Khazanah
Beranda » Berita » Menjaga Lisan dan Hati dalam Kitab Bahjatul Wasail: Seni Mengendalikan Diri dari Dosa

Menjaga Lisan dan Hati dalam Kitab Bahjatul Wasail: Seni Mengendalikan Diri dari Dosa

Muslim merenung menjaga lisan dan hati dalam ketenangan senja.
Gambaran suasana batin yang tenteram, menggambarkan makna spiritual menahan diri dari dosa.

Surau.co. Menjaga lisan dan hati adalah ajaran penting dalam Bahjatul Wasail karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani. Sejak awal, penting untuk dipahami bahwa menjaga lisan dan hati bukan hanya perkara etika sosial, melainkan juga inti dari spiritualitas seorang Muslim. Selain itu, Syekh Nawawi menekankan bahwa setiap ucapan dan gerak hati mencerminkan kadar iman seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tergelincir bukan karena perbuatan besar, tetapi justru karena kata-kata yang lepas tanpa kendali atau niat hati yang tidak bersih.

Dalam kitab tersebut, beliau menulis:

وَالْعَاقِلُ مَنْ عَقَلَ لِسَانَهُ وَقَلْبَهُ عَنِ الْمَعَاصِي وَالزَّلَلِ
“Orang yang berakal adalah orang yang mampu menahan lisannya dan hatinya dari dosa dan kesalahan.”
(Bahjatul Wasail, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)

Makna ini sederhana namun dalam: kecerdasan sejati bukanlah pada kemampuan berbicara, melainkan pada kemampuan menahan diri.

Fenomena Sehari-hari: Saat Lisan Menjadi Cermin Hati

Dalam praktik sehari-hari, sering kita temui seseorang yang pandai berbicara namun menyakiti hati orang lain tanpa sadar. Lebih jauh lagi, media sosial memperparah hal ini — satu komentar kasar bisa memicu permusuhan panjang. Karena itu, relevansi ajaran Syekh Nawawi terasa semakin kuat. Beliau mengingatkan agar manusia tidak hanya menahan lisan dari ghibah dan fitnah, tetapi juga dari ucapan sia-sia.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

إِنَّ الْكَلِمَةَ إِذَا خَرَجَتْ مِنَ اللِّسَانِ لَا تَعُودُ، فَاحْفَظْهَا قَبْلَ أَنْ تَنْدَمَ
“Sesungguhnya kata yang telah keluar dari lisan tidak akan kembali, maka jagalah sebelum engkau menyesal.”
(Bahjatul Wasail, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)

Setiap kata adalah anak panah yang tak bisa ditarik kembali. Oleh karena itu, menjaga lisan berarti menjaga kehormatan diri dan orang lain.

Menjaga Hati: Sumber Segala Amal

Syekh Nawawi juga menegaskan bahwa hati adalah pusat segala kebaikan dan keburukan. Apabila hati bersih, maka secara alami lisan pun akan bersih. Dalam Bahjatul Wasail, beliau menulis:

إِذَا صَلُحَ الْقَلْبُ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ
“Apabila hati baik, maka seluruh tubuh akan baik; dan apabila hati rusak, maka seluruh tubuh akan rusak.”
(Bahjatul Wasail, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)

Ajaran ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ:

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً … أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam konteks modern, hati yang bersih bisa diterjemahkan sebagai kejernihan niat, keikhlasan dalam berbuat, serta kebersihan pikiran dari iri dan dengki. Dengan demikian, hati menjadi fondasi bagi seluruh perilaku.

Seni Mengendalikan Diri dari Dosa

Syekh Nawawi menyebut pengendalian diri sebagai bentuk ibadah batin yang sangat tinggi nilainya. Ia bukan hanya tentang menahan amarah atau hawa nafsu, tetapi juga menjaga kesadaran diri di setiap momen. Dalam Bahjatul Wasail, beliau menulis:

مَنْ مَلَكَ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ فَقَدْ أَظْهَرَ عِزَّتَهُ وَعَقْلَهُ
“Barang siapa mampu menguasai dirinya saat marah, maka ia telah menampakkan kemuliaan dan kecerdasannya.”
(Bahjatul Wasail, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)

Kalimat ini menggambarkan seni spiritual yang halus: tidak semua kekuatan tampak dalam tindakan besar, karena sebagian justru terlihat dalam kesunyian saat menahan amarah.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Di era modern, pengendalian diri menjadi tantangan berat. Arus informasi yang cepat sering membuat emosi mendahului logika. Namun demikian, ajaran Syekh Nawawi memberi keseimbangan: diam kadang lebih berharga daripada seribu kata.

Lisan dan Hati dalam Keseharian: Jalan Menuju Cahaya

Kita sering lupa bahwa kebahagiaan lahir dari ketenangan batin, bukan dari banyaknya kata atau perdebatan. Dalam berbagai situasi, baik dalam keluarga, pertemanan, maupun dunia kerja, orang yang mampu menjaga lisan dan hatinya akan lebih dihormati dan dipercaya.

Syekh Nawawi mengajarkan bahwa diam adalah bentuk ibadah bila digunakan untuk menahan diri dari dosa. Ia menulis:

الصَّمْتُ عَنْ الشَّرِّ عِبَادَةٌ، وَالْكَلَامُ بِالْخَيْرِ صَدَقَةٌ
“Diam dari keburukan adalah ibadah, dan berbicara dengan kebaikan adalah sedekah.”
(Bahjatul Wasail, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)

Betapa indahnya ajaran ini — bahwa setiap ucapan bisa menjadi sedekah bila membawa manfaat dan ketenangan bagi orang lain. Terlebih lagi, ia menjadi jalan untuk menumbuhkan hubungan yang penuh kasih.

Refleksi: Membangun Karakter Muslim yang Menenangkan

Menjaga lisan dan hati sebagaimana diajarkan dalam Bahjatul Wasail bukan hanya latihan spiritual, melainkan jugafondasi karakter. Orang yang mampu menahan lisannya dari menyakiti dan hatinya dari kebencian akan menjadi pribadi yang teduh. Sebaliknya, mereka yang membiarkan lisannya liar akan mudah menimbulkan konflik.

Dalam kehidupan sosial saat ini, yang penuh gesekan, ajaran Syekh Nawawi terasa seperti oase. Ia mengingatkan bahwa kekuatan sejati bukanlah dalam berbicara paling keras, tetapi dalam menahan diri di saat paling sulit.

Penutup: Ketenangan Berawal dari Diri

Menjaga lisan dan hati adalah seni mengendalikan diri dari dosa. Dalam setiap kata dan niat, terdapat peluang menuju pahala atau dosa. Bahjatul Wasail memberi panduan agar kita mampu menjadikan keduanya alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebaliknya.

Pada akhirnya, dengan kesadaran, kesabaran, dan pengendalian diri, setiap Muslim dapat menjadikan lisannya lembut, hatinya bersih, dan hidupnya penuh berkah.

Reza AS
Pengasuh ruang kontemplatif Serambi Bedoyo, Ponorogo


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement