SURAU.CO – Berhentilah menjadi orang lain jika ingin dicintai. Sebab diri sendiri pun akan hampa jika tak berlandaskan ketentuan Ilahi.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan kebebasan berpikir, banyak manusia kehilangan jati diri. Mereka meniru cara hidup orang lain, mengejar cinta manusia, dan mengabaikan panggilan fitrahnya. Padahal, di balik pencarian itu, ada kehampaan yang tak bisa ditambal dengan pujian, popularitas, atau logika filsafat.
𝗕𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 𝗣𝗲𝗺𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗟𝘂𝗮𝗿 𝗪𝗮𝗵𝘆𝘂
Pemikiran filsafat di luar Islam sering menjanjikan pencerahan, tetapi menjerumuskan ke dalam ilusi.
Manusia diajak meyakini bahwa akal adalah sumber kebenaran tertinggi, seolah wahyu tidak lagi relevan.
Padahal Allah ﷻ berfirman:
> أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya?”
(QS. Al-Jatsiyah [45]: 23)
Ketika manusia menuhankan akal dan hawa nafsu, ia kehilangan arah. Ilusi dunia memperbudak ia, meski ia merasa bebas.
Imam al-Ghazali berkata:
“Akal adalah lentera, sedangkan wahyu adalah matahari. Barang siapa berjalan hanya dengan lentera, ia akan tersesat di jalan panjang tanpa cahaya.”
𝗞𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗙𝗶𝘁𝗿𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗻 𝗪𝗮𝗵𝘆𝘂
Islam tidak memusuhi akal, tetapi menempatkannya di bawah bimbingan wahyu.
Akal membantu memahami kebenaran, namun wahyu-lah yang menentukan arah kebenaran itu.
Allah ﷻ menegaskan:
> قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ
“Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah, itulah petunjuk yang sebenar-benarnya.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 120)
𝗖𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗦𝗲𝗷𝗮𝘁𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘁𝗮𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗥𝗮𝘀𝘂𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵 ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
> لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.”
(HR. al-Bukhari, no. 15; Muslim, no. 44)
Dan Allah ﷻ berfirman:
> قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
“Katakanlah (Muhammad): Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 31)
Cinta kepada Rasulullah ﷺ adalah bukti cinta kepada Allah.
Ketaatan kepada sunnahnya adalah penawar bagi hati yang lelah dan pikiran yang tersesat.
𝗦𝗲𝗿𝘂𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗸𝘄𝗮𝗵
Jangan biarkan dirimu hanyut oleh pemikiran yang menjauhkan dari wahyu, saudaraku.
Bangunlah kesadaran bahwa setiap langkah hidup yang tidak bersandar pada Al-Qur’an dan sunnah hanya akan menambah kekosongan.
Sebarkan cahaya ini.
Sampaikan kebenaran dengan hikmah, sebagaimana firman Allah ﷻ:
> ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik.”
(QS. An-Nahl [16]: 125)
Jadilah penyampai wahyu, bukan penggemar ilusi.
Sebab dunia ini hanya singgah sementara,
dan kebenaran sejati hanya ada dalam cahaya Ilahi.
𝗣𝗲𝗻𝘂𝘁𝘂𝗽
Jadilah hamba Allah yang dicintai karena keikhlasannya, bukan karena mencari cinta manusia. Jangan biarkan akal menentang wahyu, karena di luar wahyu tak ada cahaya, hanya bayangan semu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya kehidupan yang sempit.”
(QS. Thaha [20]: 124)
Jangan hanya jadi penonton jadilah penyampai kebenaran.
Rasulullah ﷺ Bersabda:
“𝗦𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂 𝘄𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗮𝘆𝗮𝘁.” ( HR. Bukhari)
𝗗𝗲𝘀𝗮𝗸 𝗠𝗨𝗜 𝗦𝗲𝗴𝗲𝗿𝗮 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗶𝗻𝗱𝗮𝗸!
MUI mengeluarkan fatwa haram demokrasi untuk menjaga akidah 245 juta umat islam!.
#KembaliKeWahyu #FitrahManusia #IslamRahmatanLilAlamin #CintaKarenaAllah #IkutiRasulullah #HidupDalamSyariat #JanganJadiOrangLain #HijrahSejati #IslamicWisdom #TarbiyahHati #FilsafatVsWahyu #CahayaIlahi #DakwahBijak #RenunganIslam #MenataHati #BerpikirDenganIman #CintaIlahi #HidupPenuhMakna #JalanMenujuAllah #FollowSunnah #FatwaHaramDemokrasiMUI. (Rahmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
