SURAU.CO – Bismillah. Niat: Fondasi Kebaikan dalam Setiap Amal. Dalam kehidupan seorang Muslim, segala amal tidak hanya dinilai dari besar atau kecilnya tindakan, tetapi lebih dalam dari itu—dari niat yang tersembunyi di dalam hati. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya…”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini seperti cahaya yang menerangi setiap langkah. Ia mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan hari ini, bukan semata-mata dilihat manusia, tetapi dilihat oleh Allah ‘Azza wa Jalla yang mengetahui setiap bisikan hati. Karena itu, menjaga niat adalah pekerjaan paling sunyi, namun paling menentukan nilainya amal.
Niat yang Ikhlas Mengubah Amalan Biasa Menjadi Luar Biasa
Berjalan menuju masjid, menolong keluarga, bahkan bekerja untuk mencari nafkah—semuanya bisa bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah. Inilah kemuliaan Islam: ia menjadikan setiap aktivitas harian sebagai ladang pahala.
Niat Menjadi Penjaga Keikhlasan
Hati manusia mudah goyah. Ada kalanya muncul rasa ingin dipuji atau diakui. Di sinilah niat bekerja sebagai penjaga. Setiap kali hati mulai condong pada selain Allah, kembalikan ia dengan doa sederhana:
“Ya Allah, luruskan niatku dan bersihkan hatiku.”
Niat Menguatkan Tekad Saat Amal Terasa Berat
Kadang kita lelah berbuat baik. Namun ketika niat kita lurus—mengharap ridha Allah semata—kelelahan itu berubah menjadi kekuatan. Karena orang yang bekerja untuk dunia akan mudah putus asa, sementara orang yang bekerja untuk Allah akan terus kuat dan teguh.
Niat yang Benar Mendatangkan Pertolongan Allah
Ketika seseorang berniat memperbaiki diri, memperbaiki ibadah, atau memperbaiki akhlak, pertolongan Allah akan datang tanpa disangka-sangka. Para ulama berkata: “Siapa yang memperbaiki niatnya, Allah akan memperbaiki keadaannya.”
Penutup: Menjaga Niat Adalah Ibadah Seumur Hidup
Niat bukan hanya dipasang di awal, tapi dijaga sepanjang amal. Ia seperti kompas yang terus diperiksa, agar arah hidup tetap menuju ridha Allah.
Saudaraku, mari jadikan niat sebagai pusat kendali setiap perbuatan. Luruskan sebelum memulai, dan perbaharui ketika hati mulai goyah.
Karena pada akhirnya, yang Allah nilai bukan sekadar apa yang tampak, tetapi mengapa kita melakukannya.
Semoga Allah meneguhkan hati kita di atas keikhlasan.
Āmīn.
﷽ Kajian Islam Ilmiah: Kajian Rutin Masjid Imam Al Bukhori – Pekanbaru
مَنسلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا سلَكاللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ
Artinya : barang siapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalanya untuk menuju syurga (HR At-Tirmidzi dan abu Daud)
Waktu & Tanggal : Ba’da Maghrib s/d Selesai
Materi kajian: Surat: Al- Fajr. : 2. Tema: “Sepuluh Malam yang Menggetarkan Langit dan Bumi”
Bersama: Ustadz DR. Syafi’i, S.Ag, M.Ag حفظه الله
LOKASI: Masjid Imam Al Bukhori https://maps.app.goo.gl/KRWZbs3YhY8yta6x7. Jl. Lintas Timur, Km. 16.5 / Jl. Omega Kel. Sialang Rampai, Kec. Kulim, Pekanbaru (Komplek SDI Tahfidz Imam Bukhori)
KAJIAN INI TERBUKA UNTUK UMUM
Jazākumullāhu khayran wa bārakallāhu fiikum. Oleh karena itu, silahkan sebarkan kebaikan ini dan semoga Allah membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Harus diperbaiki
Adalah diri kita, sifat buruk kita, hati kita, oleh karena itu kita harus introspeksi, kemudian prasangka kita, perilaku kita, dan juga lisan kita.
Ketika melihat kesalahan orang lain, lihatlah diri kita, bisa jadi kesalahan kita lebih banyak dari kesalahan orang lain.
Jangan pernah menganggap diri lebih baik dari orang lain, karena sejatinya hanya Allah yang paling tau siapa kita. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat Indonesia)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
