SURAU.CO – Setiap manusia pada dasarnya menginginkan akhir kehidupan yang baik. Tidak ada seorang pun yang berharap mati dalam keadaan buruk, penuh dosa, atau sedang melakukan kemaksiatan. Bahkan seseorang yang jauh dari agama pun, di dalam hatinya tetap memiliki keinginan agar saat ajal tiba, ia berada dalam kondisi yang baik. Itulah naluri fitrah manusia: menginginkan Husnul Khatimah—akhir yang indah, yang Allah ridhai—dan berlindung dari Su’ul Khatimah, yaitu akhir yang buruk, yang menyebabkan penyesalan panjang tanpa penghujung.
Namun, harapan ini tidak cukup hanya dengan ucapan atau angan-angan. Husnul khatimah adalah anugerah yang Allah berikan kepada hamba-hamba yang menjaga hubungan dengan-Nya, mengisi hidup mereka dengan kebaikan, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Pada sisi lain, su’ul khatimah tidak datang tiba-tiba tanpa sebab; ia merupakan buah dari kehidupan yang jauh dari ketaatan dan tidak berdiri pada pondasi iman.
Makna Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah
Husnul Khatimah
Husnul khatimah berarti seseorang meninggal dunia dalam keadaan Allah ridha kepadanya. Tanda keadaan ini adalah iman dan amal saleh yang menghiasi hidupnya, serta meninggal dalam kondisi yang mulia pada sisi Allah. Dalam banyak riwayat menyebutkan bahwa tanda husnul khatimah adalah seseorang meninggal dalam keadaan melakukan amalan baik, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, berpuasa, atau sedang berada dalam jalan Allah.
Husnul khatimah bukan sekadar “akhir yang indah” menurut pandangan manusia, tetapi akhir yang baik menurut standar Allah. Hidup seseorang mungkin tampak sederhana, tidak terkenal, tidak kaya, namun jika ia mengakhiri hidupnya dalam iman dan ketakwaan, maka itu adalah keberhasilan tertinggi seorang manusia.
Su’ul Khatimah
Sebaliknya, su’ul khatimah adalah akhir yang buruk, yaitu seseorang meninggal dalam keadaan bermaksiat, jauh dari Allah, atau sedang melakukan tindakan yang membuatnya mendapat murka Allah. Hal ini adalah musibah besar, karena bagaimanapun seseorang mendapat pujian dari manusia sepanjang hidupnya, jika akhir hidupnya buruk, maka semua itu tidak memberikan manfaat.
Para ulama menjelaskan bahwa su’ul khatimah tidak akan menimpa seorang mukmin yang benar-benar menjaga imannya. Ia hanya menimpa orang yang hidupnya penuh kelalaian dan dosa, sedangkan hati jauh dari Allah.
Husnul Khatimah Tidak Datang Kebetulan
Sering kita mendengar kisah orang-orang yang meninggal dalam keadaan tersenyum, orang yang wafat saat sujud di masjid, atau seseorang yang ajalnya datang ketika sedang membaca Al-Qur’an. Kita juga mendengar kisah seseorang yang meninggal ketika sedang melakukan maksiat. Semua ini menunjukkan bahwa akhir hidup seseorang sangat terkait dengan kebiasaan dan amalan yang ia lakukan sepanjang hidupnya.
Ulama mengatakan:
“Barang siapa hidup di atas sesuatu, maka ia akan mati di atas sesuatu itu. Dan barang siapa mati di atas sesuatu, ia akan dibangkitkan di atas sesuatu itu.”
Jika seseorang hidup dengan amal saleh, menjaga shalatnya, menjaga lisannya, menjauhi maksiat, serta memperbaiki niatnya, maka sangat besar peluangnya untuk mendapatkan husnul khatimah. Sebaliknya, orang yang terbiasa berbuat buruk, lalai dari ketaatan, serta dekat dengan maksiat, maka dikhawatirkan ia akan meninggal dalam keadaan demikian.
Tanda-Tanda Husnul Khatimah
Tanda-tanda husnul khatimah yang tersebut dalam hadis dan penjelasan ulama adalah:
1. Mengucapkan kalimat tauhid saat meninggal
Nabi ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang akhir kalimatnya adalah ‘la ilaha illallah’, maka ia masuk surga.”
Ini adalah tanda paling mulia dari husnul khatimah.
2. Meninggal ketika mengerjakan amalan saleh
Misalnya sedang melakukan shalat, membaca Al-Qur’an, berpuasa, atau sedang dalam perjalanan menuntut ilmu agama.
3. Meninggal dalam keadaan berkeringat
Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa meninggal dalam keadaan kening berkeringat adalah tanda baik bagi seorang Muslim.
4. Meninggal di hari atau malam Jumat
Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa orang yang meninggal di hari Jumat atau malam Jumat mendapatkan perlindungan dari fitnah kubur.
5. Meninggal karena sebab-sebab syahid
Seperti mati karena wabah, tenggelam, terbunuh ketika membela diri, mati karena sakit perut, dan beberapa sebab lain yang disebutkan dalam hadis.
Tanda-tanda ini bukan berarti orang yang tidak mendapatkan tanda tersebut pasti mendapatkan akhir yang buruk, tetapi tanda-tanda tersebut adalah kabar gembira bagi keluarga dan sahabatnya.
Penyebab Su’ul Khatimah
Su’ul khatimah terjadi karena berbagai sebab, di antaranya:
1. Kebiasaan melakukan dosa besar
Seseorang yang terbiasa melakukan zina, minum khamr, judi, riba, atau kemaksiatan lainnya, sangat dikhawatirkan akan meninggal dalam keadaan demikian.
2. Menunda taubat
Banyak orang berkata, “Nanti saya bertobat jika sudah tua,” tetapi ajal datang tanpa permisi. Penundaan taubat adalah pintu besar menuju su’ul khatimah.
3. Hati yang keras dan jauh dari Allah
Jika hati tidak pernah lembut oleh zikir, tidak menangis karena takut kepada Allah, tidak tersentuh oleh Al-Qur’an, maka ia menjadi kering. Hati yang mati sulit menerima hidayah.
4. Lingkungan yang buruk
Sahabat yang buruk dapat menjerumuskan pada kemaksiatan hingga akhir hayat. Nabi ﷺ telah memperingatkan bahwa seseorang akan dibangkitkan bersama sahabatnya.
Meraih Husnul Khatimah
1. Menjaga Tauhid dan Keikhlasan
Husnul khatimah adalah hadiah bagi orang yang hidup dalam tauhid. Menjaga kemurnian iman dan keikhlasan dalam ibadah menjadi syarat utama.
2. Istiqamah dalam Ibadah
Bukan ibadah besar yang paling penting, melainkan ibadah yang secara konsisten. Allah mencintai amalan yang sedikit tetapi melakukannya terus-menerus.
3. Menjauhi Dosa Besar dan Taubat dari Dosa Kecil
Bahkan dosa kecil yang dilakukan terus-menerus dapat merusak hati. Maka taubat harus dilakukan setiap hari.
4. Memperbanyak Doa Memohon Husnul Khatimah
Di antara doa para ulama:
“Ya Allah, jadikanlah akhir hidup kami sebagai akhir yang terbaik.”
5. Menjaga Lingkungan dan Sahabat
Teman yang saleh adalah kunci keselamatan. Ia menasihati saat kita lalai dan menarik kita menuju kebaikan.
6. Menghadirkan Rasa Takut kepada Allah
Takut kepada Allah bukan berarti takut tidak beralasan, tetapi takut yang membuat hati tunduk dan jauh dari maksiat.
7. Memperbanyak Amal Rahasia
Amal yang dilakukan secara diam-diam lebih ikhlas dan lebih menjauhkan seseorang dari riya. Banyak ulama yang memiliki amalan yang tidak diketahui anak-anak atau istrinya.
Seandainya Kita Tahu Kapan Ajal Tiba
Ajal adalah rahasia Allah. Tidak ada yang tahu kapan ia akan datang. Bisa saja seseorang tidur malam ini dalam keadaan sehat, tetapi tidak bangun kembali. Bisa saja seseorang berjalan seperti biasa, lalu ajal menjemputnya dalam hitungan detik.
Karena itulah para salaf saleh selalu berkata:
“Tidak ada yang paling aku takutkan selain buruknya akhir hidupku.”
Padahal mereka adalah orang-orang yang penuh amal kebaikan. Jika mereka saja begitu takut, bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan sering lalai?
Akhir kehidupan bukan ditentukan oleh banyaknya amal yang dilakukan, tetapi oleh bagaimana Allah menutup hidup seseorang. Maka jangan meremehkan dosa kecil, dan jangan pula putus asa dari rahmat Allah. Selama kita masih hidup, pintu taubat masih terbuka.
Penutup
Setiap orang menginginkan husnul khatimah dan berlindung dari su’ul khatimah. Namun keinginan ini harus diiringi dengan usaha nyata: memperbaiki amalan, menjaga hati, memilih lingkungan yang baik, dan menjaga hubungan dengan Allah. Husnul khatimah adalah puncak keberhasilan hidup seorang Muslim. Dan su’ul khatimah adalah musibah terbesar yang tidak ada tandingannya.
Semoga Allah memberi kita hidayah, membimbing kita untuk istiqamah, dan menutup kehidupan kita dengan akhir yang terbaik. Aamiin.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
