SURAU.CO–Keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia sebagai agama pendatang memaksa Islam untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan mereka masuki. Langkah ini merupakan salah satu sifat dari agama Islam yang plural, yang dimilikinya semenjak awal kelahirannya.
Kedatangan agama Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikian pula, kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya memiliki situasi politik dan sosial-budaya yang berbeda. Sementara itu, sumber-sumber yang mendukung masuknya Islam di Indonesia dari berbagai macam berita yang dapat terdokumentasi oleh sejarahwan.
Teori Arab: Peran Pedagang Sejak Abad ke-7 M (Masa Sriwijaya)
Berita ini bersumber dari para pedagang Arab yang melakukan aktivitas perdagangan dengan orang-orang Melayu. Kita meyakini pedagang Arab telah datang ke Nusantara sejak masa Kerajaan Sriwijaya, kurang lebih pada abad ke-7 M. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Nusantara bagian barat, termasuk Selat Malaka pada waktu itu. Kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara berusaha memperluas kekuasaannya ke Semenanjung Malaka sampai Kedah. Kita dapat menghubungkan hal ini dengan bukti-bukti prasasti 775 serta berita-berita Cina dan Arab abad ke-8 sampai ke-10 M. Ini erat hubungannya dengan usaha penguasaan Selat Malaka yang merupakan kunci bagi pelayaran dan perdagangan internasional.
Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syeh Muhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam Sejarah Kebudayaan Melayu, dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di Indonesia mengemukakan pendapat ini, seperti halnya Hamka dan Abdullah bin Nuh. Bahkan, Hamka dengan keras menuduh bahwa teori yang menyatakan Islam datang dari India adalah sebagai sebuah bentuk propaganda yang mengatakan Islam yang datang ke Asia Tenggara itu tidak murni.
Teori Eropa (Marcopolo 1292 M): Penemuan Kerajaan Islam Samudera Pasai
Berita dari Eropa ini berasal dari Marcopolo tahun 1292 M. Marcopolo adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia (Nusantara waktu itu), ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalur laut. Pada saat itu, Kaisar Cina memberi tugas Marcopolo untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada Kaisar Romawi. Dalam perjalanannya itu, Marcopolo singgah di Sumatra bagian utara. Di daerah ini, ia menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai. C. Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim, dan Bernard H.M. Vlekke adalah di antara sejarawan yang menganut teori ini.
Teori India (Gujarat): Peran Pedagang dalam Penyebaran Agama dan Kebudayaan
Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Sebab, di samping mereka datang untuk berdagang, mereka juga aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada setiap masyarakat yang mereka jumpai, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai. C. Snouch Hurgronye membawa teori ini setelah tahun 1883 M. Dr. Gonda, Van Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize adalah pendukung teori ini.
Teori Cina (Ma Huan 1400): Catatan Keberadaan Saudagar Muslim di Pesisir Utara Jawa
Berita dari Cina ini bersumber dari catatan Ma Huan. Ia adalah seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ma Huan dalam tulisannya menyatakan bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa. Begitu juga dengan T.W. Arnold yang menyatakan para pedagang Arab menyebarkan agama Islam di Nusantara. Saat itu, mereka mendominasi perdagangan barat-timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 M. Dalam sumber-sumber Cina yang lain disebutkan bahwa pada abad ke-7 M, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah permukiman Arab-Muslim di pesisir pantai Sumatra yang mereka sebut dengan Ta’shih.
Bukti Arkeologis dan Sumber Primer Dalam Negeri
Kita menemukan sumber-sumber berasal dari dalam negeri yang menerangkan tentang berkembangnya pengaruh Islam di Nusantara. Keterangan tersebut berdasarkan pada penemuan sebuah batu bersurat di Leran, Kabupaten Gresik. Mereka menuliskan batu bersurat tersebut menggunakan huruf dan bahasa Arab. Walaupun sebagian tulisannya telah rusak, namun dari batu tersebut dapat menceritakan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Maimun, yang berangka tahun 1028. Sumber lain adalah makam Sultan Malik Al-Saleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan Ramadan tahun 676 H atau tahun 1297 M. Sementara itu, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419 M juga menjadi bukti bahwa masuknya Islam telah terjadi di masa itu.(St.Diyar)
Referensi: Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia, 2015
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
