Khazanah
Beranda » Berita » Taubat Disaat Detik-detik Sakaratul Maut

Taubat Disaat Detik-detik Sakaratul Maut

Taubat Disaat Detik-detik Sakaratul Maut
Taubat Disaat Detik-detik Sakaratul Maut

 

SURAU.CO – Hadits abu hurairah radhiallahu ‘anhu:

لما حضرت وفاة أبي طالب أتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: ياعماه قل: لا إله إلا الله أشاد لله بها يوم القيامة، فقال: لولا أن تعيرني بها قريش يقولون : ما حمله عليه إلا جزع الموت لأقررت بها عينك لا أقولها إلا لأقربها عينك فأنزل الله تعالى: {إنك لا تهدي من أحببت ولكن الله يهدي من يشاء وهو أعلم بالمهتدين}.
أخرجه مسلم (25) والترمذي (3188) وأحمد في مسنده (2/434).

Artinya : Tatkala hadir wafat / sekaratnya Abu Thalib, datanglah kepadanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan bersabda : “Wahai Paman, ucapkanlah : Laa Ilaaha Illallah, aku akan jadikan pembela dengannya (ucapan itu) di sisi Allah pada hari kiamat.“ Kemudian Abu Thalib berkata : “Seandainya suku Quraisy tidak akan mencelaku, yaitu mereka akan mengatakan: “Sesungguhnya yang mendorongnya (Abu Thalib) mengatakan itu hanyalah kegelisahan (menghadapi kematian)”, sungguh aku telah menyenangkanmu dengan kalimat itu, aku tidak akan ucapkan kalimat itu kecuali untuk menyenangkanmu.“

Allah Akan Menerima Taubat Sebelum Ghargharah

Maka turunlah Firman-Nya Ta’ala yang artinya :

Hidup Lambat (Slow Living) ala Rasulullah: Menemukan Ketenangan di Kitab Nawawi

“Sesungguhnya engkau tidaklah memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah – lah yang memberi petunjuk bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Dia paling mengetahui orang-orang yang diberi petunjuk.“ (HR. Muslim 24, At-Tirmidzi 3188, dan Ahmad dalam Musnadnya 2/434)

Faedah :

Yang jadi masalah di sini pada kalimat لما حضرت وفاة ( ketika hadir wafat/sekarat).

Karena ada hadits  lain :

(( إن الله يقبل توبة العبد مالم يغرغر))
أخرجه الترمذي في الدعوات، باب فضل التوبة والإستغفار (3537) وصححه الألباني في صحيح الجامع.
Artinya:  “Sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya seorang hamba selama belum terjadi ghargharah (nyawa/nafas sudah di kerongkongan).“

Riyadus Shalihin dan Fenomena FOMO: Mengapa Kita Takut Tertinggal?

Ditolaknya Taubat karena Ghargharah

Allah tidak menerima taubat jika seseorang sudah memasuki tahap ghargharah dalam sakaratul maut.

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam meminta pamannya, Abu Talib, untuk bertaubat dan bersyahadat ketika beliau hadir saat wafat/sekarat, sedangkan Allah menolak taubat fir’aun ketika sekarat karena tenggelam.

Sebagaimana Firman-Nya tentang kisah ucapan Fir’aun :

{آمنت أنه لا إله إلا الذي أمنت به بنوا إسرائيل} .
Artinya:  “Aku beriman bahwasanya Dia tidak ada Sesembahan yg berhaq untuk disembah kecuali yg telah beriman kepada-Nya bani isra’il“ (QS. Yunus : 90)

Allah menolak taubat dan syahadahnya karena ghargharah dan juga karena ia tidak beriman dengan Kenabian Musa Alaihis salam dan adzab sudah berada di hadapan matanya.

Urgensi Riyadhus Shalihin sebagai Pondasi Utama Pendidikan Karakter Bangsa

Dan telah khilaf para ‘ulama apakah makna حضرت وفاة (hadirnya wafat) pada hadits abu hurairah radhiallahu ‘anhu di atas Terjadi pada kondisi غرغرة (sekarat dan nyawa/nafas sudah sampai kerongkongan) atau tidak!.

Nasehat Ilmiah

Maka menggabungkan dalil, jawaban ‘ulama adalah :

  1. Belum terjadi sampai kerongkongan, akan tetapi mendekati ajal dan belum sampai marhalah الإحضار (hadirnya wafat) atau marhalah ghargharah.

  2. Termasuk kekhususan Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam adalah untuk bertanya kepada Abu Thalib walaupun sudah masuk marhalah غرغرة (tahapan ghargharah),  Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kekhususan untuk memberi syafa’at pada pamannya yaitu abu thalib untuk diperingankan adzabnya di neraka. Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi: Durus Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Qoshos : 57. (Abu Ahmad Ar-Ramadhany Abdurrahman Dani)

كتبه أبو أحمد الرمضاني
بالشحر في درس تفسير ابن كثير
(سورة القصص:57)
السبت، 6 محرم 1435.

Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini dengan tidak mengubah dan mengurangi isi tulisan.

 

 


DO’A DI PENGHUJUNG JUM’AT

Pada hari Jum’at terdapat satu waktu mustajab untuk berdo’a. Salah satu pendapat ulama mengatakan waktu tersebut berada di penghujung hari Jum’at, yakni setelah ‘Ashar sampai menjelang Maghrib.

Yuk, panjatkan do’a yang sangat lengkap ini di hari Jum’at

اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، وَمَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ مِمَّا سَأَلَكَ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِمَّا تَعَوَّذَ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَمَا قَضَيْتَ لِيْ مِنْ قَضَاءٍ فَاجْعَلْ عَاقِبَتَهُ رُشْدًا

Allohumma innii as aluka minal khoiri kullihi, ‘aajilihi wa aajilihi, maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam, wa a’uudzu bika minasy syarri kullihi, ‘aajilihi wa aajilihi, wa maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam, wa as alukal jannata wa maa qorroba ilaihaa min qoulin au ‘amalin, wa a’uudzu bika minannaari wa maa qorroba ilaihaa min qoulin au ‘amalin, wa as aluka mimmaa sa-alaka bihi muhammadun ﷺ , wa a’uudzu bika mimmaa ta’awwadza bihi muhammadun ﷺ , wa maa qodhoita lii min qodhoo-in faj’al ‘aaqibatahuu rusydaa.

Artinya: “Ya Allah, aku meminta seluruh kebaikan, baik yang cepat maupun yang lambat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui, dan aku berlindung dari seluruh keburukan, yang cepat maupun yang lambat, yang aku ketahui dan yang tidak  aku ketahui.

Membaca Doa Dimanapun Berada

Dan aku meminta surga dan yang mendekatkan kepadanya dari perkataan atau perbuatan, dan aku berlindung dari neraka dan yang mendekatkan kepadanya dari perkataan atau perbuatan.

Aku meminta segala sesuatu yang diminta oleh Nabi Muhammad  ﷺ  dan berlindung dari segala yang diminta perlindungannya oleh Nabi Muhammad  ﷺ .

Dan apapun yang Engkau takdirkan untukku, maka jadikanlah kebaikan pada akhirnya.” (HR. Hakim dan dishahihkan oleh Syeikh Albani)

Semoga kita dapat menghafalkan dan membaca do’a ini di manapun kita berada. Aamiiin. Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri. حفظه الله تعالى. (Anadea Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement