sebanyak 31 kali untuk memperkuat pesan tersebut.

  • Kesadaran akan nikmat: Ayat ini mengajak kita untuk menyadari betapa banyaknya nikmat yang kita terima, mulai dari yang tidak terlihat. Kita sering menganggap remeh nilai dari kemampuan berpikir hingga hal-hal fisik, seperti tubuh, udara, dan air.
  • Peringatan dan teguran: Pengulangan ayat ini berfungsi sebagai peringatan tegas bagi manusia dan jin agar tidak mendustakan nikmat dari Allah. Mendustakan nikmat adalah bentuk kekufuran atau mengingkari karunia-Nya.
  • Mendorong rasa syukur: Secara filosofis, ayat ini mendorong rasa syukur yang mendalam dan mendorong kita untuk hidup dalam kesadaran akan kebaikan Allah. Sikap syukur dapat membawa lebih banyak berkah dan rahmat, sedangkan kekufuran dapat berujung pada azab.
  • Menghadapi ujian hidup: Merenungkan ayat ini dapat membantu seseorang yang sedang terpuruk untuk lebih bersyukur atas nikmat yang masih ada. Dan tidak membandingkan diri dengan orang lain, karena semua kehidupan adalah karunia Allah.
  • Menegaskan sifat Allah: Ayat ini secara langsung menunjukkan sifat Allah yang Maha Pengasih (Ar-Rahman), yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada seluruh ciptaan-Nya.

(mengutip dari berbagai sumber)

Kitab Taisirul Khallaq


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement