SURAU.CO – “YA RABBBKU, BANGUNKANLAH UNTUKKU SEBUAH RUMAH DI SISI-MU DALAM SURGA.” (QS. At-Tahrim [66]: 11)
Bismillāhirrahmānirrahīm. Doa ini bukan sekadar untaian harapan seorang hamba, tetapi jeritan hati dari seorang wanita agung Asiyah binti Muzahim, istri Fir’aun yang memilih rumah di sisi Allah daripada istana di dunia.
Di saat seluruh kemewahan dunia terbentang di hadapannya, ia justru memohon rumah di surga. Bukan karena ia tidak punya rumah, tapi karena ia tahu rumah sejati bukan di dunia ini.
Rumah Dunia yang Fana
Berapa banyak manusia bersusah payah mengejar rumah di dunia bekerja siang malam, menumpuk harta, menanggung utang panjang tapi lupa menyiapkan rumah di akhirat.
Padahal rumah dunia, seindah apapun, pasti akan kita tinggalkan.
Rumah megah tak menjamin bahagia. Ada rumah luas tapi hati penghuninya sempit, ada rumah kecil tapi penuh sakinah karena di dalamnya ada dzikir, doa, dan cinta karena Allah.
Rumah di Sisi Allah
Asiyah tidak meminta rumah di surga, tapi di sisi Allah dalam surga “indaKa fi al-jannah”. Inilah puncak cinta seorang hamba: bukan hanya ingin masuk surga, tapi ingin dekat dengan Rabb-nya.
> “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS. At-Tahrim: 11)
Doa itu lahir dari keteguhan iman, dari hati yang lebih mencintai akhirat daripada dunia.
Ketika Rumah Dunia Tak Lagi Aman
Kadang, rumah dunia justru menjadi tempat ujian terberat.
Ada suami yang lalai dari iman, istri yang jauh dari taqwa, anak-anak yang tidak mengenal Al-Qur’an.
Ketika itu terjadi, jangan hanya berdoa agar rumah diperluas, tapi berdoalah agar dihidupkan kembali ruh iman di dalamnya.
Rumah tanpa dzikir, tanpa shalat berjamaah, tanpa Al-Qur’an — cepat atau lambat akan menjadi kosong meskipun masih berpenghuni.
Tanda Rumah yang Diberkahi
Para ulama mengatakan, tanda rumah yang diberkahi Allah adalah:
- Penghuninya rajin beribadah dan menjaga shalat.
- Ada bacaan Al-Qur’an dan majelis ilmu.
- Terjaga dari maksiat dan ghibah.
- Penghuninya saling memaafkan sebelum tidur.
- Ada doa, syukur, dan ketenangan hati di dalamnya.
Rumah seperti inilah yang menjadi taman surga di dunia, dan menjadi sebab rumah kekal di akhirat.
Membangun Rumah di Surga
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Barangsiapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan beliau juga bersabda:
> “Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sepuluh kali, Allah bangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Ahmad)
Bahkan amal sekecil meninggalkan pertengkaran meski benar, menjaga lisan dari ghibah, atau menyantuni anak yatim, semuanya adalah bata-bata untuk rumah kita di akhirat.
Doa Asiyah untuk Setiap Mukmin
Doa Asiyah bukan hanya kisah masa lalu. Itu adalah pesan untuk setiap hamba yang teruji:
Untuk istri yang tetap sabar di tengah suami yang lalai.
>Untuk suami yang bertahan menafkahi keluarga meski dalam sempit.
>Untuk orang tua yang menangis di malam hari memohon agar anaknya menjadi penyejuk mata.
Doa Asiyah mengajarkan: Ketika rumah dunia terasa sesak, mintalah rumah di sisi Allah yang lapang tanpa batas.
Penutup
Hidup ini sementara. Rumah kita yang sejati sedang menunggu — bukan di perumahan dunia, tapi di taman-taman surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Maka jangan hanya sibuk menata rumah di bumi, tapi bangunlah rumah di langit dengan amal dan doa.
Karena rumah terbaik adalah yang dibangun dengan iman, kesabaran, dan cinta kepada Allah.
> “Ya Rabbku. bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga.”
(QS. At-Tahrim: 11)
Semoga setiap doa, setiap air mata, dan setiap kesabaran kita menjadi batu bata untuk rumah itu. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
