SURAU.CO. Seorang hamba yang mencintai sekaligus dicintai Allah mengagumi hamba lain, sehingga ia terinspirasi untuk melakukan lebih banyak kebaikan. Hamba lain tersebut menunjukkan keimanan yang kuat dengan selalu menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berbuat baik kepada sesama, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan berserah diri (tawakal) setelah berusaha maksimal. Ia akan merasa rindu beribadah dan lebih takut kehilangan ridha Allah daripada kehilangan dunia.
Filosofi hamba yang mencintai dan dicintai Allah adalah tentang menjalani hidup dengan penuh ketaatan dan kesadaran ilahi. Yang terwujud dalam tiga hal utama: ketaatan dan kepatuhan total kepada perintah dan larangan-Nya, keteguhan hati dalam menghadapi ujian (sabar dan tawakal), dan perasaan dekat secara spiritual (taat dan suka bermunajat). Perasaan ini bukan hanya tentang melakukan ibadah, tetapi juga tentang merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah hidup.
Ciri-ciri hamba yang mencintai Allah
Pertama, Cinta karena Allah: Allah mencintai hal-hal tertentu dan membenci hal-hal lainnya; oleh karena itu, kita harus mencintai apa yang Dia cintai dan membenci apa yang Dia benci.
Kedua, Mematuhi perintah dan menjauhi larangan: Kepatuhan yang tulus menjadi bukti cinta seorang hamba.
Ketiga, Suka bermunajat: Merasa senang melakukan ibadah dan bermunajat (berdialog) dengan Allah, terutama di malam hari.
Keempat, Berusaha terus-menerus: Umat Muslim harus melaksanakan seluruh perintah Allah secara konsisten, sebagaimana dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari.
Allah mencintai hambanya dengan ciri-ciri
Pertama, Bertakwa: Kita wajib menjauhi hal yang diharamkan dan menaati perintah Allah.
Kedua, Sabar: Menerima segala ketentuan dan cobaan dengan ikhlas, karena meyakini bahwa semua terjadi atas kehendak Allah.
Ketiga, Tawakal: Berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal.
Keempat, Berbuat ihsan: Berbuat baik kepada diri sendiri, orang lain, dan makhluk Allah lainnya.
Kelima, Berbuat adil: Selalu bersikap adil dalam segala hal, baik urusan pribadi maupun sosial.
Keenam, Bertobat dan mensucikan diri: Berusaha untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan.
Hubungan timbal balik
Allah mencintai hamba-Nya dan hamba-Nya mencintai Allah secara timbal balik. Allah membalas cinta hamba yang berusaha keras untuk dicintai-Nya dengan kasih sayang dan perlindungan. Contohnya, Allah akan mengabulkan doa hamba-Nya yang tulus dan menjaganya dari keburukan.
Hamba yang mencintai dan dicintai Allah senantiasa menjalankan perintah-Nya dengan ikhlas
- Keimanan yang Lurus: Memiliki aqidah yang kokoh dan tidak berbuat syirik.
- Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya: Orang beriman mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari hal lainnya.
- Mengikuti Sunnah Rasulullah: Selalu berusaha mengikuti ajaran dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam ucapan dan perbuatan.
- Ikhlas: Berusaha ikhlas dalam setiap ibadah dan ketaatan.
- Bersegera dalam Kebaikan: Tidak menunda-nunda perbuatan baik dan mulia.
- Menjaga Larangan-Nya: Seseorang harus enggan melakukan hal-hal yang dibenci dan dilarang oleh Allah.
- Takut akan Ridha-Nya: Lebih takut kehilangan cinta Allah daripada kehilangan harta atau dunia.
- Rindu Beribadah: Merasa tenang dan damai saat melakukan ibadah seperti salat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
- Sabar: Mampu bersabar ketika menghadapi cobaan atau ujian dari Allah.
- Bertakwa: Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sesuai syariat.
- Berbuat Baik: Suka berbuat kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain.
- Bertawakal: Berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin.
Tujuan
Seorang hamba yang mencintai dan dicintai Allah menjalani hidup yang penuh ketaatan, ibadah, dan perbuatan baik; oleh karena itu, ia mencapai ridha-Nya. Hal ini akan membawa manusia pada kebahagiaan dan kesuksesan tertinggi, baik di dunia maupun di akhirat, melalui limpahan rahmat, keberkahan, dan perlindungan dari-Nya.
Pertama, Mencapai ridha dan rahmat Allah: Ketaatan dan cinta kepada Allah adalah jalan untuk mendapatkan ridha dan rahmat-Nya.
Kedua, Menjadi hamba yang bertakwa: Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah (beribadah) kepada Allah, dan tujuan beribadah adalah untuk menjadi hamba yang bertakwa.
Ketiga, Mendapatkan kebahagiaan tertinggi: Allah mencintai (seseorang/hamba-Nya), dan ini adalah sumber segala kebaikan, keselamatan, dan kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Cara kita mencintai dan dicintai Allah
- Melaksanakan ibadah dan perintah-Nya: Kunci utama untuk dicintai Allah adalah dengan mematuhi perintah-Nya, seperti shalat, puasa, dan zakat.
- Berbuat baik (Ihsan): Berbuat baik kepada sesama dan selalu berbuat kebaikan adalah salah satu cara untuk dicintai Allah.
- Bersabar menghadapi ujian: Menjalani ujian hidup dengan sabar dan ikhlas merupakan tanda cinta seorang hamba kepada Allah, dan membuat Allah menyayanginya.
- Meneladani sifat-sifat Allah: Mencintai Allah mendorong kita untuk meneladani sifat-sifat mulia dan menjauhi sifat yang tidak disukai-Nya.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
