SURAU.CO. Jumat selalu menghadirkan suasana yang istimewa. Udara terasa lebih hening, kumandang adzan terdengar lebih syahdu, dan hati seolah terpanggil untuk kembali mendekat kepada Allah Swt. Rasulullah Saw menyebut hari ini sebagai sayyidul ayyam—penghulu segala hari. Hari Jumat bukan sekadar penanda pergantian pekan tetapi sebuah momentum ketika pintu rahmat, ampunan, dan keberkahan terbuka selebar-lebarnya bagi hamba-Nya.
Jejak Sejarah dan Keutamaan Hari Jumat
Rasulullah Saw bersabda,
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan, Jumat bukanlah hari biasa. Ia menyimpan jejak penciptaan manusia pertama dan kisah pengampunan. Setiap kali Jumat tiba, kita ingat pada awal kehidupan dan janji untuk kembali kepada-Nya.
Nabi Saw juga menyampaikan, pada hari Jumat terdapat satu waktu yang mustajab. Doa tidak akan tertolak pada waktu istimewa ini. Sebuah kesempatan langka yang sangat berharga dan tidak boleh kita lewatkan. Oleh karena itu, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli…” (QS. Al-Jumu’ah: 9).
Ayat ini membawa pesan yang sangat kuat yakni perintah meninggalkan sejenak urusan duniawi dengan bersegera menuju masjid. Di sana, bukan hanya tubuh yang menunduk dalam rukuk dan sujud. Hati juga berserah dan menemukan ketenangan sejati.
Amalan Sunnah Penuh Berkah di Hari Jumat
Para ulama menjelaskan bahwa amalan-amalan di hari Jumat bukan hanya sunnah yang ringan. Ini adalah cara untuk menumbuhkan kesadaran spiritual kita. Ada ibadah yang tampak sederhana. Namun, jika terlaksana dengan cinta, ia menghidupkan ruh dan membersihkan hati.
1. Mandi Jumat dan Bersuci
Rasulullah Saw menganjurkan mandi pada hari Jumat. “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh,” sabdanya (HR. Bukhari dan Muslim). Imam An-Nawawi menafsirkan “wajib” di sini sebagai sunnah muakkadah—amalan yang sangat dianjurkan dengan tujuan bukan sekadar kebersihan jasmani tetapi merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap sayyidul ayyam ini.
2. Berpakaian Terbaik dan Wangi-wangian
Setelah mandi, umat Islam sunnah mengenakan pakaian terbaik. Kenakan pula wangi-wangian yang halal. Dalam hadis Salman Al-Farisi, Rasulullah Saw menjanjikan ampunan. Ini bagi mereka yang bersuci, memakai minyak wangi, datang ke masjid, dan mendengarkan khutbah dengan khusyuk (HR. Bukhari). Imam Malik bahkan menilai, memakai pakaian putih di hari Jumat adalah bentuk penghormatan dan juga sebagai tanda keindahan ibadah.
3. Membaca Surah Al-Kahfi
Amalan berikutnya adalah membaca Surah Al-Kahfi. Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan diberikan cahaya baginya di antara dua Jumat.” (HR. Hakim dan Baihaqi). Cahaya itu, kata Imam Ibn Hajar, adalah petunjuk. Ini akan melindungi kita dari fitnah dunia.
4. Memperbanyak Shalawat
Selain itu, memperbanyak shalawat menjadi cara mendekatkan diri kepada Rasulullah Saw. Beliau bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.” (HR. Abu Dawud). Shalawat bukan sekadar ucapan cinta. Ini adalah jembatan menuju syafaat beliau di akhirat kelak.
5. Datang Awal ke Masjid dan Khusyuk Mendengarkan Khutbah
Datang lebih awal ke masjid juga termasuk tanda cinta terhadap ibadah. Nabi Saw menggambarkan, orang yang berangkat pada jam pertama seakan berkurban seekor unta. Sementara itu, mendengarkan khutbah dengan khusyuk menjadi bagian dari dzikrullah itu sendiri. Ibn Rajab menulis bahwa khutbah Jumat lebih utama. Ini dibanding zikir apa pun. Di sanalah nasihat Allah Swt disampaikan kepada umat.
6. Meraih Waktu Mustajab untuk Berdoa
Menjelang sore, ketika matahari condong ke barat, ada waktu yang sangat berharga. Ini adalah waktu mustajab doa. Mayoritas ulama berpendapat, waktu itu terletak antara Ashar dan Magrib. Inilah saat terbaik untuk memohon ampunan, keberkahan, dan kekuatan iman.
7. Bersedekah di Hari Jumat
Jumat juga menjadi waktu terbaik untuk bersedekah. Ibn Qayyim berkata, “Sedekah pada hari Jumat lebih utama daripada sedekah pada hari-hari lain, sebagaimana keutamaan Jum at atas hari-hari lainnya.” Sedekah bukan sekadar memberi. Ini adalah cara membersihkan harta dan membuka pintu rezeki.
8. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar
Di atas semua itu, dzikir dan istighfar adalah napas hari Jumat. Imam Al-Ghazali menyebutnya sebagai “air kehidupan ruhani”. Ini akan menyirami hati yang kering oleh kesibukan dunia. Jaga lisan dan hati tetap terhubung kepada Allah Swt.
Maka, marilah kita sambut setiap Jumat bukan dengan rutinitas akan tetapi dengan kesadaran penuh. Hidupkan ia dengan shalawat, doa, sedekah, dan dzikir. Sebab, siapa yang menghidupkan Jumat dengan iman, Allah Swt akan menghidupkan hatinya dengan keberkahan. Di situlah letak rahasia hari yang disebut sebagai sayyidul ayyam—penghulu segala hari. (kareemustofa)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
