Opinion
Beranda » Berita » Keadilan Versi Manusia: Ilusi Dari Pemikiran Pagan Yunani

Keadilan Versi Manusia: Ilusi Dari Pemikiran Pagan Yunani

Keadilan Versi Manusia: Ilusi Dari Pemikiran Pagan Yunani
Keadilan Versi Manusia: Ilusi Dari Pemikiran Pagan Yunani

 

SURAU.CO – Dalam sejarah peradaban manusia, konsep keadilan sering kali dipuja, diucapkan, bahkan dijadikan semboyan besar oleh bangsa-bangsa yang mengaku maju. Namun, di balik istilah itu tersimpan sebuah ilusi besar hasil dari pemikiran pagan Yunani yang menganggap akal manusia sebagai sumber hukum tertinggi, bukan wahyu Ilahi.

Mereka bicara keadilan, namun yang mereka bangun adalah sistem perbudakan kapitalis, di mana manusia dinilai bukan dari takwanya kepada Allah, tetapi dari harta, jabatan, dan kekuasaan. Nilai manusia direduksi menjadi angka ekonomi, bukan kemuliaan akhlak.

Kesenjangan Sosial Tanpa Batas

Mereka berbicara tentang kemanusiaan, tetapi menzalimi hak sesama atas nama kebebasan individualistik. Mereka mengangkat slogan hak asasi manusia, tetapi di baliknya mereka menegakkan sistem riba global yang menindas bangsa-bangsa lemah dan menumpuk kesenjangan sosial tanpa batas.

Ketika mereka mengatakan bahwa voting adalah keadilan, sesungguhnya mereka sedang melegalkan kezaliman dengan cara yang sistematis. Dalam voting, kebenaran ditentukan oleh jumlah suara, bukan oleh wahyu Allah.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Yang sedikit dianggap salah, yang banyak dianggap benar seolah-olah suara manusia bisa menggantikan firman Allah, dan kehendak mayoritas bisa menghapus hukum Sang Pencipta.

Padahal, kebenaran tidak bergantung pada banyaknya pengikut, melainkan pada kesesuaiannya dengan wahyu. Inilah akar dari kesesatan sistem demokrasi warisan filsafat pagan Yunani yang lahir dari pemujaan terhadap manusia (antroposentrisme) dan penolakan terhadap hukum langit.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?”
(QS. Al-Ma’idah: 50).

Kebenaran ditentukan Oleh Wahyu yang Suci

Keadilan versi Barat modern sejatinya bukanlah keadilan, melainkan topeng peradaban kufur yang menipu umat Islam dengan jargon “kemanusiaan”, “demokrasi”, dan “hak asasi manusia”.

Di balik topeng itu tersembunyi penjajahan ideologi, perbudakan ekonomi, dan pengingkaran terhadap hukum Allah.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Mereka menjadikan hukum Allah sebagai sesuatu yang harus disingkirkan dari ranah publik, seolah hukum Sang Pencipta tak relevan bagi dunia modern. Padahal, dengan itulah keadilan sejati pernah tegak di masa Rasulullah ﷺ dan Khulafā’ ar-Rāsyidīn masa ketika kebenaran tidak ditentukan oleh suara mayoritas, tetapi oleh wahyu yang suci.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> “Barang siapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
(QS. Al-Ma’idah: 45).

Akibat menolak hukum Allah, manusia yang lemah tertindas, yang miskin diperbudak, dan kekayaan negeri hanya menjadi alat permainan para elit.

Rasionalisme Manusia yang Terbatas

Rakyat menderita, sementara negeri yang kaya sumber daya terjajah oleh sistem global berbasis riba dan kapitalisme.

Inilah bentuk nyata penjajahan ideologis modern penjajahan tanpa senjata, namun berhasil membunuh jati diri bangsa-bangsa Muslim, menjauhkan mereka dari hukum Allah dan dari kejayaan Islam.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Dahulu para syuhada dan pejuang Islam menumpahkan darah untuk menegakkan keadilan Ilahi dan kemuliaan syariat. Namun kini perjuangan itu dikhianati oleh para pengusung demokrasi yang menuhankan suara mayoritas dan menolak hukum Rabb mereka.

Mereka menyeret umat ini kembali kepada filsafat pagan Yunani, peradaban yang menolak wahyu dan menggantinya dengan rasionalisme manusia yang terbatas.

Akibatnya, negeri ini pun hancur secara moral dan spiritual, sementara rakyatnya hidup dalam sistem yang menindas dan memperbudak.
Inilah pengkhianatan terhadap perjuangan kemerdekaan karena kemerdekaan sejati bukanlah bebas dari penjajahan manusia, tetapi bebas dari hukum selain hukum Allah.

𝗦𝗘𝗥𝗨𝗔𝗡 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗣𝗘𝗥𝗝𝗨𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡

Wahai kaum Muslimin!
Bangkitlah dari tidur panjang peradaban Barat!
Jangan biarkan akal manusia yang terbatas menggantikan wahyu yang sempurna.
Keadilan sejati hanya akan lahir bila syariat Allah ditegakkan, bukan bila demokrasi dipuja.

Tegakkan kembali kedaulatan Ilahi di muka bumi, karena dengan itulah umat akan kembali mulia. Negeri akan kembali berkah, dan keadilan akan berdiri di bawah panji Lā ilāha illallāh!

Lawan perbudakan sistem kufur!
Hidupkan kembali semangat para syuhada!
Tegakkan keadilan dengan hukum Allah, bukan dengan sistem manusia.  (Rahmat Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement