SURAU.CO – Syekh Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi adalah ulama terkemuka asal Melayu yang memberikan kontribusi besar dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam. Karya tulisnya yang monumental, Daqaiqul Akhbar, sebuah kitab yang mengupas secara mendalam tentang kehidupan akhirat dan rahasia di balik perjalanan manusia setelah kematian. Melalui karya dan pengabdiannya, beliau tidak hanya menjadi panutan spiritual, tetapi juga inspirasi bagi generasi penerus dalam menegakkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Syekh Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi lahir dari keluarga yang dikenal sangat religius. Sejak kecil, ia tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Ayah dan ibunya merupakan sosok yang taat beragama dan memberikan perhatian besar terhadap pendidikan agama anak-anaknya. Tradisi membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis taklim, dan menghormati para ulama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari keluarga besar al-Qadhi.
Lingkungan inilah yang menumbuhkan kecintaan Syekh Abdurrahim terhadap ilmu. Sejak usia muda, ia menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Ia tidak puas hanya dengan pengetahuan dasar agama, namun terus berusaha memperdalam berbagai cabang ilmu keislaman, mulai dari tafsir, hadis, fikih, hingga tasawuf. Ketekunannya menjadikannya cepat dikenal sebagai murid yang cerdas, tekun, dan rendah hati.
Pendidikan Syekh Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi
Syekh Abdurrahim memulai pendidikannya di tanah kelahirannya, belajar langsung kepada para ulama terkemuka di wilayahnya. Namun, semangat keilmuannya yang tinggi mendorongnya untuk melanjutkan perjalanan intelektual ke berbagai daerah di dunia Islam. Ia menimba ilmu di pusat-pusat keilmuan terkenal seperti Aceh, Patani, dan kemudian melanjutkan ke Timur Tengah.
Ia berguru kepada banyak ulama besar, terutama di Makkah dan Madinah. Ia memperdalam ilmu tafsir, hadis, fikih Syafi’i, serta ilmu kalam dan tasawuf. Masa-masa ini menjadi titik penting dalam pembentukan keilmuannya. Ia tidak hanya mempelajari teks-teks klasik, tetapi juga menyerap semangat dakwah dan pembaruan pemikiran Islam yang berkembang di pusat dunia Islam pada masa itu.
Syekh Abdurrahim sosok pelajar yang disiplin dan haus ilmu. Ia sering menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan dan majelis ilmu. Kedekatannya dengan para ulama besar memberikan kesempatan untuk memahami Islam secara mendalam dari berbagai perspektif, baik teologis, filosofis, maupun sosial.
Setelah bertahun-tahun menimba ilmu di luar negeri, Syekh Abdurrahim kembali ke tanah air dengan tekad yang kuat untuk menyebarkan ilmu dan memperkuat fondasi pendidikan Islam di Nusantara. Ia menyadari bahwa masyarakat membutuhkan bimbingan spiritual dan pendidikan yang sistematis agar mampu menghadapi tantangan zaman.
Dengan semangat pengabdiannya, ia mendirikan sebuah pesantren yang kemudian menjadi pusat pendidikan Islam di daerahnya. Pesantren ini bukan sekadar tempat belajar kitab kuning, tetapi juga menjadi ruang pembinaan akhlak, dakwah sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam sistem pengajarannya, beliau menekankan keseimbangan antara ilmu syariat dan akhlak tasawuf, antara pengetahuan dan pengamalan.
Syekh Abdurrahim aktif mengajar langsung para santrinya. Ia dikenal sebagai guru yang tegas namun penuh kasih sayang. Beliau menanamkan pentingnya keikhlasan niat, keikhlasan dalam tuntutan ilmu, dan tanggung jawab moral sebagai calon ulama dan pemimpin umat. Banyak santrinya yang kemudian menjadi tokoh agama berpengaruh di berbagai daerah di dunia Melayu.
Kiprah Dakwah dan Pengabdian Masyarakat
Selain mengajar di pesantren, Syekh Abdurrahim juga aktif berdakwah di tengah masyarakat. Ia sering diundang untuk memberikan ceramah, memimpin majelis zikir, dan membimbing masyarakat dalam urusan keagamaan. Gaya dakwahnya yang lembut dan argumentatif membuat banyak orang tertarik mendengarkannya.
Beliau menekankan pentingnya akhlak mulia, keadilan sosial, dan tanggung jawab umat Islam terhadap sesama. Dakwahnya tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga menyentuh aspek sosial kemasyarakatan, seperti pendidikan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap kaum miskin. Dalam setiap ceramahnya, beliau mengajak masyarakat untuk meneladani Nabi Muhammad SAW dalam kesederhanaan dan keikhlasan beramal.
Karya Monumental: Daqaiqul Akhbar
Karya yang paling terkenal dari Syekh Abdurrahim adalah kitab Daqaiqul Akhbar. Kitab ini membahas secara detail tentang eskatologi Islam, yaitu ilmu tentang akhirat, mulai dari kematian, alam kubur, kebangkitan, hari kiamat, hingga surga dan neraka.
Melalui kitab ini, beliau berusaha menggugah kesadaran spiritual umat Islam tentang hakikat kehidupan dan kematian. Daqaiqul Akhbar tidak hanya menakut-nakuti pembacanya dengan gambaran siksa akhirat, tetapi juga memberikan harapan dan motivasi untuk memperbaiki diri. Dengan bahasa yang indah dan gaya penulisan yang menyentuh, kitab ini menjadi bacaan penting di berbagai pesantren dan majelis taklim di dunia Melayu.
Kitab tersebut menampilkan keluasan wawasan Syekh Abdurrahim, yang mampu menggabungkan ajaran teologis, moral, dan spiritual dalam satu karya yang hidup hingga kini.
Syekh Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi mewariskan warisan yang besar, baik dalam bentuk karya tulis maupun lembaga pendidikan yang ia dirikan. Pemikirannya tetap relevan dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam. Melalui pesantren, dakwah, dan karya ilmiahnya, Syekh Abdurrahim telah menorehkan jejak abadi dalam sejarah Islam di dunia Melayu.
Kiprahnya menjadi bukti bahwa seorang ulama tidak hanya ditandai oleh keluasan ilmu, tetapi juga oleh dedikasinya yang tiada henti untuk kemaslahatan umat. Semangat keilmuannya akan terus hidup, menginspirasi generasi baru untuk meneladani perjuangan dan keikhlasannya dalam menegakkan syiar Islam.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
