SURAU.CO – ๐๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ด๐ข๐ฌ ๐๐ข๐ต๐ธ๐ข ๐๐ข๐ณ๐ข๐ฎ ๐๐ฆ๐ฎ๐ฐ๐ฌ๐ณ๐ข๐ด๐ช ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข๐ฉ ๐๐ฌ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ฎ๐ถ, ๐๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฏ๐จ ๐๐ข๐ธ๐ข๐ฃ ๐๐ญ๐ข๐ฎ๐ข.
๐๐ฏ๐๐๐ฟ๐ฎ๐ธ: Majelis Ulama adalah mercusuar syariat tempat berkumpulnya para pewaris Nabi ๏ทบ yang menegakkan hukum Allah di tengah fitnah global dan tekanan politik dunia modern. Namun, ketika majelis kehilangan keberanian menegur penguasa, tunduk pada tekanan politik, serta diam terhadap sistem kufur seperti demokrasi, maka majelis itu kehilangan ruh ulama dan berubah menjadi sekadar majelis santriย forum penghafal ilmu tanpa ruh jihad dan menegakkan amar makruf nahi munkar, sebagaimana tanggung jawab dakwah yang dimanfaatkan oleh kepentingan syahwat duniawi yang akan membinasakan umat baik didunia dan diakhiratnya akibat ketersesatan dalam berlindung dan berhukum diluar dari syariat Allah Subhanahu Wa Ta’ala perintahkan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Menegaskan dalam Firman-Nya berikut:
> “Tidak patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzฤb [33]: 36).
Maknanya Ketika hukum Allah sudah jelas, umat tidak boleh mencari alternatif lain dari sistem selain Islam.
๐จ๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐ฃ๐ฒ๐๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ ๐ก๐ฎ๐ฏ๐ถ, ๐๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฃ๐ฒ๐๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ ๐๐ฒ๐ธ๐๐ฎ๐๐ฎ๐ฎ๐ป
Rasulullah ๏ทบ bersabda:
> โSesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.โ (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
> โAku tinggalkan pada kalian dua perkara; kalian tidak akan sesat selama berpegang pada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.โ (HR. Malik & Hakim โ Sahih)
Warisan ini bukan sekadar simbol kehormatan, melainkan amanah risalahย tugas untuk menegakkan kebenaran, menolak kebatilan, dan menjaga kemurnian hukum Allah.
Ulama sejati tidak tunduk pada sistem buatan manusia, apalagi pada tekanan penguasa. Mereka tunduk hanya kepada wahyu Al-Qur’an dan As-sunah, bukan suara mayoritas atau kepentingan dunia
๐๐ฒ๐๐ถ๐ธ๐ฎ ๐ ๐ฎ๐ท๐ฒ๐น๐ถ๐ ๐๐ถ๐ฎ๐บ, ๐ฆ๐๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ฎ๐ ๐ฃ๐ฎ๐ฑ๐ฎm
Majelis Ulama seharusnya menjadi benteng penjaga hukum Allah. Namun ketika fatwa dan kebijakan dikendalikan oleh kepentingan politik dan materi, maka syariat Allah tertawan oleh hawa nafsu manusia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> โDan janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada-Ku.โ (QS. Al-Mฤโidah: 44)
Diamnya ulama terhadap sistem kufur seperti demokrasi berarti memadamkan cahaya syariat di tengah umat. Padahal kewajiban mereka adalah menyalakan pelita kebenaran walau di tengah ancaman dan tekanan.
๐๐ฎ๐๐๐ฎ ๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐บ ๐๐ฒ๐บ๐ผ๐ธ๐ฟ๐ฎ๐๐ถ ๐๐ฎ๐ฟ๐๐ ๐ฆ๐ฒ๐ด๐ฒ๐ฟ๐ฎ ๐๐ถ๐๐ฒ๐ด๐ฎ๐ธ๐ธ๐ฎ๐ป
Demokrasi menempatkan suara manusia di atas wahyu. Ia menjadikan hukum mayoritas sebagai penentu halal-haram, menggantikan peran Allah sebagai Al-Hฤkim (Yang Maha Menetapkan Hukum).
Maka, Majelis Ulama wajib mengeluarkan fatwa tegas tentang keharaman demokrasi berdasarkan nash Al-Qurโan dan Sunnah sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah dan amanah risalah.
Menunda atau menyembunyikan kebenaran karena takut kekuasaan sama saja dengan mengkhianati amanah ilmu. Jika demikian, majelis itu perlu dikembalikan kepada ulama sejati bukan mereka yang takut kepada manusia dan dunia.
Rasulullah ๏ทบ Bersabda:
> โApabila urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.โ (HR. Bukhari)
๐จ๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐ ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐น๐ถ๐ป๐ฑ๐๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ง๐ก๐ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐จ๐บ๐ฎ๐ ๐๐๐น๐ฎ๐บ ๐ ๐ฎ๐๐ผ๐ฟ๐ถ๐๐ฎ๐
Dalam konteks kebangsaan, keberanian ulama untuk menyuarakan kebenaran harus didukung oleh kekuatan negara yang berlandaskan nilai Ketuhanan dan moralitas keadilan.
Hal ini sejalan dengan ๐๐๐ฅ๐ฉ๐ ๐๐๐ง๐๐ ๐๐๐ ๐ฅ๐ค๐๐ฃ ๐ ๐-3:
โ๐๐๐ฆ๐ข ๐๐ฌ๐๐ญ๐ซ๐ข๐ ๐๐ง๐๐จ๐ง๐๐ฌ๐ข๐ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ธ๐๐ฎ ๐ค๐๐ฉ๐๐๐ ๐ง๐๐ต๐ฎ๐ป ๐ฌ๐ฎ๐ป๐ด ๐ ๐ฎ๐ต๐ฎ ๐๐๐ฎ, ๐๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ ๐บ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฒ๐น๐ฎ ๐ธ๐ฒ๐ท๐๐ท๐๐ฟ๐ฎ๐ป, ๐ธ๐ฒ๐ฏ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ธ๐ฒ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐น๐ฎ๐ป.”
๐ผ๐ง๐ฉ๐๐ฃ๐ฎ๐, ๐ด๐ฆ๐ต๐ช๐ข๐ฑ ๐ฑ๐ณ๐ข๐ซ๐ถ๐ณ๐ช๐ต ๐๐๐ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ธ๐ข๐ซ๐ช๐ฃ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฐ๐ณ๐ข๐ญ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฑ๐ช๐ณ๐ช๐ต๐ถ๐ข๐ญ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐จ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ข๐ฏย ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ถ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ธ๐ข๐ณ๐ช๐ด ๐๐ข๐ฃ๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐จ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐บ๐ข๐ณ๐ช๐ข๐ต ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ.
Ketika ulama berjuang dengan ilmu dan kebenaran, maka TNI sebagai penjaga kedaulatan dan moral bangsa memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka dari ancaman politik, fitnah, dan tekanan duniawi.
Terlebih, Indonesia adalah negeri dengan 87% penduduk Muslim, maka sudah sepatutnya kekuatan mayoritas umat Islam menjadi penopang tegaknya syariat dan penjaga kehormatan ulama.
Kedamaian sejati tidak akan lahir dari kompromi terhadap sistem kufur, melainkan dari keberanian bersama ulama, umat, dan tentara untuk menegakkan hukum Allah dengan kejujuran dan keadilan.
๐ฆ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ป ๐ง๐ผ๐ฏ๐ฎ๐ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ง๐ฎ๐ป๐ด๐ด๐๐ป๐ด ๐๐ฎ๐๐ฎ๐ฏ ๐ฆ๐๐ฎ๐ฟ’๐ถ
Setiap ulama akan dimintai pertanggungjawaban atas ilmu yang disembunyikan dan kebenaran yang ditinggalkan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> โSesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan (yang jelas), mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh seluruh makhluk.โ (QS. Al-Baqarah: 159)
๐๐ฎ๐ฟ๐ฒ๐ป๐ฎ ๐ถ๐๐, setiap ulama wajib bertaubat dari diam terhadap kebatilan, menegakkan kembali suara wahyu di atas suara politik, dan menjadi penjaga hukum Allah, bukan penjaga stabilitas kekuasaan.
๐๐ฒ๐๐ถ๐บ๐ฝ๐๐น๐ฎ๐ป
Majelis Ulama bukan forum kompromi, melainkan medan jihad memperjuangkan Akhidah.
Jika tidak mampu menegakkan hukum Allah dan membebaskan diri dari tekanan politik, maka ๐บ๐ฎ๐ท๐ฒ๐น๐ถ๐ ๐ถ๐๐ ๐ต๐ฎ๐ฟ๐๐ ๐ฑ๐ถ๐ฟ๐ฒ๐ณ๐ผ๐ฟ๐บ๐ฎ๐๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ถ๐ธ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐น๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ธ๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐ฝ๐ฒ๐๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ ๐ก๐ฎ๐ฏ๐ถ, bukan kepada santri yang belum mencapai derajat keilmuan, hikmah, dan keberanian untuk berkata benar.
Majelis yang diam terhadap kekufuran demokrasi bukan lagi majelis ulama, tapi majelis santri yang kehilangan marwah dan arah yang harus segera direformasi agar umat Islam selamat dari penyimpangan akhidah dan azab Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
๐ฆ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ธ๐๐ฎ๐ต
๐ฆ๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐ฟ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ธ๐๐ฎ๐ต ๐ถ๐ป๐ถ ๐ฑ๐ถ ๐๐ฒ๐๐ถ๐ฎ๐ฝ ๐บ๐ฎ๐ท๐ฒ๐น๐ถ๐, ๐บ๐ฎ๐๐ท๐ถ๐ฑ, ๐ธ๐ฎ๐บ๐ฝ๐๐, ๐บ๐ฎ๐ฟ๐ธ๐ฎ๐, ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฟ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ฝ๐๐ฏ๐น๐ถ๐ธ ๐ฑ๐ถ๐ด๐ถ๐๐ฎ๐น ๐๐ฎ๐ป ๐๐ฒ ๐ ๐ฎ๐ท๐ฒ๐น๐ถ๐ ๐จ๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐๐ป๐ฑ๐ผ๐ป๐ฒ๐๐ถ๐ฎ ( ๐ ๐จ๐ )
Bangkitkan kembali marwah ulama sebagai pewaris Nabi ๏ทบ, dan bersinergilah dengan TNI serta umat Islam mayoritas untuk membebaskan negeri ini dari belenggu sistem kufur dan kepentingan duniawi.
Rasulullah ๏ทบ Bersabda:
> โBarang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu selemah-lemahnya iman.โ
(HR. Muslim).
๐๐ต๐น๐๐ ๐ฆ๐๐ป๐ป๐ฎ๐ต ๐๐ฎ๐น ๐๐ฎ๐บ๐ฎโ๐ฎ๐ต
#MajelisUlamaBukanMajelisSantri #MajelisUlamaIndonesia #FatwaHaramDemokrasi #UlamaPewarisNabi #TNIUntukKebenaran #KembalikanSyariatAllah #UmatIslam87Persen #JihadFiSabilillah. (Rahmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
