Khazanah
Beranda » Berita » Kebaikan Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Kebaikanmu Terhadap Hamba Allah

Kebaikan Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Kebaikanmu Terhadap Hamba Allah

Kebaikan Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Kebaikanmu Terhadap Hamba Allah
Kebaikan Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Kebaikanmu Terhadap Hamba Allah. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali mencari berbagai cara agar mendapatkan kebaikan, keberkahan, serta pertolongan dari Allah . Banyak yang berharap agar Allah memudahkan urusan mereka, melapangkan rezeki, menenangkan hati, dan melindungi dari segala keburukan. Namun, tidak sedikit pula yang melupakan satu prinsip besar dalam hubungan manusia dengan Tuhannya: bahwa kebaikan Allah kepada seorang hamba sangat erat kaitannya dengan kebaikan hamba tersebut kepada sesama manusia.

Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah (ḥablun min Allāh), tetapi juga hubungan manusia dengan manusia lainnya (ḥablun min an-nās). Dalam banyak ayat dan hadis, Allah dan Rasul-Nya menegaskan bahwa akhlak yang baik, empati terhadap sesama, dan pelayanan kepada manusia merupakan sebab utama datangnya kebaikan dari Allah.

Prinsip ini tercermin dalam sabda Nabi :
“Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Hadis ini bukan sekadar kalimat motivasi, melainkan sunnatullah—ketetapan Allah dalam hidup manusia. Artinya, siapa yang ingin mendapatkan pertolongan, maka hendaklah menolong. Siapa yang ingin mendapatkan kebaikan, maka hendaklah berbuat baik. Siapa yang ingin hati dan jalannya mendapatkemudahan, maka hendaklah mempermudah urusan orang lain.

Dengan kata lain, kebaikanmu terhadap hamba Allah sangat mempengaruhi kebaikan Allah terhadapmu.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Prinsip Timbal Balik Ilahi

Barang siapa berbuat baik, kepadanya Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Allah berfirman:

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.”
(QS. Ar-Raḥmān: 60)

Ayat ini menggambarkan aturan emas dalam kehidupan seorang mukmin. Kebaikan tidak pernah hilang, tidak pernah sia-sia, dan tidak pernah tidak dihitung. Bahkan, kebaikan yang dilakukan kepada sesama manusia lebih cepat mendatangkan balasan dibanding ibadah individual.

Seseorang boleh jadi memperbanyak shalat sunnah, memperpanjang qiyamul lail, atau memperbanyak tilawah, tetapi jika ia menyakiti orang lain, meremehkan hak orang, atau tidak peduli dengan sesama, maka ia tidak akan merasakan kelapangan hidup sebagaimana orang yang suka membantu, memaafkan, dan memudahkan urusan manusia.

Mengapa demikian?

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Karena Allah mencintai hamba-hamba-Nya, dan siapa yang membahagiakan hamba Allah, maka Allah akan membahagiakannya.

Menolong Sesama Adalah Jalan Cepat Menuju Pertolongan Allah

Dalam sebuah hadis disebutkan:

“Barang siapa yang memudahkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kesulitan pada hari kiamat.”

Perhatikan bagaimana hubungan ini terbentuk. Ketika seseorang:

  • membantu tetangganya dalam kesulitan
  • menuntun orang yang kebingungan
  • meringankan hutang saudaranya
  • mengajar anak-anak tanpa mengharap imbalan
  • menjadi penyebab hilangnya kesedihan seseorang
  • menghibur orang yang sedang gundah
  • memberi makan orang yang lapar
  • mendamaikan dua orang yang berselisih

maka Allah akan membalasnya bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Lebih dari itu, Allah akan memudahkan urusan-urusan yang bahkan tidak dia ketahui sumber kesulitannya.

Filosofi Bathok Bolu Isi Madu: Kemuliaan Hati di Balik Kesederhanaan

Sering kali kita menemukan seseorang yang berkata, “Saya tidak tahu kenapa hidup saya serba dipermudah.” Bisa jadi, itu buah dari kebaikan yang ia lakukan secara sembunyi-sembunyi kepada sesama manusia.

Kebaikan, Kembali dalam Bentuk yang Tak Terduga

Salah satu ciri kebaikan adalah bahwa balasannya sering datang dalam bentuk yang tidak disangka-sangka. Allah membalas tidak selalu sama dengan apa yang engkau berikan, tetapi lebih baik, lebih luas, dan lebih berkah.

Contoh-contoh balasan kebaikan kepada manusia:

  1. Engkau memaafkan orang → Allah jadikan hatimu tenang dan lapang.
  2. Engkau menolong orang secara fisik → Allah jauhkan dirimu dari marabahaya.
  3. Engkau memberi rezeki kepada orang miskin → Allah bukakan pintu rezeki dari arah yang tidak engkau sangka.
  4. Engkau menjaga aib saudaramu → Allah tutupi aibmu di dunia dan akhirat.
  5. Engkau menahan amarah → Allah singkirkan dari dirimu sebab-sebab murka-Nya.
  6. Engkau membantu seseorang di jalan Allah → Allah dekatkan orang-orang yang baik dalam hidupmu.

Betapa indahnya prinsip ini. Setiap kebaikan akan kembali kepadamu, sering kali dengan kualitas yang lebih tinggi dan dalam waktu yang tepat.

Allah Mencintai Orang yang Bermanfaat bagi Hamba-Nya

Rasulullah bersabda:

“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Hadis ini menggambarkan sebuah level akhlak tinggi. Ibadah bukan hanya ruku’ dan sujud. Ibadah juga adalah menjadi manfaat bagi manusia lainnya. Setiap manfaat yang engkau berikan kepada seseorang, maka kebaikan dari Allah akan turun kepadamu.

Contohnya:

  • dokter yang menolong orang sakit
  • guru yang mendidik murid dengan ikhlas
  • pedagang yang jujur
  • suami yang memudahkan istrinya
  • istri yang menghormati suaminya
  • anak yang berbakti
  • pemimpin yang adil
  • tetangga yang tidak mengganggu
  • teman yang menjaga amanah

Semua itu adalah bentuk kebaikan kepada sesama yang akan mengundang rahmat Allah.

Baik kepada Hamba Allah, Sebenarnya Sedang Baik kepada Diri Sendiri

Kebaikan kepada manusia sebenarnya adalah investasi untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain. Kebaikanmu tidak memperkaya mereka, tetapi memperkaya jiwa dan hidupmu.

Allah berfirman:

“Jika kalian berbuat baik, maka kalian berbuat baik kepada diri kalian sendiri.”
(QS. Al-Isrā’: 7)

Ayat ini jelas: kebaikanmu kepada orang lain pada hakikatnya adalah kebaikan kepada dirimu. Karena itu:

  • Engkau tidak rugi saat memberi.
  • Engkau tidak rugi saat memaafkan.
  • Engkau tidak rugi saat mengalah.
  • Engkau tidak rugi saat menolong.

Justru itulah cara Allah mempersiapkan datangnya kebaikan yang lebih besar kepadamu.

Kebaikan Mengangkat Derajat dan Menghapus Dosa

Berbuat baik kepada manusia bukan hanya menghasilkan balasan berupa kemudahan urusan, tetapi juga:

a. Meninggikan derajat di sisi Allah

Rasulullah bersabda:

“Sedekah tidak mengurangi harta.”
“Tidaklah seseorang merendahkan dirinya (untuk membantu orang lain) kecuali Allah meninggikan derajatnya.”

b. Menghapus dosa

Setiap manusia pasti punya dosa. Dan salah satu cara paling cepat untuk menghapus dosa adalah dengan berbuat baik kepada sesama.

Rasulullah bersabda:

“Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.”

Bentuk-Bentuk Kebaikan kepada Sesama yang Allah Cintai

Kebaikan kepada sesama tidak harus besar dan tidak harus berbiaya. Bahkan, sering kali yang Allah cintai adalah hal kecil tetapi ikhlas.

Beberapa bentuk kebaikan yang sangat dicintai Allah:

1. Senyum kepada sesama

Hadis: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”

2. Mengangkat beban atau kesulitan orang lain

Misalnya membantu teman yang sedang dalam masalah keuangan atau logistik.

3. Memberikan ilmu

Memberi nasihat yang bermanfaat, mengajar anak mengaji, atau membimbing orang dalam kebaikan.

4. Menahan lisan dari menyakiti

Tidak ghibah, tidak menghina, tidak memaki.

5. Menjadi pendengar yang baik

Kadang seseorang hanya butuh tempat untuk bercerita.

6. Menjaga amanah dan janji

7. Menutupi aib

8. Menjadi mediator perdamaian

Allah menyebut mendamaikan manusia sebagai tindakan yang mulia.

Mengapa Allah Membalas Kebaikan dengan Kebaikan?

Karena itulah sifat-Nya: Maha Adil, Maha Pengasih, dan Maha Pemurah.

Dan juga karena:

  • Allah ingin melihat manusia saling menyayangi.
  • Allah ingin hamba-Nya memiliki akhlak yang mencerminkan keimanan.
  • Allah ingin menegakkan keadilan sosial yang mulia.

Setiap kebaikan tidak mungkin hilang. Allah memastikan bahwa setiap kebaikan kembali kepada pelakunya, bahkan jika manusia lupa.

Tidak Berbuat Baik kepada Sesama Sulit Mendapatkan Kebaikan Allah

Seseorang boleh jadi rajin beribadah ritual, tetapi:

  • sering menyakiti orang
  • meremehkan hak-hak manusia
  • pelit
  • kasar
  • merendahkan sesama
  • tidak peduli dengan penderitaan orang lain
  • suka menipu
  • suka menggunjing
  • merusak kehidupan orang lain

maka ia akan merasakan hidupnya berat, sempit, dan penuh ujian. Bukan karena Allah zalim, tetapi karena Allah tidak memberikan kebaikan kepada orang yang menyusahkan hamba-Nya.

Penutup

Jika engkau ingin Allah berlaku baik kepadamu, maka berlaku baiklah kepada sesama. Prinsip ini adalah hukum kehidupan. Tidak dapat berubah, tidak dapat terhindari.

Jika engkau ingin Allah:

  • memudahkan urusanmu → mudahkan urusan orang lain
  • melapangkan rezekimu → lapangkan rezeki orang lain
  • menenangkan hatimu → tenangkan orang yang sedang galau
  • menjaga keluargamu → jaga keluarga orang lain
  • menutupi aibmu → tutupi aib orang lain
  • mengampuni dosamu → maafkan orang lain
  • menolongmu dalam kesulitan → tolong orang lain dalam kesulitan

Karena kebaikan Allah terhadapmu akan selalu sejalan dengan kebaikanmu terhadap hamba-hamba-Nya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang hatinya lembut, akhlaknya baik, dan perbuatannya selalu membawa manfaat bagi orang lain, sehingga kita layak mendapatkan kebaikan dari-Nya di dunia dan di akhirat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement