Ibadah
Beranda » Berita » Ingat Ada Anugerah yang Banyak Membuat Orang Tertipu, Ini Tips Untuk Menghindarinya

Ingat Ada Anugerah yang Banyak Membuat Orang Tertipu, Ini Tips Untuk Menghindarinya

menjaga kesehatan
Ilustrasi. olahraga sangat dianjurkan dalam Islam

SURAU. CO. Dalam sebuah acara, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif menyebut bahwa menjaga kesehatan bagi manusia adalah kewajiban. Menurutnya semua orang wajib menjaga kesehatannya dan jika menyepelekannya adalah dosa. Kiai Samsul kemudian mengutip sebuah kaidah ushul fiqih yang menyatakan bahwa sesuatu yang menjadi penyempurna suatu kewajiban, maka hukumnya ikut menjadi wajib. Dirinya kemudian menjelaskan bahwa dalam Islam ibadah seperti shalat, puasa, dan menafkahi keluarga merupakan kewajiban, namun apabila seseorang tidak dapat fokus menjalankan kewajiban tersebut karena kondisi kesehatan, maka menjaga kesehatan menjadi bagian dari kewajiban itu sendiri.

Nabi melihat. bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, yang berbunyi, “Ada dua anugerah yang menyebabkan banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR.Bukhari). Maksud dari hadis bahwa kesehatan merupakan salah satu kenikmatan terbesar dari Allah SWT yang sering kali umat manusia melailaikannya atau tidak dimanfaatkan secara optimal.

Berkaca Pada Rasulullah

Jika kita belajar dari Rasulullah saw, maka dapat melihat bagaimana beliau sangat menjaga kesehatannya. Tercatat selama hidupnya hanya dua kali sakit. Pertama, saat diracun Zainab binti Al-Harits. Kedua, menjelang wafatnya. Rasulullah saw. selalu sehat dan bugar karena menjaga dan memperhatikan kesehatannya. Merujuk buku Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam karya Husain Heriyanto, setidaknya ada dua hal yang Rasulullah swa lakukan dalam menjaga kesehatannya.

Pertama, menjaga kebersihan diri. Rasulullah sawa sadar bahwa dasar dari kesehatan adalah kebersihan. Untuk itu Baginda Nabi sawa selalu membiasakan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memotong kuku tangan dan kaki, mandi hingga menjaga kebersihan gigi. Kedua, Rasulullah saw. selalu mengonsumsi makanan sehat, bersih, dan bergizi. Rasulullah paham betul tentang nutrisi dan kualitas yang terkandung dalam suatu makanan. Maka tidak heran jika beliau memerintahkan umatnya untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi selain juga melarang mengonsumsi sebagian lainnya.

Istilah Sehat

Dalam bahasa arab, “ash-shihhah” atau sehat mempunyai banyak seperti sembuh, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat dapat diartikan dengan keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya, waras, mendatangkan kebaikan pada badan hingga sembuh dari sakit. Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah adalah al-‘afiah yang artinya ash-shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah sering menjadi satu kesatuab ash-shihhah wa al’afiah. Hal ini bagi masyarakat Indonesia menjadi ‘sehat wal afiat’ dan artinya sehat secara sempurna. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Apabila mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomi. konsep “sehat”. Sementara itu versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merumuskannya menjadi sangat luas. Lembaga kesehatan dunia ini menyebut sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekadar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia seharusnya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

Prinsip Sehat

Islam sendiri mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan seperti penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan, maka manusia sebagai hamba Allah hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak bersikap kufur. Ada beberapa hadis Nabi saw menjelaskan tentang pentingnya kesehatan ini. Berikut diantaranya :
Pertama, Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Kedua, Abu Darda berkata, “Ya Rasulullah, jika saya sembuh da­ri sakit saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?” Nabi saw menjawab, “Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya.”
Ketiga, dalam hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa bangun di pagi hari dengan badan schat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti orang yang memiliki dunia seluruhnya.”
Keempat, hadis dari Ibn ‘Abbas. Ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Badan Juga Punya Hak

Cara menjaga kesehatan dalam ada dengan melalukan berbagai upaya. Dalam Islam salah satunya adalah mengonsumsi makanan bergizi yang yang cukup, olahraga cukup dan menjaga kebersihan. Al Al Quran sendiri memperbincangkan tentang makanan yang halal dan tyayib ada 27 kali. Hal tersebut tertuang dalam surat al-Baqarah, al-Maidah, al-Anfal dan an-Nahl. Para ulama juga menekankan tentang pentingnya kesehatan ini
Selain itu Islam juga menekankan masalah kesehatan mulai sejak bayi. Terbukti Islam sangat menekankan agar ibu menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga selalu menekankan adanya nilai kesehatan dalam menyusui. Selain Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan dengan memberikan hak badan sesuai dengan fungsi dan daya tahannya. Salah satunya Islam memberi tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga ada aturannya secara proporsional. Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan meski maksudnya untuk beribadah.

Kemudian aktivitas kesehatan lainnya adalah berolahraga. Dalam pandangan ulama fikih, olahraga adalah bagian yang menjaga kesehatan walaupun tidak mengaturnya secara rinci. Selain itu ajaran Islam juga sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah dalam kesehatan. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan populer dengan sebutan Thaharah. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kunci Ibadah

Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian. Menjaga kebersihan merupakan kewajiban dan kunci ibadah. Nabi bersabda: “Dari ‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci” (HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi). Selain itu berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan harus bersih dari najis, mutanajjis, dan hadats. Demikian pentingnya menjaga kesucian dalam Islam, sehingga dalam buku-buku fikih dan sebagian besar buku hadits selalu memulainya dengan mengupas masalah thaharah ini. Tidak heran kalau thaharah ini adalah fikih pertama yang dipelajari umat Islam.

Menurut Syekh ‘Abd al-Mun’im Qandil kebanyakan ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu yang diperuntukkan manusia dalam urusan kehidupan. Adapun kesucian spiritual meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran. ( dari berbagai sumber) Wallahu A’lam.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement