SURAU.CO – โDari filosofi kosong menuju cahaya wahyu yang menembus langit dan zaman.โ
๐๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐๐ถ๐น๐ผ๐๐ผ๐ณ๐ถ ๐ฌ๐๐ป๐ฎ๐ป๐ถ ๐๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ธ ๐๐ฒ๐บ๐ผ๐ธ๐ฟ๐ฎ๐๐ถ, ๐๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ธ ๐๐น๐บ๐
Di Yunani kuno, โcahayaโ hanyalah simbol bagi akal tanpa wahyu.
Plato dan Aristoteles menafsirkan cahaya sebagai ide abstrak tak pernah mereka ukur, tak pernah mereka sentuh.
Filsafat menjadi permainan kata, demokrasi menjadi arena debat.
Mereka berbicara tentang kebenaran, tapi tak mengenal sumber kebenaran sejati.
Cahaya mereka hanya metafora berkilau dalam wacana , tapi gelap dalam kenyataan karena bersumber dari hayalan-hayalan kosong.
๐ฌ๐๐ป๐ฎ๐ป๐ถ ๐ฏ๐ถ๐ฐ๐ฎ๐ฟ๐ฎ ๐ฏ๐ฎ๐ป๐๐ฎ๐ธ, ๐๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐๐ฎ๐ธ ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐ป๐ฎ๐ต ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ฒ๐ป๐๐๐ต ๐ฏ๐๐บ๐ถ, seperti para penerus Demokrasiย hari ini setelah 2500 tahun berlalu, kini para murid nya hadir dengan jas rapi dan sepatu yang mengkilat, mulai dari tukang benalu, tukang tipu sampai ketukang hujat, mereka bicara keadilan dan kemajuan dengan landasan menang debat dan urat leher siapa yang paling kuat, bukan atas landasan kejujuran, ilmu dan adab. Sudah ribuan tahun berlalu murid-muridnya masih juga seperti moyangnya dulu. Hanya beda nama saja dimana dizaman modern karakter halu dipoles jadi kata moderat agar halusinasinya dapat plakat agar sepakat.
Dari filsafat kosong Yunani kuno itulah lahir demokrasi dan sekularisme sistem yang menuhankan akal dan menyingkirkan wahyu yang berdampak pada kerusakan bumi dan Indonesia saat ini.
๐๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐๐ธ๐๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐ถ๐บ๐ฒ๐ป ๐๐ฏ๐ป๐ ๐ฎ๐น-๐๐ฎ๐๐๐ต๐ฎ๐บ โ ๐๐ฒ๐๐ถ๐ธ๐ฎ ๐ช๐ฎ๐ต๐๐ ๐ ๐ฒ๐ป๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ ๐๐น๐บ๐
๐๐ฏ๐ฎ๐ฑ ๐ธ๐ฒ-๐ญ๐ฌ, ๐ฑ๐ถ ๐ฏ๐ฎ๐๐ฎ๐ต ๐ป๐ฎ๐๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐๐ต๐ถ๐น๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ต ๐๐ฏ๐ฏ๐ฎ๐๐ถ๐๐ฎ๐ต, ๐น๐ฎ๐ต๐ถ๐ฟ๐น๐ฎ๐ต ๐๐ฏ๐ป๐ ๐ฎ๐น-๐๐ฎ๐๐๐ต๐ฎ๐บ.
๐๐ฎ ๐๐ฎ๐ธ ๐บ๐ฒ๐บ๐๐น๐ฎ๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐๐ฝ๐ฒ๐ธ๐๐น๐ฎ๐๐ถ, ๐๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ
๐๐ฎ ๐บ๐ฒ๐ป๐ฒ๐น๐ถ๐๐ถ ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ฎ๐ถ๐บ๐ฎ๐ป๐ฎ ๐ฐ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐บ๐ฒ๐บ๐ฎ๐ป๐๐๐น, ๐บ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ถ๐ฎ๐, ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ด๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐ธ ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ด๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ ๐น๐๐ฟ๐๐.
Ia mengubah teori menjadi eksperimen, akal menjadi alat, wahyu menjadi arah.
Semua itu ia lakukan karena keyakinan kepada ayat Allah sebagaimana Firman-Nya:
โ๐๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐บ๐ถ ๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ถ ๐ธ๐ฎ๐น๐ถ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฎ-๐๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฎ ๐ฑ๐ถ ๐น๐ฎ๐ป๐ด๐ถ๐ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ถ ๐ฏ๐๐บ๐ถ ๐ฎ๐ด๐ฎ๐ฟ ๐ธ๐ฎ๐บ๐ ๐บ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐บ๐ฏ๐ถ๐น ๐ฝ๐ฒ๐น๐ฎ๐ท๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ป.โย (QS. Al-Jatsiyah: 13)
Ibnu al-Haytham membuktikan bahwa ๐๐ฎ๐ถ๐ป๐ ๐ฏ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐ต๐ฎ๐๐ถ๐น ๐ฑ๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐, melainkan hasil tadabbur terhadap ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Cahaya baginya bukan simbol, tapi tanda kekuasaan Tuhan.
๐๐ข๐ณ๐ช ๐ญ๐ข๐ฃ๐ฐ๐ณ๐ข๐ต๐ฐ๐ณ๐ช๐ถ๐ฎ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ช ๐๐ข๐จ๐ฉ๐ฅ๐ข๐ฅ, ๐ช๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ข๐ญ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ฆ๐ท๐ฐ๐ญ๐ถ๐ด๐ช ๐ช๐ญ๐ฎ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ๐ช ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข.
๐๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐ ๐ผ๐ฑ๐ฒ๐ฟ๐ป โ ๐๐ป๐ฎ๐ธ ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ฅ๐ฒ๐๐ผ๐น๐๐๐ถ ๐๐ต๐ถ๐น๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ต
Hari ini, dunia hidup dari cahaya itu.
Teleskop menembus rahasia langit.
Mikroskop menyingkap kehidupan di dalam sel.
Laser & fiber optic menghubungkan bumi dalam sekejap.
Satelit & GPS mengukur bumi dan langit dengan presisi.
Semua itu berakar dari risalah ilmiah seorang ilmuwan Muslim yang tunduk kepada wahyu.
Ia membangun sains bukan atas dasar ego, tapi atas dasar iman dan ibadah.
๐๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐๐ฎ๐ด๐ต๐ฑ๐ฎ๐ฑ, ๐ฐ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐ถ๐๐ ๐บ๐ฒ๐ป๐ท๐ฎ๐น๐ฎ๐ฟ ke Eropa dan kini menerangi dunia dalam bentuk teknologi modern.
Tetapi sayangnya, dunia lupa dari mana cahaya itu bermula karena memang sengaja disembunyikan oleh barat dengan curang berabad-abad melalui penjajahan ideologi demokrasi dan sekulerisasi yang memutar balikkan fakta sejarah dan menyesatkan umat Islam melalui perusakan akhidah, pemikiran sampai kekurikulum pendidikan.
๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฒ๐ฑ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ ๐ฒ๐ป๐ฎ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ฟ ๐๐ฒ๐๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ป
Inilah titik paling jelas yang membedakan antara ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐ฌ๐๐ป๐ฎ๐ป๐ถ, ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐๐ต๐ถ๐น๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ต, ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐บ๐ผ๐ฑ๐ฒ๐ฟ๐ป.
Bukan sekadar beda masa, tapi beda sumber cahaya, beda ruh yang menggerakkan.
๐ฃ๐ฎ๐ฟ๐ฎ ๐ณ๐ถ๐น๐๐๐ณ ๐ฌ๐๐ป๐ฎ๐ป๐ถ ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ถ๐ฐ๐ฎ๐ฟ๐ฎ ๐๐ฒ๐ป๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ฐ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ, ๐๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ธ ๐บ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐ป๐ฎ๐น๐ป๐๐ฎ.
Mereka mengira penglihatan berasal dari mata yang memancarkan sinar; sebuah kekeliruan yang dipertahankan oleh logika, bukan dibuktikan oleh kenyataan.
๐๐ถ๐น๐๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ ๐บ๐ฒ๐ฟ๐ฒ๐ธ๐ฎ ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ต๐ฒ๐ป๐๐ถ ๐ฑ๐ถ ๐ธ๐ฎ๐๐ฎ, ๐๐ฎ๐ธ ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐ป๐ฎ๐ต ๐๐ฎ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ถ ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ต๐ฎ๐ธ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ ๐ธ๐ฎ๐ฟ๐ฒ๐ป๐ฎ ๐ฒ๐ด๐ผ ๐๐ป๐๐๐ธ ๐๐ฒ๐ธ๐ฒ๐ฑ๐ฎ๐ฟ ๐บ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ป๐ด ๐ฑ๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐.
Namun Ibnu al-Haytham menyalakan revolusi itu. Ia mengamati, menghitung, dan menguji karena ia yakin bahwa alam semesta adalah kitab Allah yang terbuka. Dari tangan seorang mukmin, ilmu menjadi ibadah.
Juga Dari wahyu, lahir sains. Dari iman, lahir teknologi.
๐ฌ๐๐ป๐ฎ๐ป๐ถ ๐บ๐ฒ๐ป๐ฎ๐๐ฎ๐ฝ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐น ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ผ๐บ๐ฏ๐ผ๐ป๐ด,
๐๐๐น๐ฎ๐บ ๐บ๐ฒ๐ป๐ฎ๐๐ฎ๐ฝ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐น ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐๐ป๐ฑ๐๐ธ ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐๐ฎ๐ต๐๐.
Perbedaan ini melahirkan dua arah peradaban:
yang satu ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ฒ๐๐ฎ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ธ๐ฒ๐ด๐ฒ๐น๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฒ๐บ๐ผ๐ธ๐ฟ๐ฎ๐๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐ธ๐๐น๐ฎ๐ฟ๐ถ๐๐บ๐ฒ,
yang satu ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ฎ๐น๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฐ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐ถ๐น๐บ๐ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ธ๐ฒ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐น๐ฎ๐ป.
Maka jelaslah, peradaban bukan dibangun oleh debat, tapi oleh ketaatan yang melahirkan pengetahuan.
Bukan oleh demokrasi yang membelah akal,
tapi oleh tauhid yang mempersatukan cahaya.
๐๐ฒ๐๐ถ๐บ๐ฝ๐๐น๐ฎ๐ป โ ๐๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐น๐ถ๐น๐ฎ๐ต ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ฆ๐๐บ๐ฏ๐ฒ๐ฟ ๐๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ
Setiap sinar laser yang menembus kaca,
setiap gelombang cahaya dalam fiber optic,
setiap teleskop yang menatap langit,
adalah ๐ด๐ฒ๐บ๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฎ ๐๐ฏ๐ป๐ ๐ฎ๐น-๐๐ฎ๐๐๐ต๐ฎ๐บ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฎ๐๐ฎ๐-๐ฎ๐๐ฎ๐ ๐๐น๐น๐ฎ๐ต ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ถ๐ฎ ๐๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐ฏ๐ฏ๐๐ฟ๐ถ.
Ibnu al-Haytham tidak sekadar menulis ilmu,
ia menulis sejarah bahwa wahyu dan akal bisa bersatu melahirkan peradaban.
Dunia modern hidup dari cahaya itu,
tapi kini berjalan tanpa mengenal sumbernya.
Menyalakan cahaya tanpa mengenal Allah yang memberi cahaya.
Padahal Allah ๏ทป berfirman:
ย โ๐๐น๐น๐ฎ๐ต ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐ต ๐ฐ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐น๐ฎ๐ป๐ด๐ถ๐ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฏ๐๐บ๐ถ…โ (QS. An-Nur: 35)
Ketika manusia berpaling dari wahyu,
ia berjalan dalam kegelapan baru, kegelapan digital, kegelapan moral, kegelapan tanpa makna.
๐ ๐ฎ๐ธ๐ฎ ๐๐๐ด๐ฎ๐ ๐๐บ๐ฎ๐ ๐ต๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ถ๐ป๐ถ adalah ๐บ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐น๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฐ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ฎ ๐ถ๐๐ ๐ธ๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐๐๐บ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ป๐๐ฎ.
Menjadikan ilmu sebagai jalan ibadah,
teknologi sebagai alat dakwah,
dan akal sebagai hamba, bukan tuan atas wahyu.
Cahaya sejati bukan di layar, bukan di laboratorium, tapi di hati yang beriman.
Dari hati itulah peradaban Islam pernah menyinari dunia, dan dari hati yang sama, cahaya itu akan kembali bersinar.
โDari Yunani ke Khilafah, dari retorika ke eksperimen, dari akal ke wahyu โ di sanalah cahaya sejati menemukan jalannya.โ
๐ฆ๐๐ฅ๐จ๐๐ก ๐๐๐๐ช๐๐
Jangan diam di tengah gelapnya zaman.
Setiap kalimat haq yang engkau sebar, bisa menjadi lentera bagi hati yang hampir padam.
Sebarkan dakwah, walau hanya satu kalimat karena dari satu cahaya, lahir sejuta perubahan.
Ingat pesan Rasulullah ๏ทบ yang telah Bersabda:
ย โ๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ถ๐ฎ๐ฝ๐ฎ ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ป๐ท๐๐ธ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ธ๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ธ๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป, ๐ถ๐ฎ ๐บ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ฝ๐ฎ๐ต๐ฎ๐น๐ฎ ๐๐ฒ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ถ ๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐บ๐ฒ๐น๐ฎ๐ธ๐๐ธ๐ฎ๐ป๐ป๐๐ฎ.โ (HR. Muslim)
Pada Hadits lainnya Rasulullah ๏ทบ juga menegaskan:
ุจููููุบููุง ุนููููู ูููููู ุงูููุฉู
โ๐ฆ๐ฎ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป๐น๐ฎ๐ต ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ธ๐ ๐๐ฎ๐น๐ฎ๐๐ฝ๐๐ป ๐๐ฎ๐๐ ๐ฎ๐๐ฎ๐.โ
(HR. al-Bukhari, no. 3461)
Daftar Pustaka
- Al-Qurโan al-Karim, Surah An-Nur [24]:35, Surah Al-โAlaq [96]:1โ5. Sumber utama ajaran tentang cahaya Ilahi dan perintah membaca sebagai dasar ilmu pengetahuan.
-
Abu Hamid Al-Ghazali. Mishkat al-Anwar โ Ceruk-ceruk Cahaya Ilahi. Beirut: Dar al-Maโrifah, 1996. Karya teologis dan filosofis tentang makna spiritual cahaya dalam pandangan Islam.
-
Ibnu al-Haytham. Kitab al-Manazir โ Kitab Optik. Kuwait: ed. A. I. Sabra, 1983. Karya monumental yang menjelaskan teori cahaya, bayangan, dan penglihatan berdasarkan eksperimen.
-
Seyyed Hossein Nasr. Science and Civilization in Islam โ Sains dan Peradaban dalam Islam. Harvard University Press, 1968.
Kajian mendalam tentang peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern. -
Donald R. Hill. Studies in Medieval Islamic Technology โ Kajian Teknologi Islam Abad Pertengahan. Ashgate, 1998. Mengkaji kemajuan teknologi Muslim dari optik hingga mekanika.
-
George Saliba. Islamic Science and the Making of the European Renaissance โ Sains Islam dan Lahirnya Renaisans Eropa.
MIT Press, 2007. Menunjukkan bagaimana sains Islam melahirkan kebangkitan ilmiah di Eropa. -
A. I. Sabra. The Optics of Ibn al-Haytham โ Optika Ibnu al-Haytham. London: Warburg Institute, 1989. Analisis ilmiah terhadap metode eksperimental Ibnu al-Haytham dan pengaruhnya pada sains modern.
Evolusi Teori Cahaya dan Penglihatan
-
David C. Lindberg. Theories of Vision from Al-Kindi to Kepler โ Teori Penglihatan dari Al-Kindi hingga Kepler. University of Chicago Press, 1976. Menelusuri evolusi teori cahaya dan penglihatan dari ilmuwan Muslim hingga Eropa modern.
-
Bertrand Russell. A History of Western Philosophy โ Sejarah Filsafat Barat.
Simon & Schuster, 1945. Ulasan komprehensif tentang pemikiran Yunani klasik yang menjadi akar demokrasi dan rasionalisme Barat. -
Alexandre Koyrรฉ. From the Closed World to the Infinite Universe โ Dari Dunia Tertutup ke Alam Semesta Tak Berbatas. Johns Hopkins University Press, 1957. Menganalisis perubahan paradigma ilmiah dari abad pertengahan menuju kosmologi modern.
-
Seyyed Hossein Nasr. The Need for a Sacred Science โ Kebutuhan akan Ilmu yang Suci. SUNY Press, 1993. Menegaskan pentingnya mengembalikan sains pada nilai spiritual dan tauhid.
-
Muhammad Iqbal. The Reconstruction of Religious Thought in Islam โ Rekonstruksi Pemikiran Keagamaan dalam Islam.
Oxford University Press, 1930.
Filsafat pembaruan Islam yang menggabungkan wahyu dan rasionalitas modern. -
Zakiuddin al-Mundziri. At-Targhib wa at-Tarhib โ Dorongan dan Peringatan.
Kairo: Dar al-Hadits, 1997. Kumpulan hadis motivasi dan peringatan moral yang mendorong penyebaran ilmu dan kebenaran.
Islam โ Sumber Ilmu Pengetahuan dan Cahaya Akhir Zaman Yang akan Menerangi Kegelapan Akibat Demokrasi Warisan Pedalaman Pagan Yunani Kuno. (Rahmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
