Khazanah
Beranda » Berita » Panduan Menjelang Tidur bagi Muslim Menurut Bidayatul Hidayah

Panduan Menjelang Tidur bagi Muslim Menurut Bidayatul Hidayah

Ilustrasi tidurnya seorang muslim.
Ilustrasi tidurnya seorang muslim.

SURAU.CO– Imam Al-Ghazali, dalam kitab monumental beliau, Bidayatul Hidayah, mengingatkan bahwa ketika kita tentang adab ketika hendak tidur. Imam Al-Ghazali meminta kita membentangkan tikar ke arah kiblat. Lalu mengatur tempat tidur dengan rapi. Selanjutmya merebahkan badan kita dengan meletakkan pipi kanan di bawah, seperti mayit ketika terbaring di liang lahat. Tidur itu ibarat mati, dan bangun tidur itu sama dengan bangkit dari kubur. Oleh sebab itu, bila Allah mencabut nyawa di malam itu, kita telah siap. Sebagai bekal untuk bertemu Allah, tentu saja sebelum tidur kita harus bersuci dan berdzikir kepada-Nya. Dengan demikian, bila nanti nyawa kita Allah cabut, kita sudah dalam keadaan suci.

Serangkaian Adab Lahir dan Batin

Kita memulai tidur dengan berbaring miring ke sisi kanan, posisi yang menyerupai cara mayit terbaring di liang lahat, sambil menghadap ke arah kiblat. Penting bagi kita untuk memastikan diri telah suci dari hadas dan memenuhi hati dengan dzikir kepada Allah. Secara simbolis, Imam Al-Ghazali mengingatkan kita wasiat di bawah kepala—sebuah pengingat akan kematian yang bisa datang sewaktu-waktu. Di samping itu, kita wajib bertaubat dari dosa sepanjang hari dan bertekad untuk tidak mengulangi maksiat, serta berniat tulus untuk berbuat baik kepada sesama Muslim jika umur masih Allah panjangkan. Ingatan ini menguatkan kesadaran bahwa di dalam kubur, kita hanya akan ditemani oleh amal shalih, yang merupakan satu-satunya bekal abadi kita.

Dalam mengatur waktu tidur, kita sebaiknya tidak segera memasuki pembaringan sebelum benar-benar merasa kantuk. Kita harus menghindari kemewahan berlebihan dan hanya tidur jika tujuannya mendatangkan manfaat, seperti menyiapkan diri untuk shalat sunnah atau ibadah lainnya. Lebih jauh, Imam Al-Ghazali mengingatkan kita untuk memperhatikan durasi tidur, yang sebaiknya tidak melebihi sepertiga malam (delapan jam). Jika umur kita rata-rata 60 tahun, tidur 8 jam sehari berarti kita telah menyia-nyiakan 20 tahun hidup kita.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari disiplin diri, Imam Al-Ghazali menganjurkan untuk menggosok gigi sebelum berbaring dan mempersiapkan air wudhu di dekat kita. Semua ini agar kita termotivasi dan terupayakan untuk bangun di tengah malam guna melaksanakan shalat malam (Qiyamul Lail) atau shalat sunnah sebelum Subuh. Dua rakaat yang dilakukan setelah bangun tidur ini merupakan perbendaharaan kebaikan yang akan sangat kita butuhkan di hari akhir, saat segala harta dunia tidak lagi berarti.

Doa dan Dzikir Sebelum Tidur

Ketika akan tidur atau terjaga kemudian akan tidur lagi, disunnahkan membaca doa:

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

“Dengan menyebut nama-Mu ya Tuhanku, aku meletakkan badanku, dan mengangkatnya untuk bangun. Karena itu, berilah aku curahan ampunan. Ya Allah, hindarkan diriku dari api neraka di hari Engkau membangkitkan seluruh makhluk mati. Ya Allah, dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan mati. Dan aku berlindung dari sesuatu yang dapat membuat kejelekan, serta dari kejelekan binatang yang Engkau menguasainya. Sesungguhnya Engkau adalah Tuhan yang selalu menunjukkan ke jalan yang lurus. Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Awal, tiada sesuatu pun sebelum-Mu. Engkau Dzat Yang Akhir, yang tiada sesuatu sesudah-Mu. Engkau Dzat yang Batin, tiada sesuatu yang dapat berdampingan dengan-Mu. Engkau Dzat Yang Lahir, tiada sesuatu yang di atas-Mu. Karena itu, curahkanlah kekayaan kepadaku, hingga dengannya aku dapat membayar hutang dan terhindar dari kefakiran.”

“Ya Allah, Engkau telah menciptakan diriku dan yang akan mematikannya pula. Hanya untuk berbakti kepada-Mu hidup dan matiku. Bila Engkau berkehendak mematikannya, maka berilah ampunan lebih dahulu. Bila Engkau berkehendak menghidupkannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang beramal shalih. Ya Allah, aku memohon ampunan dan kesegar-bugaran kepada-Mu baik di dunia, dalam agama dan di akhirat. Ya Allah, bangunkanlah diriku pada waktu yang sangat Engkau cintai, sehingga dapat melakukan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kemurkaan-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu anugerah dan ampunan. Berilah curahan ampunan dari sisi-Mu dan kabulkanlah doaku.”

Lalu, Imam Al-Ghazali,menganjurkan kita  membaca Ayat Kursi dan dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah. Kemudian  Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Juga tak ketinggalan pula membaca Surah Tabarak.

Setelah kita membaca surat-surat tersebut, maka persiapkanlah diri  kita untuk tidur pulas. Kita harus mengusahakan permulaan tidur masih dalam keadaan berdzikir kepada Allah dan suci dari hadas. Barangsiapa melakukan amaliah seperti ini, maka ruhnya ketika tidur Allah angkat ke ‘Arsy dan baginya tertulis pahala seperti pahala orang yang beribadah sunnah semalam suntuk.(St.Diyar)

Referensi: Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ghazali at-Thusi , Bidayatul Hidayah

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement