Ibadah Khazanah
Beranda » Berita » Berakhlak Mulia Pada Isteri Tercinta

Berakhlak Mulia Pada Isteri Tercinta

Berakhlak Mulia Pada Isteri Tercinta
Berakhlak mulia kepada isteri adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Salah satu tanda keimanan seseorang adalah bagaimana ia memperlakukan orang-orang terdekatnya, terutama isteri yang menjadi pendamping hidup. Dalam Islam, menunjukkan akhlak mulia bukan hanya dalam masjid, tempat kerja, atau dalam masyarakat, tetapi juga dalam rumah tangga. Rasulullah mencontohkan dengan sempurna bagaimana seorang suami seharusnya memperlakukan isterinya dengan penuh kasih sayang, kelembutan, dan penghormatan.

Sayangnya, tidak sedikit suami yang baik di luar rumah, namun keras dalam rumah. Mereka pandai tersenyum kepada orang lain, tetapi mudah marah kepada isterinya. Padahal, ukuran akhlak yang sesungguhnya justru tampak dari bagaimana seseorang berperilaku kepada orang yang paling dekat dengannya.

Islam Mengajarkan Kelembutan kepada Isteri

Islam menempatkan isteri pada posisi yang sangat mulia. Ia bukan sekadar teman hidup, tetapi juga amanah dari Allah yang harus menjaganya dengan penuh kasih dan tanggung jawab. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan bergaullah dengan mereka (isteri-isteri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
(QS. An-Nisa: 19)

Ayat ini menjadi dasar perintah agar suami memperlakukan isterinya dengan baik (mu‘asyarah bil ma‘ruf), baik dalam perkataan, sikap, maupun perbuatan. Sekalipun tidak menytukai suatu hal darinya, suami tidak boleh berlaku kasar, sebab mungkin di balik ketidaksukaannya terdapat kebaikan yang besar.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Rasulullah ﷺ, Teladan Suami Terbaik

Tidak ada contoh terbaik dalam memperlakukan isteri selain Rasulullah . Beliau adalah suami yang penuh kasih, sabar, dan pengertian. Dalam kehidupan rumah tangganya, beliau menunjukkan akhlak yang lembut meskipun menghadapi berbagai situasi.

Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan:

“Rasulullah biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Apabila waktu shalat tiba, beliau keluar untuk shalat.”
(HR. Bukhari)

Lihatlah betapa indah akhlak beliau. Nabi yang paling mulia di muka bumi ini tidak merasa rendah untuk membantu pekerjaan rumah tangganya. Beliau tidak memerintah dengan nada tinggi, tidak menuntut dengan keras, apalagi bersikap kasar.

Bahkan, ketika Aisyah pernah marah kepada beliau, Rasulullah tidak membalas dengan kemarahan. Beliau menunggu sampai Aisyah tenang, lalu menasihatinya dengan lemah lembut. Ini adalah cerminan akhlak mulia yang sejati.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Berakhlak mulia kepada isteri bukan hanya sekadar tidak menyakitinya secara fisik. Akhlak yang baik mencakup sikap penuh kasih, penghormatan, kelembutan, kejujuran, dan perhatian terhadap kebutuhan emosional serta batinnya.

Menyapa dengan Kata-Kata yang Lembut

Ucapan yang baik adalah sumber ketenangan dalam rumah tangga. Rasulullah bersabda:

“Kalimat yang baik adalah sedekah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang suami hendaknya membiasakan berbicara lembut kepada isterinya — memanggil dengan panggilan sayang, mengucapkan terima kasih, dan menghindari kata-kata kasar. Ucapan yang lembut dapat meredam emosi dan memperkuat cinta.

Menjaga Perasaan dan Tidak Merendahkan

Setiap manusia memiliki harga diri, terlebih seorang isteri yang menyerahkan seluruh kehidupannya untuk mendampingi suami. Maka, suami wajib menjaga perasaannya. Jangan menghina kekurangannya, jangan membandingkan dengan wanita lain, dan jangan menyebut-nyebut masa lalunya.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Rasulullah bersabda:

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.”
(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa kemuliaan seorang suami diukur dari bagaimana ia memperlakukan isterinya.

Bersabar terhadap Kekurangan

Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap isteri memiliki sisi baik dan buruk, begitu pula suami. Oleh karena itu, suami yang berakhlak mulia tidak mudah marah atas kekurangan isterinya, tetapi bersabar dan menasihatinya dengan cara yang baik.

Rasulullah bersabda:

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah (isterinya), jika ia tidak menyukai salah satu akhlaknya, maka ia akan ridha dengan akhlak yang lain.”
(HR. Muslim)

Artinya, pandanglah sisi kebaikan isteri, bukan hanya kekurangannya. Kesabaran adalah kunci keharmonisan rumah tangga.

Memberi Nafkah dengan Lapang Dada

Memberi nafkah adalah kewajiban suami, tetapi cara memberi nafkah mencerminkan akhlaknya. Suami yang berakhlak baik memberi nafkah dengan ikhlas dan tanpa mengungkit-ungkit.

Rasulullah bersabda:

“Dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, dinar yang kamu nafkahkan untuk membebaskan budak, dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang kamu nafkahkan untuk keluargamu — yang paling besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan untuk keluargamu.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa nafkah kepada isteri dan keluarga bukan sekadar kewajiban duniawi, melainkan juga amal ibadah yang besar nilainya di sisi Allah.

Menghibur dan Menyenangkan Hati Isteri

Rasulullah sering bercanda dan berlomba-lomba dengan isterinya. Suatu ketika, beliau berlomba lari dengan Aisyah, dan ketika Aisyah menang, beliau tersenyum lalu bersabda dengan lembut: “Ini untuk kekalahan yang dulu.” (HR. Abu Dawud)

Perbuatan kecil seperti bercanda, memuji, atau membantu pekerjaan rumah dapat menumbuhkan rasa cinta yang besar. Suami yang berakhlak baik berusaha membuat isterinya tersenyum, bukan meneteskan air mata.

Menghargai dan Mendengarkan Isteri

Banyak masalah rumah tangga muncul karena suami enggan mendengarkan. Padahal, isteri tidak selalu membutuhkan solusi, kadang hanya ingin didengarkan. Rasulullah adalah pendengar yang baik, bahkan terhadap keluhan isterinya. Beliau tidak memotong pembicaraan, tidak meremehkan, dan selalu menenangkan.

Akhlak mulia juga tercermin dari bagaimana seorang suami menghargai pendapat isterinya. Dalam beberapa kesempatan, Rasulullah menerima saran dari Ummu Salamah dalam urusan penting, seperti peristiwa Hudaibiyah — dan ternyata pendapatnya sangat bijak.

Menjaga Rahasia dan Aib Isteri

Suami yang berakhlak mulia tidak membuka rahasia isterinya kepada orang lain. Apa yang terjadi di dalam rumah tangga adalah amanah yang harus dijaga. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang suami yang berhubungan dengan isterinya, lalu ia menyebarkan rahasianya.”
(HR. Muslim)

Menjaga rahasia isteri bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga bentuk penghormatan dan kasih sayang.

Buah dari Akhlak Mulia terhadap Isteri

Berakhlak baik kepada isteri bukan hanya membawa kebahagiaan rumah tangga, tetapi juga mendatangkan keberkahan hidup. Beberapa buahnya antara lain:

  1. Kehidupan rumah tangga menjadi sakinah (tenang).
    Allah menanamkan rasa cinta dan kasih sayang di hati pasangan yang saling menghormati.
  2. Mendapat pahala besar.
    Setiap senyum, perhatian, dan pelayanan kepada isteri bernilai ibadah di sisi Allah.
  3. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan penuh kasih.
    Anak yang melihat kedua orang tuanya saling menghargai akan tumbuh dengan karakter positif dan penuh empati.
  4. Dihormati oleh masyarakat.
    Orang yang lembut terhadap keluarganya akan dihormati oleh orang lain karena akhlaknya mencerminkan ketulusan iman.

Menghindari Akhlak Buruk 

Sebaliknya, akhlak buruk terhadap isteri bisa meruntuhkan cinta dan kepercayaan. Di antara akhlak yang harus dihindari oleh seorang suami adalah:

  • Bersikap kasar dan suka mencaci.
  • Mengabaikan hak isteri seperti nafkah lahir batin.
  • Memukul atau menyakiti secara fisik maupun verbal.
  • Menyelingkuhi atau mengkhianati kepercayaan.
  • Membandingkan dengan wanita lain.
  • Enggan meminta maaf saat bersalah.

Perilaku-perilaku ini bukan hanya mencederai hati isteri, tetapi juga menunjukkan lemahnya iman dan jauhnya seseorang dari akhlak Rasulullah .

Penutup

Berakhlak mulia kepada isteri adalah bagian dari ibadah kepada Allah. Seorang suami tidak hanya diuji dengan tanggung jawab mencari nafkah, tetapi juga dengan kesabaran, kelembutan, dan ketulusan dalam memperlakukan isterinya. Cinta sejati tidak hanya diucapkan, tetapi dibuktikan melalui perilaku yang penuh kasih dan penghormatan. Rasulullah telah menegaskan:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”
(HR. Tirmidzi)

Maka, marilah setiap suami berusaha meneladani akhlak Nabi dalam rumah tangganya. Jadikan isteri bukan hanya teman hidup, tetapi juga sahabat dalam beribadah dan penyejuk hati. Berakhlak mulia kepada isteri bukan kelemahan, melainkan kekuatan sejati seorang lelaki beriman. Sebab, kemuliaan seorang suami tidak diukur dari kerasnya suara, tetapi dari lembutnya hati dan indahnya akhlak terhadap isteri tercinta.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement