Ibadah Khazanah
Beranda » Berita » Dampak Buruk Harta Haram

Dampak Buruk Harta Haram

Dampak Buruk Harta Haram
Harta halal yang diperoleh dengan kerja keras dan kejujuran akan menjadi ladang pahala. Ia menenangkan hati, menyuburkan ibadah, dan menjadi jalan menuju surga. Sebaliknya, harta haram hanya akan menambah beban di dunia dan azab di akhirat. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam kehidupan manusia, harta memiliki peran yang sangat penting. Dengan harta, seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, berbuat baik kepada orang lain, dan menegakkan ibadah kepada Allah. Namun, dalam Islam, tidak semua harta bernilai sama bagi Allah SWT. Ada harta yang berkah dan mendatangkan ketenangan, tetapi ada pula harta yang mendatangkan murka dan kesengsaraan. Memperoleh harta dengan cara yang tidak halal, yakni harta haram, adalah salah satu sumber kerusakan bagi jiwa, keluarga, dan masyarakat.

Pengertian Harta Haram

Secara bahasa, haram berarti sesuatu yang Allah larang dan haramkan. Sedangkan harta haram adalah segala bentuk kekayaan atau materi yang diperoleh dengan cara yang bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah fikih, harta haram adalah harta yang tidak sah dimiliki atau digunakan karena mendapatkannya dari jalan yang tidak benar menurut syariat.

Islam menegaskan bahwa Allah hanya menerima yang baik dan halal. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa setiap amal yang bersumber dari sesuatu yang haram akan tertolak, sekalipun tampak besar di mata manusia.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Jenis-Jenis Harta Haram

Para ulama membagi harta haram menjadi dua jenis besar:

a. Haram karena zatnya

Yaitu harta yang pada dasarnya memang diharamkan oleh Allah untuk dimiliki atau dimanfaatkan, seperti:

  • Minuman keras,
  • Babi,
  • Barang curian,
  • Hasil penipuan,
  • Hasil riba.

Harta-harta ini tidak dapat menjadi halal dengan cara apa pun, meskipun berpindah tangan atau berubah bentuknya. Karena substansinya sendiri sudah haram.

b. Haram karena cara memperolehnya

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Yaitu harta yang secara zatnya halal, tetapi cara memperolehnya haram. Contohnya:

  • Uang hasil korupsi,
  • Upah dari pekerjaan maksiat,
  • Hasil suap atau gratifikasi,
  • Uang riba dari bank konvensional,
  • Keuntungan dari jual beli yang curang,
  • Menjual barang dengan menipu timbangan atau kualitas.

Dua kategori ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya menilai dari “apa” yang dimiliki, tetapi juga “bagaimana” cara memperolehnya. Tujuan Islam bukan sekadar memiliki harta, tetapi memperoleh keberkahan dalam harta.

Mengapa Agama Melarang Harta Haram

Larangan terhadap harta haram bukan sekadar masalah hukum, tetapi memiliki hikmah yang sangat mendalam. Sebagian sebab dan alasan mengapa harta tidak boleh haram adalah:

  1. Menjaga kesucian jiwa dan hati.
    Harta yang haram dapat mengotori hati, menghalangi doa, dan menumpulkan kepekaan terhadap dosa.
  2. Menjaga keadilan sosial.
    Banyak bentuk harta haram — seperti riba, korupsi, atau penipuan — menindas pihak lain dan menimbulkan kesenjangan sosial.
  3. Menjaga kehormatan dan kepercayaan.
    Orang yang mencari harta dengan jalan haram akan kehilangan kepercayaan orang lain dan merusak hubungan sosial.
  4. Menjaga kemurnian ibadah.
    Karena ibadah seperti shalat, zakat, atau sedekah tidak diterima jika berasal dari harta haram.

Dampak Harta Haram Bagi Individu

Harta haram membawa dampak buruk yang sangat besar terhadap diri seseorang, baik secara spiritual maupun psikologis.

a. Doa tidak dikabulkan

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Rasulullah bersabda:

“Seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku,’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram; maka bagaimana doanya akan dikabulkan?”
(HR. Muslim)

Doa adalah senjata mukmin, tetapi doa menjadi sia-sia ketika tubuhnya tumbuh dari yang haram.

b. Hilangnya keberkahan

Harta yang haram mungkin tampak banyak, tetapi tidak membawa ketenangan. Sebaliknya, harta yang sedikit namun halal penuh berkah. Seseorang mungkin memiliki rumah mewah dan kendaraan banyak, namun hatinya gundah, keluarganya tidak harmonis, dan kehidupannya penuh masalah — itulah tanda hilangnya berkah.

c. Menyebabkan hati keras

Hati yang dipenuhi harta haram menjadi keras, sulit menerima nasihat, dan jauh dari rasa takut kepada Allah. Ia seperti cermin yang tertutup debu; cahaya kebenaran sulit menembusnya.

d. Menghapus pahala amal saleh

Para ulama menjelaskan bahwa amal saleh yang dilakukan dengan harta haram tidak diterima. Misalnya seseorang berhaji dengan uang hasil korupsi, maka hajinya tertolak karena dasar perjalanan itu adalah dosa.

Dampak Harta Haram Bagi Keluarga

Harta haram tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga menular kepada keluarga.

  1. Makanan haram mempengaruhi keturunan.
    Jika memberi makan anak dari hasil yang haram, darah dan dagingnya tumbuh dari sesuatu yang kotor. Rasulullah
    bersabda:
    “Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih pantas baginya.”
    (HR. At-Tirmidzi)
  2. Hilangnya ketenangan rumah tangga.
    Banyak keluarga yang tampak makmur secara lahiriah, tetapi penuh pertengkaran dan keresahan batin. Itu karena keberkahan sudah hilang akibat sumber rezeki yang tidak halal.
  3. Anak menjadi sulit diarahkan.
    Anak yang tumbuh dari makanan haram akan keras hatinya dan cenderung jauh dari ketaatan. Doa orang tua pun sering tertolak karena ada harta haram yang bercampur dalam nafkah.

Dampak Harta Haram Bagi Masyarakat dan Negara

Selain berdampak pada individu dan keluarga, harta haram juga menimbulkan kerusakan sosial yang luas.

  1. Meningkatkan kejahatan dan kemiskinan.
    Ketika mengumpulkan harta secara tidak adil — misalnya lewat korupsi, suap, dan penipuan — maka masyarakat kecil menjadi korban. Ini menyebabkan ketimpangan ekonomi dan menimbulkan kecemburuan sosial.
  2. Menumbuhkan budaya ketamakan.
    Orang berlomba-lomba memperkaya diri tanpa peduli halal-haram. Akhirnya nilai moral runtuh dan keadilan sulit ditegakkan.
  3. Mengundang murka Allah terhadap suatu negeri.
    Bila suatu masyarakat membiarkan harta haram merajalela, maka azab Allah bisa datang dalam bentuk bencana, krisis ekonomi, atau hilangnya rasa aman.

Allah berfirman:

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil.”
(QS. Al-Baqarah: 188)

Cara Membersihkan Diri dari Harta Haram

Islam tidak menutup pintu taubat bagi siapa pun. Bagi mereka yang pernah terlibat dalam harta haram, masih ada jalan untuk memperbaikinya.

  1. Segera bertobat kepada Allah dengan sungguh-sungguh (taubat nasuha): menyesal, berhenti, dan bertekad tidak mengulanginya.
  2. Mengembalikan harta yang bukan miliknya kepada pemilik yang sah, atau jika tidak diketahui, menyalurkannya untuk kepentingan umum (tanpa niat sedekah).
  3. Meninggalkan sumber penghasilan haram dan beralih ke pekerjaan yang halal, walaupun hasilnya kecil.
  4. Memperbanyak amal kebaikan agar Allah menghapus dosa-dosa terdahulu.
  5. Mendidik keluarga tentang pentingnya mencari rezeki halal, karena itu akan membawa ketenangan dan keberkahan.

Harta Halal Membawa Keberkahan

Islam bukan agama yang mengharamkan kekayaan, tetapi agama yang mengatur cara memperoleh dan memanfaatkannya agar membawa berkah. Rasulullah bersabda:

“Sebaik-baik harta yang baik adalah harta yang berada di tangan orang yang saleh.”
(HR. Ahmad)

Harta halal yang mendapatkannya dengan kerja keras dan kejujuran akan menjadi ladang pahala. Ia menenangkan hati, menyuburkan ibadah, dan menjadi jalan menuju surga. Sebaliknya, harta haram hanya akan menambah beban di dunia dan azab di akhirat.

Maka, hendaklah setiap Muslim berhati-hati dalam mencari rezeki. Jangan tergiur oleh keuntungan cepat yang menipu. Ingatlah, bukan banyaknya harta yang membuat bahagia, melainkan berkahnya harta itulah yang mendatangkan ketenangan.

Semoga Allah menjauhkan kita dari segala bentuk harta haram, menuntun langkah kita menuju rezeki yang halal dan penuh berkah, serta menjadikan harta kita sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement