SURAU.CO. Judul “Jangan Berhenti di Jengkal Pertama: Saat Belajar Jadi Gaya Hidup” adalah sebuah metafora yang kuat dan inspiratif. Judul ini menyerukan sebuah filosofi hidup. Seseorang didorong untuk terus memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka secara konsisten, melampaui pembelajaran dasar. Mereka menjadikan proses pencarian ilmu sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan cara mereka menjalani hidup. Ini mengajak kita untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah diketahui.
Frasa “Jangan Berhenti di Jengkal Pertama” dalam konteks belajar dan Islam secara efektif merangkum konsep belajar seumur hidup (long life education), yang merupakan kewajiban fundamental bagi setiap Muslim. Ini berarti bahwa proses menuntut ilmu tidak boleh terhenti pada tahap awal atau pendidikan formal saja, melainkan harus berlangsung terus-menerus sepanjang hayat, dari buaian hingga liang lahat.
Interpretasi dari makna judul
Makna Metafora “Jangan Berhenti di Jengkal Pertama”
- “Jengkal Pertama” melambangkan langkah awal, permulaan, atau pengetahuan dasar yang baru saja diperoleh. Ini adalah tahap paling mudah dan sering kali memberikan kepuasan instan.
- “Jangan Berhenti” adalah seruan untuk tidak mudah puas, tidak cepat merasa cukup, dan tidak menghentikan usaha setelah mencapai target awal.
- Secara keseluruhan, frasa ini berarti bahwa proses belajar tidak boleh terhenti pada tahap permukaan atau setelah menguasai hal-hal dasar saja. Ilmu pengetahuan itu sangat luas, dan perjalanan eksplorasi harus terus berlanjut.
Makna Bagian Kedua: “Saat Belajar Jadi Gaya Hidup”
- Bagian ini menjelaskan tujuan atau kondisi ideal yang ingin dicapai. Orang tidak lagi melihat belajar sebagai tugas (misalnya, di sekolah atau kuliah), kewajiban sesaat, atau aktivitas yang hanya dilakukan saat ada kebutuhan mendesak.
- Sebaliknya, belajar menjadi “gaya hidup”, yang berarti:
- Berkesinambungan: Kita melakukan aktivitas belajar terus-menerus sepanjang hayat (long life learning).
- Melekat: Belajar terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, menjadi bagian alami dari rutinitas dan cara pandang seseorang.
- Motivasi Internal: Dorongan untuk belajar berasal dari rasa ingin tahu pribadi dan keinginan untuk terus berkembang, bukan paksaan eksternal.
Penjelasan Mendalam Menurut Ajaran Islam:
Kewajiban Menuntut Ilmu
Islam memandang menuntut ilmu sebagai ibadah dan kewajiban (fardhu) bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Dalil-dalil utama yang mendasarinya antara lain:
- Hadis Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah). Hadis ini menunjukkan sifat universal dan wajib dari pencarian ilmu.
- Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Ayat ini menjanjikan kedudukan mulia bagi orang yang berilmu.
- Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 122: Menuntut ilmu memiliki derajat yang sama pentingnya dengan jihad fi sabilillah, menunjukkan betapa luhurnya aktivitas mencari ilmu dalam pandangan Islam.
Makna “Jangan Berhenti di Jengkal Pertama”
Frasa tersebut secara implisit mengandung pesan untuk tidak cepat berpuas diri, yang sejalan dengan prinsip Islam:
- Menyeluruh dan Berkelanjutan: Ilmu dalam Islam mencakup ilmu agama (ilmu syar’i) dan ilmu pengetahuan umum (ilmu kauniyyah) yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Pengetahuan dasar yang baru diperoleh bisa mengartikan ‘jengkal pertama’. Berhenti di sini berarti mengabaikan lautan ilmu yang jauh lebih luas.
- Melawan Kemalasan: Pesan ini mendorong umat Muslim untuk terus aktif, tidak malas, dan gigih dalam menggali ilmu. Adab menuntut ilmu menyinggung agar tidak menjadi sarana terputusnya ilmu. Umat Muslim harus menghindari sikap lesu atau berpaling hati dari guru.
- Ilmu sebagai Bekal Kehidupan: Tanpa ilmu, manusia tidak dapat menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi dengan optimal, dan amal perbuatan tanpa dasar ilmu yang benar bisa menjadi tidak bernilai di sisi Allah.
Menjadikan Belajar sebagai Gaya Hidup
Islam mengajarkan agar proses belajar terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya terbatas pada bangku sekolah formal:
- Dari Buaian hingga Liang Lahat: Pepatah Arab yang populer dalam tradisi Islam ini adalah penegasan paling kuat tentang konsep belajar seumur hidup.
- Fleksibilitas Tempat dan Waktu: Kita bisa melakukan proses belajar di mana saja (lingkungan sosial, alam, dari narasumber ahli) dan kapan saja, tidak terikat ruang kelas formal.
- Motivasi Ibadah: Motivasi tulus mendorong umat Islam untuk belajar agar lebih dekat dengan Allah SWT dan memahami ajaran-Nya. Mereka belajar untuk berkontribusi positif bagi kemaslahatan umat manusia. Hal ini menjadikan setiap upaya belajar sebagai bagian dari ibadah.
Dengan demikian, “Jangan Berhenti di Jengkal Pertama” adalah seruan untuk menjadikan pembelajaran yang tiada henti sebagai inti dari gaya hidup seorang Muslim yang beriman dan berakal. (mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
