Khazanah
Beranda » Berita » Biarpun Sabar Itu Gak Enak, Tapi Percaya Aja Nanti Bagus Hasilnya

Biarpun Sabar Itu Gak Enak, Tapi Percaya Aja Nanti Bagus Hasilnya

Seorang Muslim berdiri di tengah hujan, menatap cahaya di kejauhan, melambangkan sabar yang berujung pada keindahan hasilnya.
Seorang Muslim berdiri di tengah hujan ringan dengan wajah tenang, menatap cahaya matahari yang menembus awan. Latar alam sederhana, suasana reflektif dan penuh harapan.

Surau.co. Sabar sering terdengar indah di lisan, tapi getir di hati. Nasihat “sabar ya” kadang terdengar ringan bagi yang mengucapkan, tapi terasa berat bagi yang menjalani. Dalam kenyataannya, sabar itu tidak enak. Ia mengandung perasaan menahan diri ketika ingin marah, menunggu ketika ingin cepat, dan diam ketika ingin membalas.

Namun sabar bukan tanpa makna. Justru di balik ketidaknyamanannya, tersimpan janji Allah bahwa hasilnya akan indah pada waktunya.

Allah ﷻ berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ۝ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 155–156)

Ayat ini bukan sekadar penghiburan, melainkan penguatan iman. Bahwa sabar memang tidak enak, tapi selalu berujung pada kebaikan. Karena sabar bukan tentang rasa, melainkan tentang keyakinan.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Sabar Itu Ujian Keimanan, Bukan Ucapan Penghiburan

Banyak orang mengira sabar hanyalah bentuk pasrah, padahal sabar adalah ujian iman yang sesungguhnya. Ia menguji apakah kita masih percaya kepada Allah ketika keadaan tidak berjalan sesuai harapan. Sabar adalah bentuk kepercayaan yang nyata—bahwa Allah tahu lebih baik dari kita, meski jalan-Nya terasa menyakitkan.

Imam al-Māwardī dalam Adāb ad-Dunyā wa ad-Dīn menjelaskan:

وَالصَّبْرُ مِفْتَاحُ الْفَرَجِ وَسَبَبُ النَّجَاحِ، وَهُوَ دَلِيلُ صِحَّةِ الْإِيمَانِ وَقُوَّةِ الْيَقِينِ.
“Sabar adalah kunci terbukanya kesulitan dan sebab tercapainya keberhasilan. Ia menjadi bukti sehatnya iman dan kuatnya keyakinan.”

Jadi, sabar bukan sekadar menunggu, tetapi mempercayai bahwa Allah sedang menyiapkan sesuatu. Orang yang sabar sedang menulis kisah terbaik dalam diamnya. Ia tahu bahwa setiap air mata dan luka akan berbuah pahala dan pelajaran berharga.

Kalau Gak Enak, Justru Itu Tandanya Sedang Diuji

Sabar tidak akan pernah terasa ringan. Justru kalau terasa tidak enak, itu tandanya sabar sedang diuji. Dalam hidup, tidak ada sabar tanpa tekanan. Tidak ada keikhlasan tanpa kehilangan. Justru dalam rasa tidak enak itulah sabar menemukan maknanya.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Barang siapa berusaha untuk bersabar, maka Allah akan menjadikannya sabar. Dan tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa sabar adalah proses yang harus dilatih, bukan sifat bawaan. Ketika sabar terasa berat, justru saat itu kita sedang dibentuk. Sabar memang tidak enak, tapi setiap ketidaknyamanan adalah proses pembelajaran jiwa.

Sabar dan Hasil: Hubungan Sebab dan Akibat

Dalam logika kehidupan, setiap usaha ada hasilnya, dan setiap kesabaran punya buah yang pasti. Allah ﷻ berfirman:

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 153)

Kalimat “bersama” di sini mengandung makna mendalam. Allah tidak hanya memperhatikan, tetapi menyertai setiap orang yang sabar. Artinya, meski sabar terasa panjang dan menyakitkan, kita tidak pernah sendiri. Dan jika Allah sudah bersama seseorang, maka hasilnya pasti baik, meski tidak selalu cepat.

Sabar itu seperti menanam pohon. Waktu terasa lama, tapi buahnya akan manis. Orang yang tergesa-gesa ingin memetik hasil sebelum waktunya hanya akan kecewa. Tapi mereka yang sabar, meski menunggu dalam kesunyian, akan menyaksikan hasil yang jauh lebih indah dari bayangan awal.

Menunggu dengan Iman, Bukan dengan Keputusasaan

Banyak orang yang menunggu, tapi tidak semuanya sabar. Sabar bukan sekadar menunggu, melainkan menunggu dengan iman dan harapan. Orang yang sabar tetap berusaha, tapi hatinya tenang karena percaya pada waktu Tuhan. Ia tahu bahwa hasil yang bagus butuh proses, dan proses yang baik harus dilalui dengan hati yang kuat.

Imam al-Māwardī juga menerangkan:

إِذَا صَبَرْتَ عَلَى الْمَكْرُوهِ صَارَ الْمَحْمُودُ عَاقِبَتُهُ.
“Jika engkau sabar atas hal yang tidak menyenangkan, maka hasil yang terpuji akan menjadi akibatnya.”

Ungkapan ini sederhana namun mendalam. Ia menegaskan hukum kehidupan: sabar adalah jembatan menuju keberhasilan. Tidak ada yang bisa mencapai ketenangan atau kemenangan tanpa melewati ujian kesabaran.

Ujian dan Sabar Itu Aktif, Bukan Pasif

Sering kali kita salah memahami sabar seolah berarti diam dan tidak bertindak. Padahal sabar bukan berhenti berusaha, melainkan tetap bergerak dengan hati yang tenang. Sabar aktif berarti terus berbuat baik meski hasilnya belum terlihat. Ia bukan menyerah, tapi memilih jalan yang benar walau berat.

Lihatlah Nabi Ayyub عليه السلام. Ketika diuji dengan kehilangan harta, keluarga, dan kesehatan, beliau tidak berhenti berdoa dan berbuat baik. Justru dalam deritanya, beliau semakin dekat kepada Allah. Dalam kesabaran itu, Allah akhirnya memulihkan segalanya dan mengangkat derajatnya.

Begitulah sabar bekerja: diam di luar, tapi bergetar kuat di dalam. Ia menumbuhkan keteguhan, bukan kepasrahan kosong. Sabar adalah cara halus untuk berkata kepada diri sendiri, “Aku belum selesai, aku masih berjuang.”

Ketika Sabar Menjadi Cermin Keimanan

Sabar bukan hanya etika hidup, tapi refleksi iman. Orang yang sabar sedang mempercayai Allah dengan sepenuh hati. Ia yakin bahwa setiap luka membawa makna, setiap air mata membawa hikmah. Dalam sabar, manusia belajar tentang kebergantungan yang sejati: bukan pada waktu, tapi pada Tuhan yang mengatur waktu.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Semua urusannya adalah baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia mendapat kesulitan, ia bersabar, dan itu juga baik baginya.”
(HR. Muslim)

Dari hadis ini, jelas bahwa sabar bukan beban, melainkan anugerah tersembunyi. Ia menjadikan setiap keadaan—baik suka maupun duka—menjadi peluang untuk mendekat kepada Allah.

Akhir yang Indah Selalu Lahir dari Kesabaran

Tidak ada kesabaran yang sia-sia. Mungkin hasilnya tidak langsung terlihat, tapi pasti ada. Orang yang menanam dengan sabar akan menuai dengan syukur. Kesabaran melatih kita memahami waktu Allah yang kadang berbeda dengan keinginan kita, tapi selalu tepat.

Allah ﷻ berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Asy-Syarh [94]: 6)

Ayat ini bukan janji di masa depan, tapi kenyataan di masa kini. Dalam setiap kesulitan, sudah ada benih kemudahan. Maka orang yang meski ada ujian akantetapi tetap tawakal dan sabar sebenarnya sedang berjalan di jalur kemenangan, hanya saja ia belum sampai di ujungnya.

Penutup: Kesabaran Berbuah Indah

Sabar memang gak enak. Kadang membuat kita menangis, merasa sendirian, bahkan hampir menyerah. Tapi di saat yang sama, sabar adalah bukti bahwa kita masih percaya. Percaya bahwa Allah tidak akan menelantarkan. Percaya bahwa setiap luka ada obatnya, setiap ujian ada ujungnya.

Sabar itu tidak membuat hidup tanpa rasa sakit, tapi membuat rasa sakit punya arti. Maka teruslah sabar, meski ada ujian. Karena pada akhirnya, sabar bukan tentang menahan, tapi tentang mempercayai dan — bahwa nanti, pasti karena sabar hasilnya akan bagus.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement