Khazanah
Beranda » Berita » Kitab Al-Hikam : Jangan Pedulikan Sedikitnya Amal, Fokuslah pada Kehendak Allah

Kitab Al-Hikam : Jangan Pedulikan Sedikitnya Amal, Fokuslah pada Kehendak Allah

Ilustrasi hamba yang berikhtiar menyucikan hati.
Ilustrasi hamba yang berikhtiar menyucikan hati.

SURAU.COSyekh Ibnu Atha’illah  mengajarkan  “Jikalau Allah Swt. membukakan jalan bagi Anda untuk mengenal-Nya, maka Syekh Ibnu Atha’illah  meminta kita agar janganlah peduli terhadap amalan tersebut, meskipun amal itu sedikit. Tidaklah Dia membukakan jalan itu bagi Anda, kecuali Dia ingin berkenalan denganmu.”

Jikalau Allah Swt. membukakan pintu makrifat bagi Anda untuk mengenal-Nya, sehingga Anda bisa melihat sesuatu yang berada di balik kenyataan, maka syukurilah; walaupun Anda sadar bahwa amalan Anda belum seberapa dan belum berhak menerima karunia tersebut.

Biasanya, seseorang yang Allah Swt. karuniai makrifat mampu menangkap hikmah yang ada di balik sebuah peristiwa dan mengenal rahasia di balik ciptaan-Nya. Ketika ia melihat air mengalir, angin berhembus, burung berkicau, dan binatang berlarian, ia bisa mengenal rahasia semua itu. Kata-katanya penuh wibawa, seolah-olah ada aura yang dipancarkan dari mulutnya, sehingga orang lain tidak mampu membantahnya.

Banyaknya Amal Tidak Jadi Jaminan Makrifat

Syekh Ibnu Atha’illah menyebutkan bahwa banyak beramal bukanlah jaminan bahwa Allah Swt. akan membukakan pintu makrifat bagi seseorang. Dalam ibadah, yang penting adalah kualitas, bukan kuantitas. Bisa jadi, seseorang yang sedikit amalannya, namun memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Sebaliknya, bisa jadi seseorang yang banyak amalan, namun kedudukannya lebih rendah. Nikmat ibadah dan makrifat hanya bisa terasakan oleh orang-orang yang Dia pilih.

Jikalau Allah sudah memberikan pintu makrifat itu, maka syukurilah karena Dia sudah membukakan pintu hidayah-Nya bagi Anda untuk mengenal-Nya. Semakin Anda mengenal-Nya, maka Anda akan semakin dekat dengan-Nya. Jika jarak Anda sudah dekat dengan-Nya, maka lisan Anda adalah lisan yang diberkahi-Nya, sehingga kata-kata yang keluar tidak pernah sia-sia, namun penuh dengan hikmah. Begitu juga halnya dengan kaki Anda, tangan Anda, dan anggota badan lainnya. Semuanya akan berjalan di bawah pengawasan-Nya, dan Anda pun akan selalu merasa diawasi oleh Allah Swt.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Anugerah dan Persembahan

“Tidakkah Anda tahu bahwa perkenalan itu merupakan karunia dari Allah Swt. yang diberikan kepada Anda? Sedangkan amalan-amalan itu merupakan hadiah yang Anda persembahkan untuk-Nya. Apakah bisa dibandingkan antara sesuatu yang Anda hadiahkan itu dengan sesuatu yang dianugerahkan-Nya?”

Apakah Anda tidak tahu, wahai hamba Allah Swt. yang mulia, bahwa keinginan-Nya berkenalan dengan Anda adalah karunia-Nya yang agung dan luar biasa, yang tidak dapat kita bandingkan dengan apa pun yang ada di dunia ini? Anda akan mendapatkan kelezatan yang tidak bisa kita sejajarkan dengan apa pun, yaitu kelezatan beribadah kepada-Nya.

Bisakah Anda bayangkan, bagaimana seorang Penguasa Agung dan Maha Raja Diraja ingin berkenalan dengan Anda yang hanyalah seorang hamba hina-dina?

Ya, itu adalah sebuah kehormatan bagi Anda yang harus dimanfaatkan dengan baik. Janganlah Anda menyia-nyiakannya, apalagi berpaling. Jikalau Allah Swt. ingin menghancurkan Anda, maka Dia bisa melakukan itu dalam sekejap mata. Anda hanyalah makhluk kecil yang Dia berikan kehidupan.

Ketahuilah, amalan-amalan yang Anda kerjakan adalah hadiah dan persembahan Anda bagi-Nya, agar Anda bisa semakin dekat dengan-Nya. Bukankah amalan itu adalah tanda syukur Anda? Dan, Dia menjanjikan bahwa orang yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat dan karunia-Nya. Berdekatan dengan-Nya adalah kenikmatan agung yang setiap hamba dambakan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Jangan Membanding-bandingkan

Dan, janganlah Anda mencoba-coba membandingkan sesuatu yang Anda persembahkan dengan yang Allah Swt berikan.Sebab, keduanya tidak akan pernah sepadan selama-lamanya. Hadiah yang Anda berikan hanyalah sedikit amalan, yang sebenarnya tidak Allah perlukan sama sekali. Sebab, Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Hanya saja, hadiah itu menunjukkan ketundukan Anda kepada-Nya. Dan, karunia yang Dia berikan adalah nikmat yang bisa mendekatkan Anda kepada-Nya. Syukurilah, dan jangan pernah menyia-nyiakannya!.(St.Diyar)

Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement