Khazanah
Beranda » Berita » Tata Cara Membaca Tafsir Jalalain: Panduan Memahami Karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

Tata Cara Membaca Tafsir Jalalain: Panduan Memahami Karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

Ilustrasi santri membaca Tafsir Jalalain dengan cahaya lembut di ruang belajar k-
Ilustrasi filosofis tentang kesungguhan belajar memahami tafsir Al-Qur’an melalui Jalalain, simbol kesatuan ilmu dan spiritualitas.

Surau.co. Tafsir Jalalain adalah salah satu kitab tafsir paling terkenal dan berpengaruh di dunia Islam. Ditulis oleh dua ulama besar, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, kitab ini dikenal dengan penjelasannya yang singkat, padat, dan mudah dipahami. Namun di balik kesederhanaannya, Tafsir Jalalain memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa. Karena itu, memahami tata cara membaca Tafsir Jalalain menjadi penting agar pembaca tidak hanya sekadar membaca teks, tetapi juga mampu menangkap pesan dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Mengawali dengan Niat dan Pemahaman Tujuan

Sebelum mulai membaca Tafsir Jalalain, seseorang perlu menata niat. Membaca kitab ini bukan sekadar untuk mencari pengetahuan intelektual, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tafsir ini menjelaskan makna firman Tuhan, sehingga membacanya memerlukan ketenangan hati dan penghormatan.

Sebagaimana firman Allah ﷻ:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

(QS. Al-Baqarah [2]: 2)

Maka, membaca Tafsir Jalalain adalah bagian dari usaha memahami petunjuk tersebut. Dengan niat yang ikhlas, ilmu yang diperoleh akan menjadi cahaya, bukan sekadar pengetahuan yang kering.

Menyiapkan Bekal Ilmu Dasar Bahasa Arab

Salah satu ciri khas Tafsir Jalalain adalah gaya bahasanya yang sangat ringkas dan penuh istilah gramatikal Arab. Oleh karena itu, sebelum mendalaminya, seseorang sebaiknya sudah memiliki dasar ilmu nahwu (tata bahasa), sharaf (morfologi), dan balaghah (gaya bahasa). Tanpa bekal ini, pembaca akan kesulitan menangkap maksud penjelasan yang begitu singkat.

Namun, hal ini tidak berarti kitab tersebut hanya untuk ulama. Di pesantren, banyak santri pemula belajar Jalalain dengan panduan guru (kyai) yang menjelaskan setiap baris dengan sabar. Proses inilah yang menjadikan Jalalain tidak hanya kitab ilmu, tapi juga kitab adab dan kesabaran.

Memahami Metode Tafsir Jalalain Secara Bertahap

Tata cara membaca Tafsir Jalalain perlu mengikuti metode bertahap agar maknanya mudah dipahami. Berikut pendekatan yang biasa dilakukan di pesantren dan majelis ilmu:

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

  1. Membaca Ayat dan Terjemahan Dasarnya

Langkah pertama adalah membaca ayat Al-Qur’an dengan tartil, disertai pemahaman makna globalnya. Ini membantu pembaca menangkap konteks umum sebelum masuk ke tafsir rinci.

  1. Menelaah Penjelasan Jalalain

Selanjutnya, baca tafsir Jalalain baris demi baris. Setiap kalimatnya berisi penjelasan makna kata (lafaz), struktur kalimat, serta sebab turunnya ayat (asbabun nuzul). Meskipun singkat, gaya penulisannya padat ilmu.

Misalnya, untuk satu ayat, Jalalain bisa menjelaskan hanya dalam satu kalimat tetapi memuat unsur fikih, akidah, dan tata bahasa sekaligus.

  1. Membandingkan dengan Tafsir Lain (Tafsir Baidhawi, Ibnu Katsir, atau Qurtubi)

Langkah ini penting untuk memperluas perspektif. Jalalain dikenal ringkas, sehingga membandingkan dengan tafsir lain dapat memperjelas maksud ayat tanpa kehilangan keutuhan makna.

  1. Menulis Catatan atau Ringkasan Sendiri

Catatan pribadi membantu mengikat ilmu. Banyak ulama terdahulu menulis ulang penjelasan Jalalain dalam bentuk ta’liq (komentar tambahan). Ini bisa menjadi kebiasaan baik bagi pembelajar modern agar pemahaman lebih mendalam.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Menjaga Adab dalam Membaca dan Mengkaji Tafsir

Ilmu tafsir bukan sekadar ilmu linguistik, melainkan juga ilmu yang berkaitan dengan kalam Allah. Karena itu, adab menjadi kunci utama. Membaca Tafsir Jalalain sebaiknya dilakukan dalam keadaan suci, di tempat yang tenang, dan dengan rasa hormat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa membaca kitab tafsir seperti Jalalain bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga membuka jalan menuju keridhaan Allah. Karena itu, kesungguhan dan penghormatan terhadap ilmu menjadi syarat utama keberkahan pemahaman.

Fenomena Sehari-Hari: Tradisi Ngaji Tafsir Jalalain di Nusantara

Di Indonesia, tradisi ngaji Tafsir Jalalain telah menjadi bagian dari kehidupan pesantren. Setiap malam, santri duduk melingkar, kitab terbuka di depan, mendengarkan penjelasan sang kyai. Fenomena ini tidak hanya melahirkan generasi berilmu, tapi juga generasi yang berakhlak.

Uniknya, meskipun kitab ini ditulis ratusan tahun lalu di Mesir, bahasanya tetap hidup di lidah para santri Jawa, Madura, dan Sumatra. Ini menunjukkan bahwa Jalalain bukan sekadar teks klasik, tetapi jembatan budaya ilmu yang menyatukan dunia Islam Timur Tengah dan Nusantara.

Menerapkan Nilai-Nilai Tafsir Jalalain dalam Kehidupan

Membaca Tafsir Jalalain bukan hanya untuk memahami ayat, tetapi juga untuk menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Jalalain mengajarkan keseimbangan antara ilmu dan amal. Misalnya, ketika menafsirkan ayat tentang kejujuran, Jalalain menegaskan makna sidq sebagai sifat yang harus hadir dalam setiap tindakan.

Dengan memahami tafsir ini, seseorang didorong untuk menjadi Muslim yang berilmu dan berakhlak, bukan hanya cerdas secara intelektual tetapi juga lembut dalam hati.

Kesimpulan: Jalalain sebagai Pemandu Spiritual dan Intelektual

Tata cara membaca Tafsir Jalalain bukan hanya tentang metode teknis, melainkan tentang membangun hubungan dengan wahyu secara ilmiah dan spiritual. Kitab ini mengajarkan bahwa memahami Al-Qur’an membutuhkan ilmu, kesabaran, dan ketulusan.

Warisan Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi menjadi pengingat bahwa ilmu sejati tidak pernah usang. Selama ada manusia yang mencari kebenaran dengan hati yang bersih, Tafsir Jalalain akan selalu hidup sebagai penuntun jalan menuju cahaya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement