Ibadah Khazanah
Beranda » Berita » Anjuran Memuliakan Tetangga

Anjuran Memuliakan Tetangga

Anjuran Memuliakan Tetangga
Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan hubungan baik dengan manusia. Salah satu bentuk nyata dari keimanan adalah bagaimana seseorang memperlakukan tetangganya. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam ajaran Islam, hubungan antarsesama manusia memiliki tempat yang sangat mulia. Tidak hanya hubungan dengan keluarga atau saudara seiman, tetapi juga dengan mereka yang tinggal paling dekat dengan kita, yakni tetangga. Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bagaimana seorang Muslim memperlakukan tetangganya, sampai-sampai Rasulullah menjadikan sikap terhadap tetangga sebagai ukuran keimanan seseorang. Maka dari itu, memuliakan tetangga bukan hanya soal etika sosial, melainkan juga perintah agama yang bernilai ibadah.

Makna dan Kedudukan Tetangga dalam Islam

Kata tetangga dalam bahasa Arab disebut jār (جار), yang secara bahasa berarti orang yang berada di dekat tempat tinggal kita. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tetangga bisa berarti orang yang rumahnya berdekatan dengan rumah kita, baik di kanan, kiri, depan, belakang, maupun sekitar lingkungan tempat tinggal.

Islam tidak membatasi hubungan bertetangga hanya dengan sesama Muslim. Bahkan terhadap tetangga yang berbeda agama sekalipun, Islam menganjurkan untuk berbuat baik, menghormati, dan tidak menzaliminya. Hal ini menunjukkan betapa universal dan humanisnya ajaran Islam dalam menjaga keharmonisan sosial.

Rasulullah bersabda:

“Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku agar (berbuat baik) kepada tetangga, sampai aku menyangka bahwa tetangga itu akan mendapatkan warisan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Hadis ini menunjukkan betapa penting dan besarnya hak seorang tetangga dalam pandangan Islam. Sampai-sampai Nabi mengira bahwa tetangga akan mendapatkan hak waris sebagaimana kerabat dekat. Ini menjadi isyarat kuat bahwa Islam menempatkan tetangga pada posisi yang sangat mulia dalam struktur sosial masyarakat.

Menjaga Hak-Hak Tetangga

Dalam Islam, tetangga memiliki sejumlah hak yang setiap muslim wajib saling menjaga. Antara hak-hak tersebut adalah:

  1. Saling Hormat dan Menghargai
    Menghormati tetangga berarti menjaga sopan santun dalam berbicara, bertindak, dan bersikap. Jangan sampai perkataan atau perbuatan kita menyakiti hati tetangga, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  2. Tidak Mengganggu atau Menyusahkan
    Rasulullah
    bersabda:
    “Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman!”
    Para sahabat bertanya, “Siapakah, wahai Rasulullah?”
    Beliau menjawab, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”
    (HR. Bukhari dan Muslim)
    Hadis ini menegaskan bahwa mengganggu tetangga, baik dengan suara bising, perilaku buruk, atau perbuatan yang menyusahkan, merupakan tanda lemahnya iman seseorang.
  3. Membantu Saat Susah
    Ketika tetangga mengalami kesulitan, misalnya sakit, kehilangan, atau kekurangan ekonomi,  Islam menganjurkan untuk hadir membantu. Rasulullah
    bersabda:
    “Tidak termasuk orang beriman, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.”
    (HR. Thabrani)
    Hadis ini menunjukkan pentingnya kepekaan sosial terhadap keadaan sekitar. Menolong tetangga yang kesulitan adalah bentuk kasih sayang dan wujud nyata dari ukhuwah Islamiyah.
  4. Berbagi Kebaikan dan Makanan
    Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah
    bersabda:
    “Wahai para wanita Muslim, janganlah seorang wanita meremehkan pemberian kepada tetangganya, walaupun hanya sepotong kaki kambing.”
    Artinya, sekecil apapun kebaikan yang kita berikan kepada tetangga, tetap memiliki nilai besar bagi Allah. Tidak penting seberapa banyak, tetapi seberapa tulus niat dan kepedulian kita kepada sesama.
  5. Menjaga Rahasia dan Kehormatan Tetangga
    Salah satu hak penting tetangga adalah menjaga kehormatan dan aibnya. Jangan sampai kita membuka rahasia pribadi atau membicarakan keburukan tetangga pada orang lain. Ini termasuk dalam larangan ghibah (menggunjing) , Islam sangat mengecam.
  6. Menjaga Batas dan Etika dalam Bermasyarakat
    Islam mengajarkan keseimbangan antara kebebasan pribadi dan hak sosial. Seorang Muslim harus menjaga batas ketika berinteraksi dengan tetangga, tidak terlalu mencampuri urusan pribadi mereka, tetapi juga tidak bersikap acuh tak acuh.

Pentingnya Memuliakan Tetangga untuk Kehidupan Sosial

Sikap saling menghormati dan memuliakan tetangga memiliki dampak yang sangat besar dalam menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Ketika setiap individu memiliki kesadaran untuk menjaga hubungan baik dengan tetangganya, maka lingkungan akan menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang.

Bayangkan sebuah lingkungan di mana tetangga saling menyapa, saling menolong saat kesulitan, dan saling menjaga keamanan satu sama lain. Tentu suasana itu akan sangat menenangkan. Tidak ada rasa curiga, iri, atau kebencian. Inilah gambaran masyarakat ideal yang dicita-citakan oleh Islam.

Sebaliknya, jika hubungan antar tetangga rusak karena saling iri, saling menggunjing, atau tidak saling peduli, maka akan timbul permusuhan, kebencian, dan bahkan bisa berujung pada kekerasan. Oleh sebab itu, Rasulullah memberikan perhatian khusus terhadap urusan tetangga sebagai fondasi kebahagiaan sosial.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Teladan dari Rasulullah dan Para Sahabat

Rasulullah adalah teladan terbaik dalam segala hal, termasuk dalam memperlakukan tetangga. Beliau dikenal sangat baik terhadap tetangganya, meskipun ada yang tidak seiman dengannya.

Suatu ketika, ada seorang Yahudi yang menjadi tetangga Nabi . Orang itu sering berbuat tidak menyenangkan, bahkan sampai meletakkan kotoran di depan rumah Nabi. Namun, Nabi tidak pernah membalas keburukan tersebut. Ketika orang Yahudi itu suatu hari sakit, Rasulullah datang menjenguknya dengan penuh kasih sayang. Perilaku lembut Nabi membuat tetangga Yahudi itu akhirnya tersentuh dan masuk Islam.

Demikian pula para sahabat Nabi. Mereka dikenal sangat menjaga hubungan baik dengan tetangga. Umar bin Khaththab ra. pernah berkata:

“Seseorang tidak dikatakan baik bila ia tidak menjaga hubungan baik dengan tetangganya.”

Bahkan dalam masyarakat tradisional Muslim dahulu, hubungan antar tetangga sangat kuat. Mereka saling membantu dalam hajatan, gotong royong, dan saling menolong ketika ada musibah. Nilai-nilai seperti inilah yang kini mulai luntur di sebagian masyarakat modern dan perlu kita hidupkan kembali.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Memuliakan Tetangga dalam Kehidupan Modern

Di era modern seperti sekarang, kehidupan masyarakat semakin individualistis. Banyak orang yang tinggal di satu kompleks perumahan, namun tidak saling mengenal. Padahal, kedekatan fisik seharusnya melahirkan kedekatan sosial. Fenomena ini menandakan pentingnya menghidupkan kembali semangat Islam dalam memuliakan tetangga.

Ada beberapa cara praktis untuk menerapkan anjuran memuliakan tetangga di masa kini, di antaranya:

  1. Menyapa dengan Ramah
    Sapa dan senyum kepada tetangga adalah bentuk sederhana dari kebaikan yang bisa mempererat hubungan. Rasulullah
    bersabda:
    “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun hanya dengan wajah berseri-seri saat bertemu saudaramu.”
    (HR. Muslim)
  2. Berbagi Rezeki dan Kebahagiaan
    Saat memiliki rezeki lebih — misalnya saat Idul Fitri, acara keluarga, atau syukuran — berbagi makanan kepada tetangga adalah amalan yang sangat dianjurkan.
  3. Menjaga Ketertiban dan Kebersihan Lingkungan
    Tidak membuang sampah sembarangan, tidak menyalakan musik keras, dan menjaga kenyamanan bersama adalah bagian dari akhlak baik terhadap tetangga.
  4. Ikut dalam Kegiatan Sosial di Lingkungan
    Bergotong royong, mengikuti rapat RT/RW, atau kegiatan sosial lainnya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
  5. Menolong Saat Ada Kesulitan
    Bila tetangga mengalami musibah, sempatkan menjenguk atau memberi bantuan sesuai kemampuan. Hal kecil seperti mengantarkan makanan atau sekadar menghibur juga bernilai besar di sisi Allah.

Memuliakan Tetangga Sebagai Cermin Iman

Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan hubungan baik dengan manusia. Salah satu bentuk nyata dari keimanan adalah bagaimana seseorang memperlakukan tetangganya. Rasulullah menegaskan bahwa keimanan seseorang tidak sempurna bila ia tidak berbuat baik kepada tetangganya.

Memuliakan tetangga bukan sekadar sopan santun sosial, tetapi merupakan manifestasi keimanan dan akhlak mulia. Di balik perintah untuk berbuat baik kepada tetangga, terdapat hikmah besar: menciptakan kehidupan masyarakat yang damai, penuh kasih sayang, dan saling tolong-menolong.

Karena itu, marilah kita mulai dari hal-hal kecil: menyapa dengan senyum, membantu dengan tulus, menjaga adab dan etika terhadap tetangga. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga hubungan antar manusia, tetapi juga meraih ridha Allah . Sebab, orang yang memuliakan tetangganya, sejatinya sedang memuliakan dirinya sendiri di sisi Allah.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement