Ibadah Kesehatan
Beranda » Berita » Doa Shalat Istikharah ; Dalam Shalat atau Setelah Shalat?

Doa Shalat Istikharah ; Dalam Shalat atau Setelah Shalat?

Doa Shalat Istikharah ; Dalam Shalat atau Setelah Shalat?
Doa Shalat Istikharah ; Dalam Shalat atau Setelah Shalat? Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti pernah menghadapi berbagai pilihan  untuk menentukan keputusan penting. Mulai dari memilih pekerjaan, pasangan hidup, tempat tinggal, hingga keputusan-keputusan lain yang memengaruhi masa depan. Dalam Islam, ketika seorang Muslim berada dalam kebimbangan, Rasulullah memberikan tuntunan mulia berupa shalat istikharah, yaitu shalat untuk memohon petunjuk kepada Allah agar mendapat petunjuk untuk pilihan terbaik.

Namun, salah satu pertanyaan yang sering muncul pada kalangan kaum Muslimin adalah: “Kapan sebaiknya membaca atau memanjatkan doa istikharah? Apakah dalam shalat atau setelah selesai shalat?”

Pertanyaan tersebut tampak sederhana, tetapi menjadi pembahasan menarik pada kalangan para ulama. Untuk menjawabnya, kita perlu memahami terlebih dahulu hakikat shalat istikharah dan dalil yang melandasinya.

Pengertian Shalat Istikharah

Kata istikharah berasal dari bahasa Arab خَيْرٌ (khair) yang berarti “kebaikan”. Secara istilah, istikharah berarti memohon kepada Allah agar mendapat petunjuk untuk pilihan terbaik dalam suatu urusan yang belum pasti.

Shalat ini sebanyak dua rakaat, sebagaimana tuntunan Rasulullah dalam hadis sahih riwayat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu:

Kajian Tentang Ikhlas dari Para Ulama

“Rasulullah mengajarkan kami shalat istikharah dalam segala urusan sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an. Beliau bersabda:
‘Jika salah seorang di antara kalian memiliki keinginan terhadap suatu urusan, maka hendaklah ia shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian hendaklah ia berdoa…’”
(HR. al-Bukhari no. 1162)

Dari hadis ini, jelas bahwa istikharah merupakan ibadah sunnah yang disyariatkan bagi siapa saja yang menghadapi pilihan duniawi maupun ukhrawi.

Teks Doa Shalat Istikharah

Rasulullah mengajarkan doa istikharah secara langsung dalam hadis yang sama. Berikut teks lengkapnya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ،
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ (sebutkan keperluannya) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، أَوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ، فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ،
وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ، فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ.
(HR. al-Bukhari)

Doa ini mencakup permohonan agar Allah memilihkan yang terbaik, memudahkan jalan menuju kebaikan tersebut, dan menjauhkan dari keburukan.

Hukum Shalat Berjamaah: Fardhu Ataukah Sunnah? Lengkap Dalil Dan Penjelasan

Pertanyaan utama yang sering muncul adalah kapan sebaiknya membaca atau memanjatkan doa istikharah? Apakah dalam shalat (misalnya setelah membaca tahiyyat sebelum salam) atau setelah salam? Untuk menjawabnya, mari kita lihat beberapa pendapat ulama dari berbagai mazhab.

Pendapat Jumhur (Mayoritas Ulama)

Doa setelah Salam. Mayoritas ulama dari mazhab Syafi‘i, Maliki, dan Hanbali berpendapat bahwa membaca doa istikharah setelah salam, bukan dalam shalat.

Dalil dan Penjelasan adalah :

  • Dalam hadis riwayat al-Bukhari di atas, Rasulullah bersabda:
    “Kemudian hendaklah ia berdoa setelah shalat dua rakaat.”
    Kalimat “kemudian hendaklah ia berdoa” menunjukkan bahwa membaca doa setelah shalat selesai, bukan pada tengah-tengah shalat.
  • Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam Al-Adzkar:
    “Disunnahkan membaca doa istikharah setelah shalat dua rakaat, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang sahih.”
    (Al-Adzkar, hal. 133)
  • Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani juga menegaskan dalam Fath al-Bari:
    “Redaksi hadis menunjukkan bahwa doa istikharah dibaca setelah shalat, karena perintah berdoa datang setelah penyebutan shalat dua rakaat.”
    (Fath al-Bari, 11/183)
    Dengan demikian, pendapat mayoritas ulama adalah bahwa membaca doa istikharah setelah shalat selesai (setelah salam).

Pendapat Ulama Lain

Membaca doa dalam shalat. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa membaca doa istikharah boleh dalam shalat, tepatnya setelah tasyahhud dan sebelum salam.

Dalil dan Pertimbangan:

Pejabat Umroh Saat Bencana: Krisis Empati Pemimpin Kita

  • Mereka berdalil bahwa waktu paling mustajab untuk berdoa adalah ketika sedang dalam shalat, terutama sebelum salam.
    Sebagaimana sabda Rasulullah
    :
    “Kemudian hendaklah ia memilih doa yang ia kehendaki.”
    (HR. al-Bukhari dan Muslim, tentang doa di akhir shalat sebelum salam)
  • Imam Ibn Taymiyyah rahimahullah mengatakan:
    “Doa istikharah boleh dilakukan sebelum atau setelah salam. Namun, membacanya sebelum salam lebih utama karena itu termasuk tempat dikabulkannya doa.”
    (Majmu’ al-Fatawa, 23/99)
  • Syaikh Ibn Baz rahimahullah juga menyatakan dalam Majmu’ Fatawa-nya:
    “Jika ia membaca doa istikharah setelah salam, itu baik. Dan jika membacanya sebelum salam, juga tidak mengapa, karena keduanya memiliki landasan yang benar.”
    (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 11/418)

Dengan kata lain, pendapat ini memberi kelonggaran, karena yang terpenting adalah doa itu sendiri — bukan waktu pastinya — selama tidak bertentangan dengan tuntunan Rasulullah .

Pendapat Kompromi

Kedua waktu boleh. Sebagian ulama kontemporer mencoba mengkompromikan kedua pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa membaca doa istikharah pada dua waktu sekaligus, yakni dalam shalat dan setelah shalat.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan:

“Jika seseorang membaca doa istikharah dalam shalat sebelum salam, lalu mengulanginya setelah salam, maka itu lebih baik. Karena ia menggabungkan antara keutamaan berdoa dalam shalat dan sesuai teks hadis yang menunjukkan setelah shalat.”
(Liqa’ al-Bab al-Maftuh, 1/200)

Pendapat ini cukup moderat dan sebagian ulama dan penuntut ilmu sering mempraktekkan karena menggabungkan keutamaan dari kedua sisi.

Bagaimana Praktik yang Paling Baik?

Jika merangkum dari berbagai pendapat, maka tata cara shalat istikharah yang paling sesuai sunnah adalah sebagai berikut:

  1. Niat shalat istikharah dua rakaat (bukan bagian dari shalat wajib).
  2. Membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya seperti biasa.
  3. Setelah tasyahhud dan salam, mengangkat tangan dan membaca doa istikharah sebagaimana yang Rasulullah ﷺ ajarkan.
  4. Menyebutkan keperluan pada bagian “اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر…” dengan menyebutkan nama urusan yang ingin dipilih.
  5. Setelah berdoa, serahkan hasilnya kepada Allah, tanpa memaksa untuk mendapatkan “petunjuk lewat mimpi”.
    Sebab, tanda istikharah bukan selalu berupa mimpi, tetapi kemantapan hati dan kemudahan jalan menuju pilihan tersebut.

Tanda-Tanda Jawaban Istikharah

Banyak orang mengira hasil istikharah pasti datang lewat mimpi. Namun, menurut para ulama, indikasi dikabulkannya istikharah bisa berupa:

  1. Kemantapan hati dan ketenangan jiwa terhadap salah satu pilihan.
  2. Terbukanya kemudahan jalan menuju pilihan tersebut.
  3. Hilangnya keraguan dan kebimbangan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Siapa yang beristikharah kepada Allah dengan jujur dan menyerahkan urusannya kepada-Nya, maka Allah tidak akan mengecewakannya.”
(Zad al-Ma‘ad, 2/442)

Penutup

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

  1. Doa istikharah pada dasarnya dibaca setelah shalat dua rakaat, sebagaimana teks hadis sahih riwayat al-Bukhari.
  2. Namun, boleh pula dibaca sebelum salam, karena waktu tersebut termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
  3. Pendapat yang paling kuat menurut mayoritas ulama adalah dibaca setelah salam, tetapi pendapat yang membolehkan sebelum salam juga sahih dan berdalil kuat.

Dengan demikian, seorang Muslim memiliki keluasan dalam beramal — boleh membaca doa istikharah setelah salam sebagaimana sunnah yang masyhur, atau sebelum salam sebagaimana yang dijelaskan sebagian ulama salaf dan kontemporer.

Yang paling penting bukan kapan doanya dibaca, tetapi bagaimana keikhlasan dan keyakinan hati dalam menyerahkan keputusan kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah :

“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)

Maka, setelah melaksanakan shalat istikharah, tenangkan hati, pasrahkan keputusan kepada Allah, dan yakinlah bahwa apa pun hasilnya, itulah yang terbaik menurut ilmu dan kasih sayang-Nya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.