SURAU.CO. “”Al Mathlab” dapat merujuk pada dua kitab utama. Imam al-Haramayn al-Juwaini menulis Nihayatul Mathlab, sebuah kitab fikih Syafi’i yang besar dan ensiklopedis. Selanjutnya, Syaikh Muntakhab bin Muwaffaq menulis Nadhom al-Mathlab, sebuah kitab syair tentang adab belajar. Kedua karya tersebut memiliki audiens yang berbeda.
Nihayatul Mathlab fi Dirayatil Madzhab
- Penulis: Imam al-Haramayn al-Juwaini.
- Karya: Merupakan kitab fiqih mazhab Syafi’i yang sangat komprehensif dan menjadi salah satu rujukan utama dalam mazhab tersebut.
- Isi: Menjelaskan dan menghuraiakan Mukhtashar al-Muzani, mengumpulkan pendapat-pendapat ulama Syafi’i, serta merintis upaya untuk mendamaikan dua aliran mazhab Syafi’i (Khurasan dan Irak).
- Ukuran: Kitab ini sangat tebal, dengan edisi cetakan mencapai 21 jilid.
Nadhom al-Mathlab fi Adabi Ta’allumi Ilmi ad-Din
- Penulis: Syaikh Muntakhab bin Muwaffaq.
- Karya: Penulis menulisnya dalam bentuk syair (nadhom)
- Isi: Berisi panduan mengenai etika (adab) dan tata krama bagi seorang pelajar dalam menuntut ilmu agama agar mendapat ilmu yang bermanfaat.
- Target: Kitab ini sangat populer di kalangan santri di pondok pesantren, termasuk di Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kediri.
Cara membedakannya
Pertama, Jika merujuk pada fiqih mazhab Syafi’i, “Al Mathlab” kemungkinan besar adalah Nihayatul Mathlab.
Kedua, Jika berkaitan dengan adab dan etika belajar, maka (orang-orang/referensi) menyebut Nadhom al-Mathlab.
Filosofi
Filosofi Kitab Al-Mathlab (atau Nihayat al-Mathlab) berpusat pada penyempurnaan dan penyelesaian ilmu fikih mazhab Syafi’i. Dengan tujuan untuk merangkum seluruh pemikiran Imam al-Haramayn al-Juwayni. Selanjutnya, kitab ini memiliki filosofi untuk menjadi kitab terlengkap dalam mazhab Syafi’i yang membahas berbagai aspek hukum Islam. Dan menjadi landasan pengetahuan yang mendalam bagi para pelajar.
Pertama, Penyempurnaan ilmu fikih: Kitab ini adalah puncak dari seluruh pemikiran Imam al-Haramayn al-Juwayni dalam bidang fikih. Filosofinya bertujuan untuk menyajikan karya yang dianggap sebagai yang terhebat dan paling lengkap dalam mazhab Syafi’i.
Kedua, Menghadirkan kekayaan pengetahuan: Nihayat al-Mathlab mencakup berbagai topik dalam fikih. Sehingga memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif bagi para pembacanya.
Ketiga, Landasan ilmiah yang kuat: Kitab ini bukan hanya sekadar kumpulan hukum, tetapi juga merupakan hasil dari pemikiran ilmiah yang sistematis. Menjadikan kitab ini sebagai sumber yang sangat berharga untuk para mahasiswa, pengajar, dan peneliti fikih Syafi’i.
Keempat, Rujukan akhir dalam mazhab Syafi’i: Kitab ini memiliki filosofi untuk menjadi referensi akhir yang dapat diandalkan bagi siapa pun yang ingin mendalami mazhab Syafi’i.
Tujuan
Tujuan kitab-kitab yang menggunakan nama “Al Mathlab” sangat bervariasi, tergantung pada judul lengkapnya. Selanjutnya, Kitab Nihayat al-Mathlab fi Dirayah al-Mazhab bertujuan merangkum seluruh pemikiran fikih Imam Haramain. Nadzmu al-Mathlab fi Adabi Ta’allumi Ilmi al-Din bertujuan mengajarkan adab dan akhlak bagi pelajar.
Kitab Nihayat al-Mathlab
- Tujuan utama: Menghimpun dan merangkum seluruh pemikiran Imam Haramain al-Juwayni dalam ilmu fikih mazhab Syafi’i.
Kitab Nadzmu al-Mathlab (atau Izzul Adab Fi Tarjamatil Mathlab)
- Tujuan utama: Mengajarkan adab dan akhlak mulia bagi para penuntut ilmu, khususnya santri.
- Isi: Membahas etika yang harus dimiliki pelajar terhadap Allah SWT, orang tua, guru, dan sesama santri.
- Manfaat: Membentuk karakter santri dengan akhlak yang baik, seperti sopan santun dan rasa tanggung jawab, serta meningkatkan pemahaman mengenai adab dan akhlak.
Manfaat
Manfaat utama mempelajari kitab Al Mathlab (khususnya Nadzmu al-Mathlab) adalah untuk memperdalam pemahaman tentang etika dan adab menuntut ilmu bagi para pelajar, seperti sopan santun kepada guru, orang tua, dan sesama, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin. Kitab ini membantu membentuk karakter yang berakhlak baik melalui pengajaran prinsip moral dan etika yang sesuai dalam lingkungan pendidikan keagamaan.
Pertama, Memperbaiki akhlak dan moral: Kitab ini secara khusus membahas adab seorang penuntut ilmu, termasuk tata krama terhadap Allah, orang tua, guru, dan teman-teman se-santri.
Kedua, Menumbuhkan rasa tanggung jawab: Kita belajar kitab ini untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri santri, yang diukur dari sikap sopan santun terhadap semua orang.
Ketiga, Meningkatkan kedisiplinan: Melalui pembacaan dan penghafalan nadzam, kitab ini mengajarkan kedisiplinan, seperti tidak meninggalkan pengajian tanpa alasan yang jelas.
Keempat, Membentuk karakter religius: Dengan memperkuat pemahaman tentang etika keagamaan, kitab ini membantu membentuk karakter religius yang kuat pada santri.
Kelima, Menciptakan lingkungan yang harmonis: Dengan penerapan adab yang baik, kitab ini membantu menciptakan lingkungan pondok pesantren yang nyaman dan harmonis.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
