Khazanah
Beranda » Berita » Wasiatul Musthofa dan Rahasia Hati Tenang: Dari Wudhu sampai Tidur

Wasiatul Musthofa dan Rahasia Hati Tenang: Dari Wudhu sampai Tidur

Santri membaca kitab Wasiatul Musthofa di serambi pesantren saat senja
Ilustrasi realistik-artistik seorang santri duduk bersila di serambi pesantren, membaca kitab tipis Wasiatul Musthofa dengan pencahayaan hangat menjelang senja.

Surau.co. Membaca kitab Wasiatul Musthofa membuat kita seperti berjalan memasuki taman nasihat. Kitab kecil ini menyimpan pesan-pesan sederhana namun kuat tentang cara merawat hati agar tetap damai. Banyak orang mengira ketenangan hanya hadir dalam momen liburan, meditasi, atau suasana sunyi. Padahal, rahasia hati tenang justru berada dalam rutinitas sederhana yang kita lakukan setiap hari: mulai dari wudhu saat bangun pagi hingga doa-doa sebelum tidur.

Dalam tradisi pesantren, Wasiatul Musthofa menjadi kitab rujukan untuk memahami bagaimana Nabi mengarahkan umatnya menjaga hati dan perangai. Di dalamnya terdapat panduan akhlak, adab spiritual, dan langkah praktis yang menghubungkan aktivitas harian dengan ketenangan batin. Karena itu, artikel ini membahas bagaimana nasehat-nasehat dalam kitab Wasiatul Musthofa dapat membawa kedamaian dari awal hari hingga akhir malam—dengan gaya populer, akademik, dan tetap setia pada teks-teks klasik.

Wudhu sebagai Gerbang Ketenangan Hati

Kitab Wasiatul Musthofa menekankan pentingnya menjaga kesucian, termasuk memperbanyak wudhu. Dalam salah satu bagiannya disebutkan:

“وَدَاوِمْ عَلَى الطَّهَارَةِ فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ الْعِبَادَةِ”
“Biasakanlah menjaga kesucian, karena ia adalah kunci ibadah.”

Wudhu tidak hanya membersihkan anggota tubuh, tetapi juga mengusir gundah di dalam hati. Air yang mengalir melewati wajah dan tangan menyimpan simbol bahwa kegelisahan dan kesalahan turut luruh bersamanya. Banyak ulama menjelaskan bahwa wudhu memiliki dimensi spiritual yang kuat. Imam Nawawi menyatakan:

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

“الطَّهَارَةُ نُورٌ وَالنُّورُ يُوَلِّدُ السَّكِينَةَ”
“Kesucian itu cahaya, dan cahaya melahirkan ketenangan.”

Ketika kita berwudhu dengan penuh kesadaran, kita sedang mempersiapkan hati menghadapi ujian hidup. Bahkan Allah berfirman:

“إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ”

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertobat dan menjaga kesucian.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Ayat ini mengajarkan bahwa kebersihan bukan sekadar ritual, tetapi bukti cinta. Ketika seseorang mencintai Tuhannya, hatinya menjadi lembut. Karena itu, wudhu pada pagi hari menjadi pintu pertama menuju ketenangan.

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Adab Berpakaian: Melatih Syukur dan Merapikan Perasaan

Adab berpakaian tampak seperti hal sederhana, tetapi ia melatih kita untuk menata hati. Ketika seseorang berpakaian rapi untuk beraktivitas, ia sedang menyusun semangatnya untuk menjalani hari. Ia mengingat bahwa dirinya sedang membawa amanah sebagai hamba Allah.

Sikap sederhana dalam berpakaian juga melatih kita menghargai nikmat kecil. Nabi bersabda:

“إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ”
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim)

Keindahan yang dimaksud bukan kemewahan, tetapi keserasian. Pakaian yang bersih dan pantas membantu menghadirkan ketenangan karena hati tertata ketika tubuh tertata. Dengan begitu, ketenangan yang kita cari tidak hanya melalui zikir, tetapi juga melalui praktik keseharian yang kecil namun bermakna.

Adab Makan: Menata Nafsu agar Hati Tidak Keras

Kita hidup dalam zaman obral kuliner, di mana keinginan sering kali menguasai diri. Namun Nabi mengingatkan bahwa perut yang terlalu penuh membuat hati sulit menerima cahaya ketenangan.

Filosofi Bathok Bolu Isi Madu: Kemuliaan Hati di Balik Kesederhanaan

Nabi bersabda:

“مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ”
“Tidak ada wadah yang lebih buruk untuk diisi manusia selain perutnya.” (HR. Tirmidzi)

Ketika seseorang makan secukupnya, tubuhnya lebih ringan, pikirannya lebih jernih, dan ibadahnya lebih khusyuk. Adab makan yang diajarkan Nabi membantu kita menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan nafsu, sehingga hati tetap lembut sepanjang hari. Oleh karena itu, ketenangan hati bukan hanya berasal dari doa dan zikir, tetapi juga dari cara kita memperlakukan tubuh yang Allah titipkan.

Zikir di Tengah Kesibukan: Menghidupkan Hati yang Letih

Di tengah kesibukan pekerjaan atau aktivitas harian, zikir menjadi jeda kecil yang menghidupkan hati. Dalam Wasiatul Musthofa, muncul pesan penting untuk memperbanyak zikir:

“وَأَكْثِرْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ فِي كُلِّ حَالٍ”
“Perbanyaklah mengingat Allah dalam setiap keadaan.”

Setiap kali kita menyebut nama Allah, kita sedang menyirami jiwa dengan ketenangan. Al-Qur’an menegaskan:

“أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ”
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Ayat ini tidak hanya pernyataan, tetapi juga janji. Ketika kita memaknai zikir bukan sebagai rutinitas mekanis, melainkan sebagai percakapan batin dengan Tuhan, kita merasakan kedamaian yang sulit dijelaskan.

Seorang ulama sufi pernah berkata:

“مَنْ لَزِمَ الذِّكْرَ صَفَتْ نَفْسُهُ”
“Barang siapa membiasakan zikir, jiwanya menjadi jernih.”

Karena itu, Wasiatul Musthofa mengajak kita menghadirkan Allah dalam setiap langkah, agar hati tidak tenggelam dalam kebisingan dunia.

Menjaga Lisan: Rahasia Kedamaian Sosial dan Batin

Salah satu sumber stres terbesar zaman ini adalah kata-kata—baik dari lisan maupun dari jari di media sosial. Wasiatul Musthofa menerangkan:

“وَاحْفَظْ لِسَانَكَ مِنَ الْمَعَاصِي”
“Jagalah lisanmu dari segala dosa.”

Nabi menjelaskan bahwa keselamatan seseorang banyak ditentukan oleh lisannya. Setiap kali kita menahan diri dari menyakiti orang lain, kita sedang menjaga diri dari kegelisahan yang lebih besar. Kata-kata yang buruk sering kembali pada pelakunya dalam bentuk penyesalan.

Nabi bersabda:

“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Menjaga lisan membantu kita menghindari konflik, menjaga hubungan sosial, dan merawat ketenangan batin. Kata yang baik adalah pahala, dan diam adalah keselamatan.

Doa Sebelum Tidur: Menutup Hari dengan Cahaya

Bagian paling indah dari Wasiatul Musthofa adalah nasihat Nabi untuk berdoa sebelum tidur. Salah satu doa yang disampaikan ialah:

“اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا”
“Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup.”

Doa ini mengingatkan bahwa tidur adalah miniatur kematian. Ketika seseorang membaca doa ini, ia sedang menyerahkan seluruh lelah dan resahnya kepada Allah. Doa sebelum tidur menjadi jembatan yang menuntun hati dari riuh dunia menuju ketenangan malam.

Dalam kitab lain, Imam Al-Ghazali menjelaskan:

“النَّوْمُ رَاحَةٌ لِلْجَسَدِ وَالذِّكْرُ رَاحَةٌ لِلْقَلْبِ”
“Tidur adalah istirahat bagi tubuh, dan zikir adalah istirahat bagi hati.”

Ketika kita tidur dalam keadaan berzikir, tidur menjadi ibadah. Hati yang berzikir sebelum tidur akan bangun dengan rasa lapang. Karena itu, Wasiatul Musthofa mengajarkan bahwa ketenangan bukan hadiah acak, tetapi buah dari kebiasaan baik yang kita rawat dari pagi hingga malam.

Penutup: Merawat Hati dengan Langkah-Langkah Sederhana

Wasiatul Musthofa bukan kitab tebal yang sulit dipahami. Justru kesederhanaannya membuatnya sangat dekat dengan kehidupan manusia modern. Mulai dari wudhu, adab berpakaian, makan secukupnya, zikir sepanjang hari, menjaga lisan, hingga doa sebelum tidur—semuanya adalah langkah ringan yang membawa kita pada ketenangan sejati.

Hati yang tenang tidak lahir dari lari ke tempat jauh, tetapi dari keberanian mengelola diri. Rasulullah mengajarkan bahwa hidup yang baik adalah hidup yang tertata, dimulai dari hal sederhana yang kita jalankan setiap hari.

Semoga nasihat Nabi dalam Wasiatul Musthofa terus menuntun langkah kita, menenangkan hati yang resah, dan menerangi hari-hari kita dengan cahaya kedamaian.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement