Berita Internasional
Beranda » Berita » Gaza Rumah Terbesar Penyandang Disabilitas

Gaza Rumah Terbesar Penyandang Disabilitas

Disabilitas
Laporan terbaru WHO mengungkap krisis disabilitas di Gaza. Hampir 42.000 warga alami cacat permanen akibat agresi Israel.

SURAU.CO. Bencana disabilitas menjadi guncangan tersendiri setelah konflik di Gaza agak mereda. Dalam sebuah laporannya bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa skala hampir 42. 000 warga Gaza mengalami disabiilitas permanen. Mereka cidera yang mengubah hiduos sebagai dampak operasi militer Israel yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Menurut Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, apa yang terjadi di Gaza adalah pandemi disabilitas. Angka yang ada merupakan seperempat dari total 167.376 korban luka. Dalam laporannya WHO menyebut jenis-jenis cedera parah yang dihadapi warga Gaza. Cidera tersebut memicu lonjakan kebutuhan akan layanan bedah khusus dan rehabilitasi yang hampir tidak tersedia. Dalam data menyebutkan lebih dari 5.000 orang terpaksa menjalani amputasi. Analisis WHO sebelumnya memperkirakan antara 13.455 hingga 17.550 warga menderita cedera anggota tubuh yang parah.

Kemudian tercatat ada 22.000 yang mengalami cedera pada tangan dan kaki. Selain itu ada lebih dari 2.000 kasus cedera sumsum tulang belakang dan lebih dari 1.300 kasus cedera otak traumatis. Sementara itu yang mengalami. Luka bakar luas lebih dari 3.300 kasus luka bakar luas. “Seiring meningkatnya jumlah korban cedera dan kebutuhan medis, sistem layanan kesehatan berada di ambang keruntuhan,” tegas WHO dalam pernyataannya.

Ironisnya meningkatnya kasus disabilitas berbanding terbalik dengan kondisi fasilitas kesehatan di Gaza yang kian memburuk. Tercatat hanya 14 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi, dan itu pun hanya sebagian. Hal ini diperparah dengan layanan rehabilitasi pra-konflik kini tinggal sepertiga yang beroperasi. Bahkan ada beberapa terancam tutup. Akibat fasilitas kesehatan dan sekolah menjadi sasaran langsung, maka lebih dari 84% fasilitas kesehatan dan 87% sekolah hancur

Catatan UNICEF

Koordinator Kemanusiaan PBB Sigrid Kaag mencatat bahwa dalam kurun waktu kurang dari setahun, Israel telah menyebabkan cedera yang mengubah hidup pada lebih dari 22.500 orang di Gaza. Dampak konflik ini sangat parah pada kelompok rentan, terutama anak-anak. UNICEF sendiri mencatat lebih dari 1.000 anak mengalami anggota tubuhnya hanya dalam tiga bulan pertama agresi. Selain itu Diperkirakan 15,8% anak-anak Gaza pada tahun 2025 menderita disabilitas, dengan 3,2% di antaranya baru-baru ini terjadi akibat langsung dari agresi. Data menunjukkan penyandang disabilitas di Gaza lebih mungkin terbunuh karena ketidakmampuan mereka untuk mengungsi dengan cepat.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Kemudian setidaknya 170 warga Palestina tuna rungu tewas sejak Oktober 2023. Hal ini akibat tidak adanya peringatan serangan dalam bahasa isyarat atau peringatan visual. Bantuan kemanusiaan yang terhambat semakin memperburuk penderitaan. Banyak yang menuduh  kondisi ini karena pasukan Israel mencegah masuknya tubuh palsu, kursi roda, dan perlengkapan medis dasar. Hal inilah yang kemudian memicu peningkatan marginalisasi penyandang disabilitas.

Dania Dasouqi, Sekretaris Pertama di Misi Pengamat Tetap Negara Palestina di Jenewa, mengungkapkan bahwa ada lebih dari 33.000 kasus baru kemungkinan disabilitas setelah agresi. Beberapa ahli PBB bahkan menuduh Pemerintah Israel memiliki kebijakan sistematis dan terencana untuk menciptakan disabilitas di Wilayah Palestina yang Diduduki, dengan tingkat disabilitas yang telah meningkat lebih dari 60% sejak dimulainya perang.

Rumah Terbesar Penyandang Disabilitas

Sedangkan Pengamat Tetap Negara Palestina untuk Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa Ibrahim Khraishi mengatakan sejak awal perang di Jalur Gaza, persentase penyandang disabilitas telah meningkat. Hal ini akibat dari penggunaan kekuatan militer Israel yang berlebihan dan terencana. Pasukan Israel menembak langsung yang mengarah tubuh baik bagian bawah atau bagian tubuh atas. Ada 4.800 amputasi anggota tubuh telah didokumentasikan sejak awal perang di Jalur Gaza.

Rinciannya adalah 76 persen di antaranya memengaruhi anggota tubuh bagian atas dan 24 persen anggota tubuh bagian bawah. Sepuluh anak kehilangan satu atau kedua kakinya setiap hari. Organisasi hak asasi manusia menyebut Gaza telah menjadi rumah terbesar bagi kelompok anak amputasi terbesar dalam sejarah modern. ( Dari berbagai sumber)

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement