SURAU.CO – Masa muda adalah periode paling berharga dalam kehidupan manusia. Pada fase inilah kekuatan fisik sedang berada pada puncaknya, semangat sedang berkobar, dan waktu seolah terasa sangat panjang. Namun justru pada masa inilah banyak manusia lupa bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap detik waktu yang kita telah lalui. Dalam perspektif Islam, masa muda bukan sekadar fase penuh energi, tetapi juga amanah besar yang kelak akan Allah SWT pertanyakan langsung pada hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara… dan tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini menempatkan masa muda pada posisi yang sangat istimewa. Seseorang tidak hanya mendapat pertanyaan tentang umurnya secara umum, tetapi secara khusus tentang masa mudanya. Mengapa? Karena masa muda adalah fase yang menentukan arah hidup seorang manusia.
Mengapa Masa Muda Istimewa?
a. Masa paling produktif dalam hidup
Tidak dapat terpungkiri bahwa masa muda adalah masa paling kuat, paling kreatif, dan paling produktif. Pada usia muda, seseorang mampu melakukan banyak hal-hal yang tidak lagi mampu melakukannya ketika usia bertambah. Itulah sebabnya anggapan masa muda sebagai “modal besar” dalam kehidupan. Dengan modal itulah manusia akan teruji: apakah ia menggunakannya untuk kebaikan atau kesia-siaan.
b. Masa paling rawan terhadap kelalaian
Ironisnya, justru pada masa muda banyak orang mudah terjerumus pada perbuatan yang menghilangkan nilai dirinya: mengikuti hawa nafsu, menghabiskan waktu pada hal yang tidak bermanfaat, dan menunda amal shalih.
Karena ringannya hati saat muda, seseorang mudah terbawa arus. Di sinilah letak beratnya pertanggungjawaban masa muda.
c. Allah memberikan perhatian khusus pada pemuda
Dalam banyak riwayat, pemuda yang berpegang teguh pada iman mendapatkan kedudukan sangat tinggi. Rasulullah ﷺ menyebut bahwa ada tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah:
“Seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa masa muda bukan sekadar fase hidup, tetapi medan ujian besar yang menyimpan peluang pahala yang luar biasa.
Tantangan Generasi Muda Zaman Modern
Kehidupan digital hari ini menghadirkan godaan yang jauh lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. Tantangan yang dihadapi pemuda Muslim saat ini tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga digital dan mental.
a. Godaan dunia maya
Media sosial menghadirkan arus informasi tanpa batas. Dalam satu kali gulir, seseorang bisa melihat kesenangan, hiburan, maksiat, utopia hidup, hingga pola hidup yang jauh dari ajaran Islam. Kemudahan akses ini membuat banyak pemuda tenggelam dalam scroll tanpa akhir.
Kehilangan waktu 2—4 jam sehari hanya karena bermain ponsel terasa sepele, padahal jika dikumpulkan, hilanglah ratusan jam berharga dalam hidup.
b. Pergaulan bebas dan gaya hidup hedonis
Tanpa disadari, gaya hidup bebas mulai dianggap normal: pacaran, pesta, keluyuran malam, konten tidak pantas, dan lain-lain. Banyak pemuda terjebak dalam budaya “keren-kerenan”, padahal nilai diri tidak ditentukan oleh pandangan manusia, tetapi oleh penilaian Allah.
c. Tekanan mental dan krisis identitas
Banyak pemuda merasa bingung menentukan arah hidup. Mereka mengalami stres, kegelisahan, atau merasa tidak berharga karena membandingkan diri dengan kehidupan orang lain di media sosial. Masa muda yang seharusnya produktif berubah menjadi masa penuh kecemasan.
d. Kemudahan maksiat
Perbuatan maksiat yang dulu sulit dilakukan kini dapat diakses hanya dengan satu klik. Hal ini membuat kontrol diri menjadi tantangan besar bagi generasi muda.
Prinsip Islam untuk Mempertanggungjawabkan Masa Muda
a. Menyadari bahwa waktu adalah amanah
Allah bersumpah dengan waktu dalam Surah Al-‘Asr sebagai penegasan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Pemuda yang menyia-nyiakan waktunya berarti menyia-nyiakan amanah Allah.
b. Menjaga diri dari dosa kecil maupun besar
Islam mengajarkan bahwa penjagaan diri dari maksiat adalah bentuk kesungguhan menuju kedewasaan spiritual. Pemuda yang mampu menjaga pandangan, ucapan, perilaku, dan hatinya termasuk golongan istimewa.
c. Menjaga hati agar tetap dekat dengan Allah
Kedekatan dengan Allah diwujudkan melalui shalat 5 waktu, membaca Al Qur’an, dzikir, dan menuntut ilmu.
d. Mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat
Waktu muda adalah ladang pahala. Mengisinya dengan belajar, membaca, bekerja keras, menghafal Al-Qur’an, berdakwah, dan menolong sesama membuat hidup menjadi berkualitas di dunia dan akhirat.
Mempertanggungjawabkan Masa Muda
1. Tentukan tujuan hidup sejak muda
Pemuda yang hidup tanpa arah akan mudah terseret arus dunia. Tentukan tujuan jangka pendek dan panjang, baik urusan dunia maupun akhirat. Tulis target ibadah, target ilmu, target amal, dan target karier.
2. Perbaiki kualitas ibadah
3. Jauhi lingkungan yang buruk
Lingkungan buruk dapat merusak karakter tanpa disadari. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa seseorang berjalan sesuai agama sahabat dekatnya. Maka pilihlah teman yang mendekatkan kepada Allah.
4. Gunakan media sosial dengan bijak
5. Kembangkan potensi diri dengan skill yang bermanfaat
6. Melibatkan diri dalam kegiatan sosial
Pemuda yang turun membantu masyarakat akan punya pengalaman hidup, empati, dan rasa tanggung jawab lebih tinggi ketimbang pemuda yang hanya menikmati hidup.
7. Jaga kesehatan fisik dan mental
Tubuh adalah amanah. Tidurlah cukup, makan makanan halal dan sehat, olahraga, dan jauhi kebiasaan merusak seperti rokok dan begadang yang tidak perlu.
8. Perbanyak istighfar dan taubat
Pemuda tentu tidak lepas dari dosa. Namun Allah menyukai hamba yang bertaubat. Jangan biarkan dosa hari ini merusak masa depan.
Masa Muda Adalah Kesempatan, Bukan Sekadar Kenangan
Pada akhirnya, masa muda hanyalah sebagian kecil dari perjalanan hidup. Namun fase ini menentukan apakah seseorang akan menjadi manusia yang kuat atau justru hanyut dalam kesia-siaan. Waktu akan berlalu, tubuh akan menua, dan kesempatan amal tidak datang dua kali.
Selama darah masih mengalir kuat, semangat masih menyala, dan akal masih jernih—itulah saat terbaik untuk mempersembahkan amal-amal terbaik kepada Allah.
Masa muda bukan untuk dihabiskan, tetapi untuk dipertanggungjawabkan.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk pemuda yang tumbuh dalam ketaatan, membersihkan hidup dari maksiat, dan mengisinya dengan amal-amal yang bernilai di sisi-Nya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
