Khazanah
Beranda » Berita » Bonus Tambahan dalam Shalat Sunnah: Menurut Kitab Irsyadul Ibad

Bonus Tambahan dalam Shalat Sunnah: Menurut Kitab Irsyadul Ibad

Santri shalat sunnah dhuha dengan khusyuk di pesantren
Seorang santri shalat dengan khusyuk di musholla pesantren saat cahaya

Surau. co. Shalat sunnah sering dianggap sekadar tambahan dari shalat wajib. Namun bagi para santri dan pencari ilmu, ia bukan sekadar tambahan, melainkan bonus besar dari Allah untuk memperindah hubungan hamba dengan Tuhannya. Kitab Irsyadul Ibad ila Sabilir Rasyad karya ulama besar Syaikh Zainuddin al-Malibari — kitab yang akrab di tangan para santri Nusantara — menjelaskan betapa shalat sunnah menyimpan keutamaan yang luar biasa.

Shalat sunnah bukan hanya pelengkap, tetapi juga penebus kekurangan dalam ibadah wajib. Ia menjadi tanda cinta, tanda rindu, dan sekaligus sarana memperbaiki kekurangan yang tak disadari dalam shalat fardhu. Di sinilah letak rahmat Allah yang amat luas: Allah membuka peluang bagi hamba-Nya untuk terus memperbaiki diri melalui amalan tambahan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

« مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ »
“Tidak ada amal yang lebih Aku cintai dari seorang hamba-Ku melebihi apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku akan terus mendekat kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)

Hadits ini menjadi kunci: shalat sunnah bukan sekadar tambahan, melainkan jalan menuju cinta Allah.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Shalat Sunnah sebagai Penambal Kekurangan

Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam Irsyadul Ibad menerangkan:

إِعْلَمْ أَنَّ الصَّلَاةَ النَّافِلَةَ تَجْبُرُ مَا نَقَصَ مِنَ الْفَرِيضَةِ
“Ketahuilah, sesungguhnya shalat sunnah menambal kekurangan yang terjadi pada shalat wajib.”

Pernyataan ini menegaskan fungsi spiritual shalat sunnah. Tidak ada manusia yang mampu shalat dengan kesempurnaan mutlak. Pasti ada kekurangan dalam kekhusyukan, dalam bacaan, atau dalam niat. Shalat sunnah datang sebagai penyempurna.

Dalam sebuah hadits, Nabi ﷺ bersabda:

« إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ : انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيضَةِ »
“Amalan pertama yang dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka ia beruntung dan selamat. Jika rusak, maka ia binasa. Jika ada kekurangan dari shalat wajibnya, Allah berfirman: ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah? Maka sempurnakanlah kekurangan itu dengan shalat sunnahnya.’” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Dengan shalat sunnah, seorang hamba menambal kekurangan yang tak mampu ia sadari. Shalat sunnah ibarat sulaman halus yang memperindah pakaian ibadah seorang mukmin.

Bonus Rahmat dari Shalat Sunnah

Dalam pandangan Irsyadul Ibad, setiap amalan sunnah memiliki keutamaan tersendiri. Ia bukan hanya penghapus dosa, tapi juga jalan menuju keberkahan.

Syaikh Zainuddin menjelaskan:

النَّوَافِلُ سَبَبُ لِكَمَالِ الْفَرَائِضِ وَزِيَادَةِ الْقُرْبِ مِنَ اللهِ
“Amalan-amalan sunnah menjadi sebab kesempurnaan amal wajib dan menambah kedekatan dengan Allah.”

Artinya, bonus terbesar dari shalat sunnah bukan hanya pahala tambahan, tapi juga kedekatan dengan Allah. Shalat sunnah menjadikan seorang hamba lebih halus hatinya, lebih peka terhadap dosa, dan lebih cepat merasakan tenang dalam ibadah.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Coba perhatikan bagaimana Nabi ﷺ menjaga shalat sunnah, meskipun sudah dijamin masuk surga. Ia selalu melaksanakan shalat rawatib, dhuha, witir, dan tahajud. Rasulullah tidak butuh tambahan pahala, tapi beliau memberi teladan agar umatnya selalu memperindah hubungan dengan Allah melalui shalat sunnah.

Jenis-Jenis Shalat Sunnah dan Keutamaannya

Shalat sunnah sangat banyak, namun yang paling utama adalah shalat rawatib, witir, dhuha, dan tahajud. Setiap jenis memiliki keistimewaan tersendiri.

Rasulullah ﷺ bersabda tentang shalat rawatib:

« مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ »
“Barang siapa mengerjakan dua belas rakaat shalat sunnah dalam sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)

Shalat dhuha juga memiliki keistimewaan tersendiri. Nabi ﷺ bersabda:

« يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يُرَكِّعُهُمَا مِنَ الضُّحَى »
“Setiap pagi, setiap sendi kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah. Dan semua itu dapat digantikan oleh dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim)

Shalat sunnah bukan hanya pahala tambahan, tapi juga jalan untuk menumbuhkan rasa syukur dan kelembutan hati.

Shalat Sunnah Sebagai Penghapus Dosa

Selain menjadi penambal kekurangan, shalat sunnah juga menjadi penghapus dosa-dosa kecil. Allah berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan dapat menghapus keburukan-keburukan.” (QS. Hud [11]: 114)

Para mufassir menjelaskan bahwa yang dimaksud “kebaikan” dalam ayat ini termasuk shalat sunnah. Shalat sunnah yang dilakukan secara istiqamah menjadi penyuci hati, sebagaimana air menghapus kotoran dari tubuh.

Dalam Irsyadul Ibad disebutkan:

الصَّلَوَاتُ النَّافِلَةُ كَالْمَاءِ الطَّهُورِ تُنَقِّي الْقَلْبَ مِنَ الْخَطَايَا
“Shalat-shalat sunnah ibarat air yang suci, yang membersihkan hati dari dosa-dosa.”

Santri yang rajin shalat sunnah biasanya tampak tenang, hatinya lembut, dan tutur katanya penuh adab. Itu bukan kebetulan, tetapi buah dari kebiasaan menyucikan hati melalui amalan tambahan.

Shalat Sunnah dan Ketenteraman Jiwa

Banyak orang merasakan bahwa shalat sunnah menghadirkan ketenangan yang berbeda. Ia bukan kewajiban, tapi pilihan. Ketika seseorang memilih untuk shalat sunnah, berarti ia memilih untuk mendekat.

Nabi ﷺ bersabda:

« جُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ »
“Dijadikan penyejuk mataku dalam shalat.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)

Orang yang menjadikan shalat sebagai penyejuk hati, akan menemukan ketenangan yang tak tergantikan. Ketika dunia terasa sempit, dua rakaat shalat sunnah bisa menjadi jalan keluar batin.

Dalam Irsyadul Ibad, disebutkan bahwa orang yang memperbanyak shalat sunnah akan mendapatkan limpahan rahmat:

مَنْ أَكْثَرَ مِنَ الصَّلَاةِ النَّافِلَةِ أَكْثَرَ اللهُ لَهُ فِي الرَّحْمَةِ
“Barang siapa memperbanyak shalat sunnah, maka Allah akan memperbanyak rahmat untuknya.”

Keutamaan di Waktu Tertentu: Bonus di Balik Waktu

Ada waktu-waktu istimewa di mana shalat sunnah menjadi lebih bernilai. Misalnya, shalat di malam hari (tahajud) atau di waktu dhuha. Keduanya dilakukan di saat kebanyakan orang lalai.

Allah berfirman:

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
“Lambung mereka jauh dari tempat tidur, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap.” (QS. As-Sajdah [32]: 16)

Syaikh Zainuddin menjelaskan bahwa bangun malam untuk shalat sunnah bukan hanya amalan berat, tapi juga bukti cinta sejati. Orang yang mengorbankan tidurnya demi sujud, akan mendapat tempat khusus di sisi Allah.

Hikmah Spiritual Shalat Sunnah

Shalat sunnah melatih kepekaan ruhani. Ia mengajarkan seseorang untuk ikhlas tanpa paksaan, beribadah tanpa disuruh, dan mencintai ibadah tanpa imbalan.

Syaikh Zainuddin menerangkan:

مَنْ عَبَدَ اللهَ فِي النَّوَافِلِ دُونَ رِيَاءٍ فَقَدْ ذَاقَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ
“Barang siapa beribadah kepada Allah melalui amal sunnah tanpa riya’, maka ia telah merasakan manisnya iman.”

Inilah makna terdalam dari shalat sunnah: bukan sekadar menambah pahala, tapi menemukan kenikmatan dalam kedekatan kepada Allah. Shalat sunnah mengajarkan cinta yang tidak bersyarat — cinta yang hanya berharap ridha, bukan balasan.

Penutup: Bonus Tak Terlihat, Tapi Terasa

Bagi santri, shalat sunnah bukanlah beban tambahan. Ia adalah bonus yang tidak terlihat, tapi terasa. Bonus berupa ketenangan, keberkahan waktu, kemudahan ilmu, dan hati yang lembut. Ketika seseorang mengerjakan shalat sunnah dengan penuh cinta, Allah membalasnya dengan sesuatu yang lebih dari sekadar pahala:

Allah berikan rasa damai dan kedekatan yang tak tergantikan. Maka, jangan anggap remeh dua rakaat yang dilakukan dengan tulus. Mungkin itulah yang menjadi sebab ampunan dan kasih sayang Allah turun kepada kita.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement