Khazanah
Beranda » Berita » Siapa Temanmu? Pilihlah Teman yang Saleh

Siapa Temanmu? Pilihlah Teman yang Saleh

Siapa Temanmu? Pilihlah Teman yang Saleh
Siapa Temanmu? Pilihlah Teman yang Saleh. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Setiap manusia pasti membutuhkan teman. Sejak kecil hingga dewasa, keberadaan teman memiliki peranan besar dalam membentuk kepribadian, cara berpikir, bahkan masa depan seseorang. Teman bukan sekadar orang yang kita ajak berbicara, tetapi juga orang yang mempengaruhi jalan hidup kita. Maka dari itu, Islam memberi perhatian yang besar terhadap persoalan memilih teman. Pertanyaannya sederhana namun penting: Siapa temanmu? Karena dari jawaban itu, dapat ditebak siapa dirimu.

Teman Adalah Cerminan Diri

Rasulullah bersabda:

“Seseorang tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa ia berteman.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa teman memiliki pengaruh besar terhadap keimanan dan akhlak seseorang. Jika kita bergaul dengan orang yang saleh, suka mengingatkan pada kebaikan dan menasihati dengan ikhlas, maka lambat laun kita pun akan terpengaruh menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, jika teman kita gemar berbuat maksiat, berbicara kotor, atau menjauhkan diri dari Allah, maka pengaruh buruknya akan meresap dalam hati kita tanpa disadari.

Begitulah tabiat manusia — mudah meniru, mudah terpengaruh, terutama oleh orang-orang yang sering ia temui dan ia percaya. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan agar kita selektif dalam memilih sahabat dekat. Sebab teman yang buruk bisa menjadi jalan menuju kebinasaan, sementara teman yang baik adalah jalan menuju keselamatan.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Perumpamaan Teman yang Baik dan Buruk

Dalam hadis lain, Rasulullah memberikan perumpamaan yang sangat indah:

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi memberikan parfum padamu, atau engkau membeli darinya, atau minimal engkau mencium aroma harum darinya. Sedangkan pandai besi bisa jadi membakar pakaianmu, atau minimal engkau mencium bau yang tidak sedap darinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Perumpamaan ini menggambarkan betapa besar perbedaan antara teman yang baik dan teman yang buruk. Teman yang baik bagaikan penjual minyak wangi, selalu memberikan manfaat — baik langsung maupun tidak langsung. Ia mungkin menasihatimu ketika engkau lalai, membantumu ketika engkau kesulitan, atau minimal menghadirkan suasana yang menenangkan saat bersama. Sementara teman yang buruk bagaikan pandai besi, panasnya bisa membakar imanmu, ucapannya bisa menodai hatimu, dan kebiasaannya bisa menyeretmu kepada dosa tanpa terasa.

Pengaruh Teman dalam Kehidupan

Seorang ulama pernah berkata, “Jangan engkau bertanya siapa orang itu, tapi lihatlah siapa temannya. Karena seseorang akan dikenal dari teman-temannya.” Ungkapan ini menunjukkan bahwa lingkungan pertemanan adalah cermin dari kepribadian seseorang.

Betapa banyak orang baik yang akhirnya rusak karena salah bergaul. Awalnya ia shalat tepat waktu, menjaga lisan, dan rajin belajar agama. Namun setelah akrab dengan teman yang gemar menunda ibadah, suka bercanda berlebihan, dan membicarakan hal yang sia-sia, perlahan sifat itu menular. Ia mulai malas beribadah, suka berkata kotor, dan menjauh dari majelis ilmu.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Sebaliknya, banyak pula orang yang berubah menjadi lebih baik karena pertemanan yang baik. Seorang yang dulunya lalai, ketika ia dekat dengan orang yang rajin ibadah dan gemar menasihati, perlahan hatinya menjadi lembut. Ia mulai belajar, berusaha memperbaiki diri, hingga akhirnya menjadi pribadi yang taat. Begitulah kekuatan pengaruh teman.

Kriteria Teman yang Saleh

Lalu, seperti apa teman yang saleh itu? Ulama menjelaskan beberapa cirinya:

  1. Ia mengingatkanmu kepada Allah.
    Saat engkau bersamanya, hatimu terasa tenang dan terarah kepada kebaikan. Ia tidak mengajak pada maksiat, tapi menasihati dengan lembut ketika engkau salah.
  2. Ia mencintaimu karena Allah.
    Persahabatan yang dilandasi keimanan tidak bergantung pada harta, status, atau kepentingan dunia. Ia mencintaimu karena ingin bersama menuju surga, bukan karena keuntungan pribadi.
  3. Ia menjaga kehormatanmu.
    Teman yang saleh tidak menjelekkanmu di belakang, tidak membuka aibmu, dan selalu berusaha menutupi kesalahanmu dengan cara yang baik.
  4. Ia selalu jujur dan amanah.
    Tidak berpura-pura baik di depanmu, lalu menikammu di belakang. Ia menegurmu jika salah, tapi dengan niat memperbaiki, bukan mempermalukan.
  5. Ia mendukungmu dalam ketaatan.
    Ia mengajakmu ke majelis ilmu, mendorongmu untuk bersedekah, berbuat baik kepada orang tua, dan menjauhi maksiat. Ia bukan sekadar teman bicara, tapi teman menuju surga.

Pilihlah Teman Dunia-Akhirat

Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan penyesalan orang-orang kafir pada hari kiamat karena salah memilih teman:

“(Ingatlah) pada hari itu orang-orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai, kiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul. Celakalah aku! Sekiranya aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman akrabku.’”
(QS. Al-Furqan: 27–28)

Ayat ini menggambarkan bahwa salah memilih teman bisa membuat seseorang menyesal selamanya. Di dunia, mungkin teman yang buruk tampak menyenangkan — penuh canda, tawa, dan kebebasan. Tapi di akhirat, dialah yang paling disesali. Sebab, teman semacam itu menjauhkan dari ketaatan dan menjerumuskan ke dalam dosa.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Maka, bijaklah dalam memilih teman. Pilihlah sahabat yang bisa menemanimu bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Teman yang saleh akan mengajakmu ke jalan kebenaran, dan kelak di surga, ia akan mencarimu jika engkau belum masuk bersamanya, sebagaimana disebutkan dalam hadis:

“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jika cintamu karena Allah, dan persahabatanmu dilandasi iman, maka kelak Allah akan mempertemukan kalian di surga-Nya.

Penutup

Persahabatan dalam Islam bukan sekadar hubungan sosial, melainkan bagian dari ibadah. Teman yang baik adalah nikmat, sementara teman yang buruk bisa menjadi ujian berat. Oleh karena itu, berhati-hatilah memilih siapa yang engkau jadikan sahabat dekat. Jangan tergoda oleh kesenangan sesaat atau popularitas semu. Pilihlah teman yang menuntunmu menuju ridha Allah, karena persahabatan yang dibangun di atas iman akan berbuah indah hingga ke akhirat.

Rasulullah bersabda:

“Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah, kecuali yang lebih dicintai Allah adalah yang paling kuat cintanya kepada sahabatnya.”
(HR. Thabrani)

Semoga kita semua dikaruniai teman-teman yang saleh, yang menasihati saat kita lalai, menolong saat kita lemah, dan mendoakan kita dalam kesunyian malam. Karena teman sejati bukan yang selalu membuat kita tertawa, tetapi yang membuat kita semakin dekat dengan Allah.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement