Ibadah
Beranda » Berita » Sabar: Perisai Hati yang Mengantar Kepada Ridho Allah

Sabar: Perisai Hati yang Mengantar Kepada Ridho Allah

Sabar: Perisai Hati yang Mengantar Kepada Ridho Allah
Sabar: Perisai Hati yang Mengantar Kepada Ridho Allah

 

SURAU.CO – Berdasarkan Kitab Riyadhush Shalihin. Dalam perjalanan hidup, setiap insan pasti akan berjumpa dengan ujian. Ada yang diuji dengan kesempitan rezeki, ada yang diuji dengan rasa kehilangan, ada pula yang ditempa dengan ujian di hati—kekecewaan, kesedihan, dan pergolakan batin. Di tengah semua itu, Islam mengajarkan satu kekuatan yang menjadi pondasi ketenangan: sabar.

Imam an-Nawawi rahimahullah dalam Riyadhush Shalihin memberikan tempat khusus untuk pembahasan sabar. Beliau memulai bab tersebut dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukkan betapa mulianya sifat ini, hingga Allah menyebut sabar sebagai faktor penentu pertolongan dan kemenangan.

Sabar: Perintah Ilahi yang Menenangkan Jiwa

Allah berfirman:

> “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153)

Hidup Lambat (Slow Living) ala Rasulullah: Menemukan Ketenangan di Kitab Nawawi

Ayat ini menjadi dasar bahwasanya sabar bukan sekadar menahan diri, tetapi sumber pertolongan. Orang yang sabar berada dalam naungan kebersamaan Allah, penjagaan-Nya, dan rahmat-Nya.

Imam an-Nawawi memasukkan ayat ini sebagai pembuka karena sabar bukan sekadar akhlak—melainkan bagian dari aqidah dan ibadah.

Makna Sabar Menurut Ulama

Para ulama membagi sabar menjadi tiga:

(1) Sabar dalam ketaatan kepada Allah.
Seperti menahan rasa malas ketika shalat Subuh, menjaga konsistensi berjamaah, atau memaksakan diri tetap di jalan ilmu walau lelah melanda.

(2) Sabar dalam menjauhi maksiat.
Menahan diri dari godaan syahwat, menjaga hati dari pandangan haram, atau menahan lisan dari ghibah—semua itu bentuk sabar yang sangat berat tetapi tinggi nilainya.

Riyadus Shalihin dan Fenomena FOMO: Mengapa Kita Takut Tertinggal?

(3) Sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan.
Inilah kategori yang paling sering menjadi medan jihad batin manusia. Kesedihan, musibah, kehilangan, sakit, kegagalan—semua membutuhkan sabar yang menggantungkan hati kepada Allah.

Hadits-Hadits Tentang Sabar dari Riyadhush Shalihin

Di antara hadits agung yang diriwayatkan Imam an-Nawawi dalam bab ini adalah sabda Nabi ﷺ:

> “Sabar itu ada pada saat pertama kali tertimpa musibah.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Maknanya, sabar sejati bukan setelah hati mulai tenang, tetapi ketika pukulan pertama musibah menimpa, saat air mata masih hangat, saat dada masih sesak.

Sabar pada momentum itu menunjukkan kualitas iman dan keteguhan hati.

Urgensi Riyadhus Shalihin sebagai Pondasi Utama Pendidikan Karakter Bangsa

Hadits lainnya:

> “Tidaklah seorang hamba ditimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah hapuskan sebagian dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Di sini Nabi ﷺ mengajarkan bahwa setiap rasa sakit adalah penghapus dosa. Sejatinya musibah bukan hukuman, tetapi pembersihan dari Allah agar seorang hamba pulang kepada-Nya dalam keadaan bersih.

Sabar, Jalan Para Nabi dan Orang-Orang Mulia

Imam an-Nawawi mengutip ayat yang mengingatkan kita akan keteladanan para Rasul:

> “Dan bersabarlah sebagaimana sabarnya para Rasul Ulul ‘Azmi.”
(QS. Al-Ahqaf: 35)

Nabi Nuh sabar selama 950 tahun berdakwah.
>Nabi Ibrahim sabar menghadapi api, keluarga, dan ujian perintah penyembelihan.
>Nabi Musa sabar menghadapi kaumnya yang keras.
>Nabi Isa sabar dalam keterasingan dan fitnah.
Dan Nabi Muhammad ﷺ adalah puncak kesabaran, menghadapi cacian, pengusiran, perang, dan kehilangan orang-orang tercinta.

Kesabaran mereka bukan kelemahan, tetapi kemenangan batin.

Mengapa Sabar Begitu Agung Nilainya?

Karena sabar adalah:

• Ibadah hati yang paling kuat
Ia tidak terlihat, tapi Allah melihatnya sepenuhnya.
• Bukti tawakal kepada Allah
Orang yang bersabar berarti mempercayai bahwa Allah tidak salah dalam memberi keputusan.
• Pintu surga yang luas
Allah berfirman:

> “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan diberikan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)

Imam an-Nawawi menyebut ayat ini sebagai puncak keutamaan sabar: pahala tanpa batas tanpa hitungan, tanpa timbangan.

Tidak ada ibadah lain yang mendapatkan janji pahala sebesar ini. Puasa dilipatgandakan, sedekah dilipatgandakan, shalat dilipatgandakan. Tapi sabar? Tidak ada batasnya.

Buah dari Sabar

Orang yang menanam sabar akan memanen:

• Ketenangan jiwa
• Kedewasaan mental
• Kedekatan dengan Allah
• Terbukanya pintu pertolongan
• Diangkat derajatnya
• Terhapus dosa-dosanya
• Masuk surga dengan kemuliaan

Sabar itu pahit, namun hasilnya semanis madu.

Bagaimana Melatih Sabar?

Imam an-Nawawi dan para ulama memberikan beberapa jalan:

  1. Memperkuat iman kepada qadha dan qadar
    Yakini bahwa apa pun yang terjadi tidak keluar dari ilmu dan rahmat Allah.

  2. Memperbanyak doa
    Doa Nabi ﷺ: “Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang sabar.”

  3. Melatih hati dengan zikir dan shalat
    Hati yang penuh zikir lebih mudah menghadapi musibah.

  4. Belajar menerima, bukan menyerah
    Sabar itu bukan pasrah dalam keterpurukan, tetapi tetap bergerak dalam keridaan Allah.

Penutup: Sabar adalah Cahaya

Dalam sebuah hadits yang dikutip Imam an-Nawawi, Nabi ﷺ bersabda:

> “Sabar adalah cahaya.”
(HR. Muslim)

Cahaya yang menerangi langkah, menguatkan hati, dan menunjukkan jalan keluar pada saat manusia merasa gelap. Sabar bukan sekadar bertahan, tetapi sebuah perjalanan menuju kedewasaan ruh, tempat Allah memeluk hamba-Nya dengan penuh kasih sayang.

Semoga Allah menjadikan kita semua hamba yang sabar, kuat menghadapi ujian, tunduk dalam ketaatan, dan teguh menjalani hidup dengan penuh harapan kepada-Nya. Aamiin. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement